Share

Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi
Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi
Author: Tinna Mehna

Bab 1 . kekerasan suamiku

Author: Tinna Mehna
last update Last Updated: 2023-07-21 14:29:19

bab 1

Ku terbangun dari tidurku karena mendengar suara gebrakan pintu dan suara suamiku yang terdengar marah. Aku buka mataku dan ku lihat jam dinding menunjukan angka 2 dini hari.

“Rina! Cepat buka! Dasar lambat!”

Aku pun segera bangun dari tempat tidur ku lalu ku bergegas membuka pintu itu. Seketika bau semerbak alcohol tercium menusuk ke hidungku.

“Mas? kamu kenapa? kamu darimana sih mas? bau alcohol gini? Kamu minum mas? Haram mas, ingat haram”

“Halah, kamu lagi kamu lagi! Rina, aku muak dengan kamu. Minggir!" ucapnya dengan nada tinggi.

“Aw! Sakit …” ucapku dengan mengusap punggung ku.

Mas hanif mendorongku sampai punggungku terhentak terkena pegangan pintu. Ku coba tahan rasa sakit ini, rasanya aku sudah terbiasa melihat mas hanif yang selalu pulang malam. Aku hela nafasku lalu ku tutup pintu kamarku dan menguncinya.

Ku lihat mas hanif, Pakaian nya berantakan. Dia berjalan sempoyongan dan mengigau saat berjalan. Setelah itu, dia langsung tergeletak tidur di tempat tidur. Aku tak tau apa yang dia alami selama ini. karena beberapa bulan belakangan ini, dia tak pernah pulang sore dan tak pernah berkumpul dengan aku dan anak-anak.

“Mass maass, kamu kenapa sih mas. pulang selalu saja marah-marah, kau lampiaskan amarah mu di tempat kerja pada ku dan pada anak-anak mu” ucapku sendiri.

Aku pun menarik nafasku dan ku hembuskan. Lalu setelah itu, ku buka sepatu dan ku buka baju dan celana nya. Setelah itu ku posisi kan dengan benar tubuh mas hanif agar dia bisa tidur dengan nyaman. Setelah itu ku selimuti dia dan aku ambil semua celana, baju dll ke kamar mandi. di saat ku akan meletakan semua baju kotor mas hanif ke dalam keranjang pakaian kotor, aku mencium bau parfum perempuan yang sama dari hari-hari sebelumnya. Apa mas hanif memakai parfum ku? Tapi yang ku ingat di lemari ku tak ada wangi parfum ini. ku bisa mengira kalau parfum ini merk D*or yang terkenal. Tapi dari dulu ku selalu saja menghiraukan nya karena ku tau suamiku bekerja dengan model yang bisa saja parfumnya tak sengaja menempel di baju nya.

“Sudahlah, berfikir yang positif Rina …” ucapku.

Aku pun kembali meletakan baju itu di keranjang pakaian kotor lalu aku mencuci tanganku dan kembali tidur. Pukul 4 pagi alarm berdering, ku memang selalu menyetel alarm pukul 4 pagi. Aku tengok suamiku masih tertidur pulas di sampingku. Aku bangun dengan pelan-pelan agar tak membangunkannya, Setelah berhasil turun dari tempat tidur, aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu tak lupa ku Setelah selesai membersihkan diriku, ku tak lupa menjalankan kewajiban ku, pukul 5 pagi, barulah aku ke kamar putra-putraku, ku bangunkan kedua putraku yaitu Abimanyu dan Kresna untuk mandi dan bersiap berangkat ke sekolah. Aku memang sudah menanamkan disiplin sejak mereka masih kecil, mulai dari bangun pagi terus mandi sendiri, makan sendiri, memakai pakaiannya sendiri, dan membereskan piring kotor ke tempatnya.

“Ma, Abhi engga bisa pakai sabuk” ucap anakku.

“Sini mama ajarin, ujung sabuk ini dimasukan ke sini terus tinggal tarik deh habis itu abi tinggal tekan ini biar kencang, udah deh” jelas ku.

“Oh, gini aja, gampang sekali hihihi, ini mah kecil, besok abi pake sendiri ah” jawab abi anakku.

“Iyaa dong, abhi kan pinter pasti bisa pake sendiri, mama minta tolong ya sayang kalau adik kamu minta tolong pakaikan baju tolong pakaikan ya mama mau bikin sarapan dulu, nanti ke bawah ya” ucapku.

“Hihihi, oke mama, abhi bantu ade dulu, mama bisa tolong buatin abhi bekal ya ma, abhi pulang sekolah mau langsung ke latihan futsal.” Jawabnya.

“Iya, Sayang.” Jawab ku.

