Home / Romansa / Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir / Aku Mau Kamu Yang Melakukannya

Share

Aku Mau Kamu Yang Melakukannya

Author: Juniarth
last update Huling Na-update: 2025-05-27 22:27:47
"Kapan itu, Pak?"

"Besok, Lin. Kalau kamu ada waktu luang, pulanglah. Temani Ibumu saat persidangan adikmu."

Ralin terdiam sejenak dan berpikir. Karena jika dia pulang kampung itu artinya dia harus meminta izin pada Lewis dan mengajak serta Levi.

Karena sekarang Levi telah kembali menjadi tanggung jawabnya.

"Ibumu jarang bisa tidur, nangis terus. Padahal Bapak udah bilang kalau Lewis udah nyewa pengacara yang terbaik. Sampai Bapak nggak tahu harus gimana mbujuk Ibumu."

"Aku akan coba bilang Mas Lewis, Pak."

Setelah sambunga telfon berakhir, Ralin menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul empat sore. Masih lama. Karena Lewis biasanya pulang ketika mendekati pukul tujuh malam.

Sembari menunggu Lewis pulang, Ralin menjalankan tugasnya untuk mengasuh Levi. Perlahan-lahan kebiasaan yang kurang baik itu hilang.

Levi mulai bisa melepaskan diri dari gadget meski Ralin harus ekstra keras membersamainya.

Ketika jarum jam menunjukkan angka tujuh malam, Ralin mendengar suara pintu tertut
Juniarth

:-0

| 16
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
pemuda bujang
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
denmas,singkatan raden mas,itu bukti kalau ada darah biru,untuk bangsawan jawa,sebetulnya sebutan itu,untuk kalangan bawah manggil bangsawan.untuk hubungan suami istri,biasanya,manggilnya kangmas,walau istri kalangan bawah,nah kalau pelayan memanggilnya bendoro.sebetulnya denmas panggilan buat pemud
goodnovel comment avatar
Sri Suerti
aah,sebel,sebel kenapa hrs ada zailyn yg dtg kembali,sehingga menyakiti hatiku
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Melindungi Dengan Cara Yang Salah

    Ralin baru saja hendak menggandeng Levi masuk ke dalam badara. Asisten rumah tangga yang bersamanya juga sudah siap mendorong troli berisi tas dan koper mereka.Namun seorang pria berpakaian hitam rapi bergegas mendekat. Dia adalah sopir pribadi Lewis, wajahnya cemas, menggenggam sebuah map bersegel.“Nyonya Ralin!” panggilnya.Ralin menoleh dan menatapnya keheranan. Kemudian sopir itu sedikit membungkukkan badan lalu menyerahkan map bersegel itu. “Maaf, saya tadi menemukan ini di jok belakang. Sepertinya dokumen penting milik Pak Lewis untuk rapat di Bali.”Ralin menerima map itu tanpa curiga. Namun, jika Andre sudah bersama Lewis, bukankah segala sesuatunya telah disiapkan asistennya itu dengan cermat?Kemudian Ralin membuka segel map dan melihat isinya. Menarik lembaran pertama.Matanya menyusuri halaman itu. Bukannya berisi rincian keuangan pabrik atau yang berkaitan dengan rapat di Bali.Melainkan ….Nama Pasien: Ralin Hartadi.No. Rekam Medis: HRTD-0031.Diagnosis: Uterine abn

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Tidur Di Balik Reputasi Suamiku

    Emerald Sky Residence – Tower C, Unit 1906Ketukan pelan namun tegas terdengar di pintu apartemen bernomor emas itu. Alicia baru saja keluar dari kamar mandi saat suara itu terdengar. Ia merapikan jubah tidurnya yang mahal, lalu berjalan pelan menuju pintu.Begitu pintu dibuka, dunia Alicia seakan berhenti sejenak.Di ambang pintu, berdiri seorang perempuan yang tidak asing—anggun, tenang, namun sorot matanya menusuk tajam.“Bu … Ralin?”Ralin mengangguk. “Alicia.”Sejenak keduanya terdiam. Lalu Alicia membuka pintu lebih lebar, berusaha tetap tenang.“Silakan masuk.”Ralin melangkah masuk tanpa melepas pandangan. Mata elangnya menyapu ruangan yang wangi lavender dan penuh nuansa emas. Mewah, tapi terasa kosong.Hatinya sedikit terkoyak ketika mengingat jika Lewis yang mempersilahkan Alicia menempati apartemen ini. Dengan alasan balas budi.Bahkan Ralin mengetahui hal itu dari Sari. Bukan dari mulut Lewis sendiri.“Saya tidak menyangka Ibu akan datang … tanpa memberi kabar dulu,” kata

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Executive Ocean Room – 2 Malam

