Share

Sosok Yang Dulu?

Happy Reading, Semoga Suka ><

Setelah pulang ke rumahnya, Arka menemui Mama Alina dengan rasa bahagia, yang belum pernah terlihat sebelumnya.

"Assalamu'alaikum, Maa Arka pulang"

"Wa'alaikumussalam, Arka akhirnya kamu menjadi seorang dokter, mama bangga sama kamu."

Mama Alina dan Arka berpelukan, Arka akhirnya menjadi seorang dokter, ia akan menjadi dokter untuk Shea dan menyembuhkan penyakitnya. Shea mempunyai penyakit ginjal stadium awal saat dirinya masih kelas satu SMP. Sampai saat ini Shea sering merasa kesakitan dibagian perut kirinya. Namun Arka, Mama Alina baik Papa Darwin selalu bilang kalau itu hanya sakit biasa atau masuk angin saja.

Arka pergi ke kamarnya, ia mengganti pakaiannya dan baring sejenak. Tiba-tiba ia terpikirkan wanita tadi yang tak sengaja ia tabrak di koridor rumah sakit. Tak biasanya Arka sampai memikirkan wanita itu, biasanya ia tak peduli soal perempuan, tapi mengapa rasanya ada yang berbeda pada Arka saat bertemu wanita itu.

"Siapa dia? Gak asing banget mukanya," jelas Arka saat memikirkan wanita itu. Ia lalu membuyarkan lamunannya, "asstagfirullah"

Ia juga terpikirkan keadaan Shea disana, tak lama dari itu Arka menelpon Shea.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, tumben ada apa a Arka nelepon Shea?"

"Gimana disana? Baik-baik?"

"Alhamdulillah baik kok, besok Shea ke kebun perusahaan yang Shea tempati buat PKL bulan depan." 

"Alhamdulillah, jaga kesehatan aja. Fokus bentar lagi kamu lulus"

"Amaann"

"Yaudah assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam a Arka"

Arka menutup teleponnya, ia tertidur sejenak, hari ini adalah hari melelahkan juga buat Arka, ia butuh cukup istirahat.

"Arka? Kamu masi ingat sama aku gak? Temen kecilmu waktu dipondok" Sahut seorang wanita memanggil Arka

"Siapa? Ucap Arka sambil heran bertanya tanya.

"Aku, teman kamu sekarang kita udah gede" Balas wanita itu.

"Oohh iyaa, gimana kabarmu? Maaf baru ingat kamu pangling sekarang"

"Bisa aja, hahaha" Mereka tertawa bersama.

Arka terbangun, ia mengira itu nyata namun hanya mimpi. Arka terpikir apa jangan-jangan wanita itu adalah orang yang dimimpinya. Arka mempunyai rencana untuk mencari tahu keberadaan wanita itu, ini tak biasa bagi Arka. Namun, sekali ia penasaran ia selalu tetap ingin mencari tahu. 

"Mungkin saja besok wanita itu ada di rumah sakit" pikir Arka.

Arka pun keluar kamar untuk makan malam bareng Mama Alina. Ia bantu menyiapkan makanannya. Untuk 3 hari ini dirumah hanya ada Mama Alina dan Arka.

"Ma, papa kapan pulang?" Tanya Arka sambil menyantap makanannya.

"Bulan depan Arka, Mama juga kangen Papa" balas Mama Alina sambil tertawa.

"Ma, Arka pernah punya teman kecil gak waktu dipondok? Waktu Arka Masi umur 7 tahun"

"Mmmm ada kayanya tapi mama lupa namanya siapa udah lama juga kita gak ketemu, kamu sama dia seperti saudara sangat dekat Arka. Kenapa memang?"

"Ngga ma, nanya aja. Perempuan?"

"Iyaa cuman perempuan satu-satunya yang dekat sama kamu."

Lalu mereka kembali menyantap makanannya. Mama Alina heran mengapa Arka menanyakan temannya yang sudah belasan tahun tidak bertemu.

*****

Keesokan harinya, Arka bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, ini adalah hari pertama Arka menjabat sebagai dokter. Tanggung jawabnya sangat besar, dokter adalah perantara Tuhan dengan Hambanya. Sekaligus Arka ingin mencari tahu tentang perempuan itu.