Aku pun menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Di rumah yang cukup besar ini, ku dibantu oleh mbok ani. Mbok ani sudah bekerja di sini dari aku dan mas hanif menikah.

Hari-hari ku setelah menikah dengan mas hanif adalah menjadi ibu rumah tangga. Aku sudah putuskan untuk fokus melayani suamiku dan merawat anak-anak ku saja. Sebenarnya ku ingin bekerja lagi, apalagi Ketika mas hanif memberiku nafkah yang kurang dari biasanya. Awal ku menikah dengan mas hanif, dia memberiku 20 juta lebih perbulan lebih dan itu lebih dari cukup untuk hidup berdua dengan nya, bahkan ku selalu tabung setengahnya untuk sewaktu-waktu ada hal darurat yang mengharuskan keluar uang lebih banyak, atau untuk biaya lahiran, atau biaya sekolah anak nanti.

Namun entah kenapa semenjak aku melahirkan anak ku yang kedua, kresna. Dan kalau di hitung sudah lebih dari 5 tahun belakangan ini dia hanya memberiku 2 juta saja perbulan. Mau ga mau setiap bulannya ku harus mengambil uang dari tabunganku untuk mencukupi kebutuhan rumah dan juga anak-anakku, hingga tabunganku sudah hampir habis karena dipakai untuk semua kebutuhan rumah tangga, listrik, air, kebutuhan bulanan, bayar sekolah ke dua anakku, membayar mbok ani, dan membayar tagihan lainnya. Ku berfikir positif kalau pekerjaan mas hanif sedang sepi jadi ku hanya diberi segitu. Tapi, seharusnya dia tahu dan sadar kalau sekarang ada anak kebutuh dan tanggungjawab dia bertambah, Tapi entah bagaimana pun aku menyadarkannya, dia tetap memberiku 2 juta saja per bulannya. Kalau begini terus, uang yang ada di tabunganku akan habis, uang yang ku tabung ini rencana nya ingin aku gunakan untuk biaya sekolah kedua anakku.

Aku juga sebenarnya bingung harus bekerja apa tapi karena ku tak ada bakat apapun kecuali modeling, tapi ku sadar diri juga akan kondisiku sekarang ini. ku pernah di tawari oleh rekanku untuk jadi model, seorang CEO dari sebuah perusahaan fashion, dulu aku pernah menjadi brand ambassador produknya, namun setelah dia melihatku yang sekarang, tiba-tiba saja keesokan harinya dia menelpon dan memberitahu ku bahwa dia tidak bisa memperkerjakan ku karena dia sudah menemukan model yang tepat.

Waktu itu aku memakluminya, karena ku juga harus sadar diri, aku yang sekarang bukan aku yang dulu, kumal, lusuh, muka jerawatan, dan badanku sekarang sudah berbeda dengan yang dulu. Ku anggap itu bukan rejeki ku.

Setelah ku selesai membuat sarapan, anak-anakku turun bersama-sama.

“Sayang, ayo sarapan dulu nih udah mama masakin nasi goreng.” ucapku.

“Iya ma …” jawab abhi anakku.

Abhi membantu adiknya untuk duduk di kursi yang lebih tinggi darinya, setelah itu aku menyajikan nasi goreng untuk mereka. Lalu ku tuang susu yang aku buat tadi kedalam gelas anak-anakku. Sambil menunggu mereka selesai sarapan, ku akan bangunkan suamiku.

“Abhi ambil nasi goreng nya sendiri ya, bisa kan? Sekalian ambilkan kresna juga, mama mau bangunin papa dulu ya kalian kalau udah sarapan tunggu sebentar disini.” ucap ku.

“Iya mama ...” jawab abhi.

“Emm mama …” jawab kresna.

Setelah itu ku berjalan menuju kamarku, ku buka gagang pintu kamar ku, sambil memanggil suamiku.

“Mas ... mas hanif bangun ...udah siang mas.” ucapku dengan lembut.

“Apa sih! Jangan Pegang-pegang!.” bentak mas Hanif padaku.

Padahal aku tak berteriak memanggilnya, aku juga tak menggoyang-goyangkan badannya, kenapa dia sangat marah?

“Mas, kenapa kamu marah? Kan aku cuma bangunin kamu mas. Memangnya kamu engga ada project hari ini?.” ucapku lirih dan dekat dengan wajahnya.

“Ngak! Pergi sana! Muak sekali lihat muka mu!.” Ucap Mas Hanif.

“Tapi mas, setidaknya kamu makan dulu biar kamu ga masuk angin” ucapku lagi

“Berisik!! Pergi kamu!" ucap mas hanif yang bangun dan mendorongku.