    Alicia tidak langsung pergi.Ia berdiri di hadapan meja kerja Lewis, menatap lelaki itu dengan sorot mata yang nyaris berair, namun tetap terkontrol. Tekanan emosinya bukan sekadar marah, ia sedang memainkan kartu tersakitnya.“Saya sudah pulang larut malam, bekerja dua kali lebih keras, bahkan menggantikan fungsi manajemen yang seharusnya dikerjakan lima kepala divisi. Semua itu ... karena pabrik ini ribuan kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya disini,” ucapnya lirih, tapi cukup tajam untuk menembus dinding pertahanan Lewis.Lewis mengusap wajahnya, gelisah. “Al, ini hanya rapat tahunan biasa.”Alicia tersenyum kecil. “Saya cuma kasihan, Pak. Bagi saya rapat ini bukan sekadar ‘biasa’. Semua investor besar ada di sana. Kalau strategi digital ini dipresentasikan hanya oleh Andre yang bahkan tidak tahu napas dari sistem ini, Bapak bisa kehilangan momentum.”Kalimat itu membuat Lewis diam. Dia selalu akan menjadi lemah jika itu berhubungan dengan pabrik.Matanya menatap map di atas

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Dua Pilihan Sulit

    “Dia pernah terlibat dalam penggelapan dana salah satu perusahaan startup digital dua tahun lalu. Perusahaan itu bangkrut. Pemiliknya nyaris dipenjara. Tapi Alicia atau siapa pun nama aslinya waktu itu menghilang sebelum penyelidikan selesai.”“Tapi … kenapa dia bisa lolos?” tanya Ralin dengan suara tercekat.“Karena dia cerdas. Dia tahu kapan harus menghilang, kapan harus muncul lagi dengan identitas baru. Dan sayangnya, dia muncul kembali sebagai 'penyelamat' Hartadi Group. Membawa ide-ide digitalisasi yang sebenarnya hasil curian dari blueprint perusahaan sebelumnya.”Ralin membeku. “Kamu yakin?”David mengangguk perlahan. “Saya tidak akan bicara ke Nyonya kalau belum verifikasi. Bahkan Andre pun sekarang sedang mengumpulkan bukti tambahan.”Ralin memejamkan mata. Matanya panas. Tenggorokannya kering.“Kenapa kamu nggak bilang ke Mas Luis biar kamu dapat dukungan nyari semua kecurangan Alicia?”“Tidak semudah itu, Nyonya.” David berusaha sesopan mungkin pada Ralin, “Kalau informasi

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Nggak Lebih Dari Satu Jam

    Lewis menatap Alicia yang berdiri begitu percaya diri di hadapannya.Senyum perempuan itu memang selalu sulit ditebak, antara tulus atau penuh perhitungan. Apalagi setelah hari yang begitu melelahkan dan pertengkaran yang menyisakan luka dengan Ralin, pikiran Lewis sedang tidak jernih.“Aku…” Lewis membuka mulut, lalu menatap jam dinding. “Maaf, Al. Aku harus pulang cepat.”Alicia mengangguk pelan, seolah mengerti, tapi ekspresinya tetap mengandung harapan.“Cuma satu jam saja, Pak. Tempatnya juga dekat. Saya butuh Pak Lewis denger langsung ide baru saya, mumpung masih segar. Ini juga demi perusahaan.”Kata-kata terakhir itu sukses membuat Lewis ragu sejenak. Kepalanya sedang penuh. Tapi kalau ini urusan pekerjaan, mungkin ini bisa sedikit mengalihkan rasa bersalahnya pada Ralin. Lagipula, satu jam saja, pikirnya.“Oke,” jawab Lewis akhirnya. “Tapi hanya sebentar ya?”Wajah Alicia langsung berbinar dan penuh harap. “Terima kasih, Pak. Kita naik mobil baru saya … atau naik mobil Bapak?”

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Makan Malam Kecil Berdua Saja

    Pagi itu, ruang rapat utama Hartadi Group dipenuhi para kepala divisi, direktur anak perusahaan, dan beberapa pemegang saham minoritas.Luis, si kakak, biasanya memimpin rapat, hari ini duduk sedikit menahan raut bingung, sebab Lewis memutuskan mengambil alih presentasi langsung.Dan lebih mengejutkan lagi, Alicia yang berdiri di depan layar, memaparkan strategi ekspansi digital masif, termasuk pemotongan anggaran distribusi lama dan investasi besar ke platform daring eksklusif buatan pihak ketiga.“Dengan platform ini, kita menghemat 38% biaya distribusi dalam 6 bulan. Targetnya adalah menyasar pasar anak muda usia 21–30 yang menginginkan pembelian cepat dan fleksibel,” jelas Alicia tenang.Luis menoleh pada Lewis. “Kamu yakin mau langsung commit ke platform ini, Dek? Kita belum analisis vendor-nya lebih dalam.”Lewis mengangguk cepat. “Sudah cukup, Mas. Kita harus gesit. Jangan terlalu lama di tahap validasi. Kita butuh terobosan.”Luis mengangkat alis sedikit tidak setuju. “Kita pun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status