Share

Drama Sang Anjing.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 16:49:04

Pagi hari suara gemuruh dari halaman belakang rumah keluarga Bernadus membangunkan para pelayan yang sedang tidur nyenyak.

Suara gonggongan yang kuat dan penuh energi menggema di udara pagi, sangat berbeda dengan suara lemah dan serak yang biasa dikeluarkan oleh dua anjing German Shepherd tua milik keluarga.

"Astaga, anjing-anjing itu kenapa?" gumam Lina, pelayan kepala berusia empat puluhan yang sudah bekerja di rumah Bernadus selama lima belas tahun. Dia mengintip dari jendela dapur sambil menggosok mata yang masih mengantuk.

"Suaranya kok jadi kuat begitu? Kemarin sore mereka masih lemas seperti orang sekarat. Bahkan dokter hewan bilang mereka tinggal menunggu waktu saja untuk mati."

"Mungkin ada pencuri, Bu Lina," sahut Andi, tukang kebun muda yang baru bangun dari kamar pelayan. "Atau mungkin ada hantu penasaran. Kan kemarin malamnya ribut banget di ruang tamu. Sampai ada yang pingsan-pingsan segala. Serem banget."

"Jangan ngomong sembarangan, dasar anak muda!" Lina menegur sambi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Konfrontasi dan Kesaksian.

    "Tapi lima puluh juta itu... itu..." Dokter Wong tergagap dengan wajah pucat."Berapa rata-rata pasien saya dalam sehari? Dua puluh sampai tiga puluh kan? Kalau biaya konsultasi seratus ribu per pasien, dalam sehari saja klinik sudah meraup dua sampai tiga juta rupiah. Belum lagi obat dan terapi tambahan."Dokter Wong terdiam, otaknya mulai menghitung dengan cepat sambil memandang Peter. Peter melanjutkan dengan nada santai namun menusuk seperti pisau."Dalam sebulan, omzet dari pasien saya bisa mencapai seratus juta rupiah. Saya minta lima puluh juta, separuhnya buat klinik. Adil kan?""Tapi... tapi kamu belum punya izin praktik! Kamu bahkan bukan dokter sungguhan!"Peter tersenyum tipis dengan ekspresi meremehkan. "Dokter Wong, pasien di luar tidak peduli saya punya ijazah atau tidak. Yang mereka tahu, saya bisa menyembuhkan mereka. Sementara dokter-dokter berijazah lain..." dia menunjuk ke arah ruangan sebelah dengan jari, "pasiennya sepi seperti kuburan."Dokter Wong terlihat bimb

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Ultimatum di Tengah Kerumunan.

    Peter Davis memarkir sepeda listrik sewaannya di depan Klinik Tradisional Sehat Sejahtera dengan santai, seolah-olah tidak melihat kerumunan massa yang memadati halaman klinik hingga ke jalan raya.Suara teriakan dan protes bergelombang memenuhi udara pagi yang seharusnya tenang dan damai."Kami mau Dokter Peter! Dimana Dokter Peter?!" teriak seorang ibu paruh baya sambil mengangkat tongkat kayu dengan frustasi."Sudah tiga hari menunggu! Kalau tidak ada Dokter Peter, saya mau uang kembali!" sahut pria gemuk dengan perban di lutut, suaranya nyaring memecah keheningan.Kerumunan yang semula berjumlah seratus orang kini membludak menjadi hampir seratus lima puluh pasien yang gelisah.Mereka datang dari berbagai penjuru kota, bahkan ada yang menginap di warung sekitar klinik sejak kemarin malam. Beberapa membawa kursi lipat, ada yang menggelar tikar lusuh, dan tidak sedikit yang terlihat emosi karena sudah menunggu berjam-jam tanpa kepastian yang jelas."Perawat! Perawat!" teriak seorang

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Telpon Panik dan Balas Dendam.