“Aw, mas …”

Mas hanif langsung berdiri dan berlari sempoyongan menuju ke kamar mandi. Aku pun mengikuti nya, Ku lihat dia sedang mual dan muntah di wastafel, aku dengan sigap membantu memijat tengkuk nya agar dia bisa memuntahkan apa yang dia ingin muntah kan.

“Awas! Minggir ! Kamu ga ngaca apa? Sebal sekali lihat wajah mu”

Mas hanif mendorong ku hingga punggung dan keningku terkena closet.

“Aw, Mas sakit … kamu kenapa sih? Maksud kamu apa? Aku bau? Kenapa kamu gak mau ku sentuh mas? Terus dari sebulan ini selalu aja hindari aku. Kenapa sih mas? Aku salah apa?”

“Seharusnya kamu ngaca udah tau apa salah kamu! Introspeksi diri! Enyahlah!”

Mas hanif keluar dengan membanting pintu kamar mandi dengan keras.

Kenapa dengan mas hanif? Aku sempat bercermin dulu di depan wastafel. Dan aku tak merasakan ada yang salah denganku lalu mengenai bau, apa iya aku sebau itu?.

Sedang ku di bingung kan oleh sikap mas hanif yang kasar, aku merasakan punggung dan kening ku sangat sakit. Ku pegang kening ku, dan aku di kejutkan dengan darah yang ada di tanganku.

“Aw, perih …” rintihan ku.

Aku berdiri lalu ku ambil kapas di balik kaca wastafel dan ku tap-tap kapas itu ke keningku.

~

Bersambung …

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 32.

    Setelah aku berpamitan, aku keluar lalu langsung berangkat ke kantor polisi. Beberapa menit kemudian, kami sampai. Aku berharap polisi sudah bisa menemukan lokasi keluarga mas Hanif. "Selamat pagi pak!" Sapa salah seorang polisi pada papa."Pagi pak.""Silahkan masuk dan duduk di dalam." Kami pun masuk kedalam sebuah ruangan lalu datanglah seorang pria bertubuh besar dan tinggi masuk kedalam ruangan yang kami duduki ini. Dia bersalaman dengan kami. "Pagi pak, bu, dan mbaknya. Mohon maaf karena kami dadakan memanggil anda kemari. Emm, begini pak jadi dalam investigasi kami secara tak sengaja dalam proses itu, kami telah menemukan seorang anak laki-laki sekitar umur 6-8 tahun di lokasi yang tak jauh dari lokasi kami melakukan pencarian cucu anda. anak laki-laki tersebut di temukan dalam keadaan tak bernyawa dan juga memakai pakaian sekolah juga. Ada nama ini seragamnya." Jelas polisi itu lalu menyerahkan baju SD yang di lapisi dengan plastik untuk barang bukti. di baju

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 31.

    Untungnya Abhi tak mengeluh karena perjalanan itu. Dia malah mendorongku terus agar mempercepat laju kendaraan ini. Sesampainya di rumah mantan mertua ku itu, ku lihat sekeliling terlebih dulu, karena rumah itu terletak di ujung jalan dan depannya tanah kosong sehingga suasana terlihat sangat sepi sekali. "Ma, ayo kita turun. Kita coba ma masuk ke rumah nenek jahat. Abhi takut Kresna di apa-apain." Ucap Abhi khawatir. "Sebentar sayang, kan tunggu puma dulu masih ada di belakang itu belum sampai. Lagipula lihat sepi sekali kan rumahnya?" "Iya juga sih ma, itu rumahnya kenapa kotor sekali ya ma. nenek jahat memang pemalas sekali sukanya nyuruh-nyuruh mama bersihin semuanya dulu. Sekarang lihat? sebenarnya yang jorok itu nenek sendiri bukan? Iiih Abhi engga suka. Dulu mama sering kecapean karena nenek." Ucap Anakku lagi memasang raut wajah yang cemberut. Tante Sofi pun datang dan dia parkir di depan mobilku. Aku turun dan tak lupa membantu anakku turun dari mobil juga. "Tan,

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 30.