Arka sudah sarapan pagi ia langsung pergi menuju rumah sakit. Jalanan lumayan macet meskipun sedang pandemi. 

Sesampainya dirumah sakit, Arka sudah ditugaskan untuk menangani pasien. Hari ini jadwal Arka sangat padat ia menggantikan jadwal dokter lain yang berhalangan hadir.

Waktu demi waktu berlalu, Akhirnya pekerjaan Arka selesai. Ia lalu mencari tahu keberadaan wanita itu. 

Arka mencari disetiap koridor rumah sakit namun tidak ketemu. Pikir Arka mungkin ia bisa menemukannya esok hari bisa saja hari ini wanita itu tak datang ke rumah sakit.

Lalu Arka pergi ke rooftop untuk menenangkan pikirannya. Ia memasuki lift dan menuju ke rooftop.

Setelah sampai, Arka memberhentikan langkahnya, ia menemui seseorang yang ia cari dari tadi. Arka menghampirinya dan mengajaknya berbicara.

"Assalamu'alaikum" 

"Wa'alaikumussalam" balas wanita itu sambil menoleh kearah Arka.

"Saya mencari kamu dari tadi, ternyata disini."

"Mengapa kamu cari saya?"

"mmm namamu siapa?"

"Salam kenal, Aisyah Khanza Maharani" Itulah nama wanita yang Arka cari.

"Salam kenal kembali saya Arka Fathan Nataprawira"

"Arka Fathan Nataprawira? Fathan? Kamu?"  Ucap wanita tersebut saat mengulang kembali nama Arka, ia seperti mengenali Arka bahkan nama Arka saja diambil nama tengahnya, hanya satu orang yang memanggil nama Fathan, yaitu teman masa kecilnya.

"Kamu manggil saya Fathan? Sebentar apa benar dugaan saya kamu, kamu anaknya kyai dipondok saya waktu kecil?" Arka sumringah mendengarnya ia berhasil menemuka teman kecil yang ia cari sejak dulu.

"Iyaa, akhirnya setelah belasan tahun aku bertemu lagi denganmu Fathan." 

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik Alhamdulillah, bagaimana Ayah dan Ibumu?"

"Hanya menanyakan mereka? Aku tidak?" Sahur Arka mengajaknya bercanda, jujur Arka hanya bisa tertawa dengan wanita itu, ia hanya akrab dengan satu wanita selain Mamanya dan Shea.

"Iyaa iyaa, kamu dan adikmu juga gmna kabarnya? Kamu terlihat sangat berbeda sekarang"

"Saya baik, kami baik Alhamdulillah. Aku tak pernah berubah masih Fathan yang sama."

"Alhamdulillah, kamu hebat cita-cita mu sudah tercapai Than, kamu jadi dokter hebat sekarang."

"Ini hari pertama saya menjadi dokter Aisyah, kemarin aku baru lulus Alhamdulillah. Bagaimana kabar pak kyai Aisyah?"

"Alhamdulillah aku turut senang Fathan semoga sukses selalu, Abi..." Seketika senyuman itu memudar setelah mengucapkan nama ayahnya Aisyah terdiam.

"Kenapa Aisyah?"

"Abi dirawat Fathan, disini. Mengidap Penyakit jantung." Balas Aisyah dengan nada sedih dan tabah.

"Innalilahi, bagaimana keadaannya?"

"Sekarang Alhamdulillah membaik, tapi aku gak tau kedepannya bagaimana. Kata dokter hanya bisa berusaha semaksimal mungkin"

"Hanya Allah yang bisa menyembuhkan penyakit Abimu Aisyah, berdoa saja yang terbaik. Saya yakin beliau sembuh." Ucap Arka menguatkan Aisyah.

Akhirnya Arka mengajak Aisyah turun dari rooftop, ia menguatkan temannya itu. Arka dan Aisyah menemui Kyai untuk bersilaturahim. Mereka berjalan sambil bercakap-cakap. Arka terlihat sangat bahagia dari biasanya. Ia menemukan temannya itu. Keduanya kini semakin membaik. 

Saat berjalan menuju ruang rawat, Arka dan Aisyah terlihat seperti sepasang suami istri mereka sangat cocok, sama sama baik bahkan tidak ada kekurangan diantara keduanya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status