    Setelah dua jam pengobatan yang sangat teliti dan menguras energi, nyeri dada yang sudah membuatnya tidak tidur berbulan-bulan akhirnya hilang sepenuhnya."Luar biasa," Tuan Goro bergumam sambil memegangi dadanya yang sudah tidak sakit dengan mata berkaca-kaca bahagia. "Rasanya seperti terlahir kembali. Udara masuk dengan mudah, dada tidak sesak lagi. Ini mukjizat!""Pengobatan belum selesai sepenuhnya," Peter mengingatkan sambil membersihkan jarum-jarumnya dengan hati-hati."Anda perlu datang lagi dua kali untuk sesi akupunktur lanjutan, plus mengonsumsi pil Forging Qi selama dua minggu berturut-turut untuk memastikan penyakit tidak kambuh.""Tentu, Dokter! Saya akan patuhi semua instruksi Anda dengan ketat!" Tuan Goro berkata sambil menundukkan kepala dengan hormat. "Kapanpun Anda butuh bantuan, saya dan kelompok Arit Merah siap membantu!"Para anggota Arit Merah yang menyaksikan transformasi bos mereka dari pria sekarat menjadi sehat hanya bisa terdiam kagum."Boss benar-benar semb

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Dokter Dan Boss Hitam.

    "Wah, wah, lihat siapa yang datang," Peter berkata dengan nada santai seperti menyambut tamu undangan. "Para veteran Tusukan Seribu Jarum. Masih ingat rasanya? Atau mau merasakan lagi?""Bos, jangan terlalu dekat sama dia," Hector berbisik pada Tuan Goro dengan suara gemetar. "Dia punya ilmu aneh yang bikin badan kita kejang dan sakit luar biasa.""Iya, Bos," Brock menambahkan sambil memegangi lengannya. "Rasanya kayak ribuan semut api gigit bersamaan.""Jangan takut, kawan-kawan," Peter berkata dengan nada mengejek. "Saya tidak akan menyakiti kalian hari ini. Lagipula, saya sudah menyiapkan uang untuk melunasi hutang. Daripada ribut-ribut, lebih baik selesaikan secara baik-baik."Tuan Goro mengangkat alis dengan ekspresi terkejut. Selama puluhan tahun berbisnis di dunia hitam, jarang ada yang bisa melunasi hutang tepat waktu, apalagi dengan bunga yang tidak sedikit."Kamu sudah siap melunasi?" Tuan Goro bertanya dengan nada tidak percaya. "Seratus lima puluh juta rupiah plus bunga li

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Ludah Anjing, Racun Manusia.

    "Apa kita harus ikut, Pa?" Vincent bertanya dengan suara gemetar."Demi kesehatan Nenek," ayah Amanda menjawab sambil menahan muntah. "Tapi ini benar-benar gila."Dengan terpaksa dan ekspresi sangat jijik, Vincent dan ayah Amanda ikut berlutut dan menjilat sisa cairan di tanah. Rasa pahit, asin, dan asam bercampur menjadi satu di lidah mereka."Ini untuk kesehatan Nenek," ibu Amanda bergumam sambil ikut menjilat dengan ekspresi seperti mau muntah. "Mudah-mudahan berhasil dan tidak ada efek samping."Amanda yang paling enggan akhirnya terpaksa ikut setelah didesak seluruh keluarga dengan ancaman dikurangi uang saku."Yah, daripada Nenek makin sakit," dia bergumam sambil menjilat cairan yang bercampur tanah dengan mata terpejam. "Tapi rasanya seperti neraka di mulut."Para pelayan yang menyaksikan adegan tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala dengan ekspresi tidak percaya."Orang kaya memang aneh-aneh kelakuannya," bisik Lina pada Pak Sutrisno. "Sampai rela minum ludah anjing.""Makan

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Keajaiban Pil Forging Qi.

    Pemandangan yang menyambut mereka benar-benar mencengangkan dan di luar logika.Dua anjing German Shepherd yang kemarin tampak seperti binatang sekarat kini berlari-lari dengan penuh energi di halaman luas seperti sedang bermain kejar-kejaran dengan hantu yang tidak terlihat.Bulu mereka yang dulunya kusam dan rontok kini berkilau indah seperti baru saja digrooming di salon hewan mewah, mata mereka jernih bercahaya seperti permata yang dipoles, dan postur tubuh mereka tegap seperti anjing muda yang penuh vitalitas."Tidak mungkin ini nyata," bisik ibu Amanda sambil memegangi pagar pembatas dengan tangan bergetar."Kemarin sore mereka masih sekarat dan tidak mau makan. Dokter hewan bahkan bilang mereka tidak akan bertahan sampai minggu depan. Sekarang malah berlari seperti atlet olimpiade!""Ini seperti sihir ala David Copperfield," Vincent ikut berkomentar sambil mengucek mata. "Atau mungkin kita semua masih bermimpi? Pinch me, I must be dreaming!""Jangan sok bahasa Inggris, Vincent,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status