    "Tadi Kresna di sini ma. Lagi makan tapi satu jam kemudian Abhi ke sini lagi dia engga ada.""Emm, sayang kamu duduk sini dulu ya. Mama ma muter cari Kresna." "Abhi ikut ma..""Jangan sayang, nanti Abhi cape.""Engga ma, Abhi engga cape kok. Ayo kita cari lagi."Akhirnya aku gadeng anakku dan berjalan terus masuk kedalam sekolah mencari anakku Kresna. Hingga Abhi yang ku lihat lelah, aku mengajaknya untuk duduk di bangku depan kelas. Sedang aku celingak-celinguk, ada seorang guru yang menghampiri kami. "Permsii bu? Maaf saya tadi lihat seperti mencari seseuatu. Apa ada yang hilang Bu?""Oh iya pak. Maaf, saya sedang mencari anak saya.""Pak Yusuf, Adik Abhi yang kelas 1 hilang pak." Seru Abhi to the point. "Apa? Hilang? Maksudnya bagaimana ini? Hilang di mana? Maaf bu, kelas 1 sudah selesai pelajaran dari jam 10.30 tadi bu. Apa dia belum pulang kerumah? Coba anda hubungi orang rumah dulu bu, siapa tau anaknya sudah pulang.""Belum saya tanya orang rumah pak tapi anak saya tadi dudu

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 29.

    Beberapa hari kemudian, pagi-pagi sekali ku persiapkan segalanya. Ku berpakaian rapi, Di depan meja rias, Aku berdandan tipis agar terlihat fresh. Tak lupa ku semprotkan parfum di kedua sisi leher ku. “Mama ..” Ku mendengar suara anakku yang membuka pintu kamar ku. Aku menoleh ke arah anakku. “ Pagi sayang..” “Pagi juga mama. Ma, ini buat mama..” Anakku menyodorkan sepiring sandwich untukku. “Haa.. terima kasih sayang.. Abi buat sendiri?” Ucapku sembari menerima makanan itu. “Iya mama.. Hari ini kan mama mau foto-foto lgi hihi. Makan ini ya mama, Abi engga nambahin mayonnaise kok ma. Isi nya semua nya sayuran kesukaan mama, hehe.” “Astaga, pintar nya anak mama. Terima kasih ya sayang. Mama makan ya..” “Iya mama. Hehe.. Ya udah ma, Abhi mau pakai seragam dulu ya ma.. Oh ya mama, abhi sama kresna di antar puma ya ma. Jadi mama langsung berangkat aja. Hehe. Emmmuah, semangat mama.” Ucap Anakku dengan ceria dan langsung mencium kedua pipiku. Dia pun berlari keluar dari kam

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 28.

    “Permisi ka.” Awalnya ku diam saja karena ku kira panggilan itu bukanlah untukku. “Mbak, itu di panggil.” Tepuk ibu-ibu yang sepertinya sedang menunggu anaknya juga sepertiku. Ku menoleh dengan membalikkan badan ku mengahadap kearah seorang yang memanggilku itu. “Anda panggil saya mas?” “Iya kak. Mohon maaf sebelumnya kalau menggangu. Perkenalkan saya Tio dari majalah harian wanita. Saya mengenali anda bu. Mohon maaf, apa anda adalah Rose?” tanya pria itu padaku. Ku terkejut dengan pertanyaan nya. Bagaimana dia tau bahwa aku adalah Rose? Nama itu adalah nama panggung ku. “Maaf kak, apa boleh kita bicara sebentar di sana?” Lanjutnya berucap. “Mau apa kamu?” “Saya hanya ingin bertanya sesuatu ka. Jangan takut, ini kartu identitas saya menandakan bahwa saya memang benar fotografer di sana” Ku lihat kartu nama itu, “Tio Swiriyo, Fotografer majalah Etime Wanita” Melihat itu, ku memakluminya. Dulu aku memang pernah menjadi model cover majalan itu. Tapi itu kan dulu, dia hebat sekal

  • Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi   Chapter 27.

    “Rina? Rin?” Aku yang sedang sarapan, menoleh ke sumber suara. “Tante? Ada apa tan?” tanyaku.“Uh, enak nih. Bentar ku icip dulu,” “Iya tan, cobain ini juga.” Ku ambilkan sebuah salad ayam mayo untuknya. “Heem enak sekali… oh ya, ada kabar dari Andrea.” “Kabar apa tan?” tanya ku antusias. “Aku sudah kabari kalau kamu sudah memenuhi syarat nya lalu dia berkata agar kamu bisa berangkat menemui nya segera. Nah, tante sudah konfirmasi mengenai tiket pesawat, fasilitas hingga tempat tinggal kita di sana. Tante mau bertanya padamu. Apakah kamu benar-benar mau ke sana?” Dengan suara yang antusias, aku pun mengiyakan. “Syukurlah, bagaimana kalau di tanggal 1? Pas di sana musim panas saja. kata Andrea, kamu juga harus masuk lagi akademi modelling agar kamu semakin lihai ketika nanti fashion show.” “Iya tan, Rina tau itu. emm, Rina rasa boleh juga. Tapi, Rina bingung tan. Rina hanya kepikiran saja anak-anak Rina.” “Hmm, kan hal itu sudah di obrolin dulu Rin. Abhi dan Kresna tiap bulan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status