Share

Bab 1330

Author: Hazel
'Kak, bukannya kamu marah padaku? Ini Gunung Kobud, aku juga baru pertama kali datang ke sini. Tapi, aku lihat Gunung Kobud ini Formasi Integrasi Spiritual alami. Tempat ini sangat cocok untuk kultivasi, aku berencana menyuruhmu keluar untuk menyerap energi spiritual Gunung Kobud ini setelah mengurus kasus,' balas Tirta.

Begitu mendengar suara Genta, Tirta pun teringat pemandangan indah di balik gaun Genta saat berada di dalam mimpi. Setelah meninggalkan mimpi semalam, Tirta baru paham kenapa Genta tidak mempunyai jembut.

Mungkin karena naga memang tidak mempunyai jembut, jadi Genta juga tidak mempunyainya. Namun, lebih baik jika Genta tidak mempunyai jembut karena Tirta menyukainya. Tentu saja, Tirta juga tidak keberatan jika Genta mempunyai jembut.

Ke depannya, Tirta bisa merapikan dan memainkannya saat bosan. Kala ini, perhatian Genta sudah teralih pada energi spiritual yang pekat di Gunung Kobud. Jadi, dia tidak memperhatikan Tirta yang sedang berpikiran kotor.

"Nggak disangka, di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1331

    "Kalau nggak bisa lihat jelas, pegang tanganku. Aku akan membawa kalian menangkap orang-orang dari Black Gloves."Tirta tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, jadi dia langsung mengalihkan topik pembicaraan. Dengan mata tembus pandangnya, penglihatannya sama sekali tidak terpengaruh dalam lingkungan seperti ini. Bahkan dalam jarak ratusan meter, dia bisa melihat dengan sangat jelas."Aku nggak bisa lihat jelas, Pak Tirta. Kalau kamu bisa melihat dengan jelas, pegang tanganku dan tuntun aku," ujar Mairah yang menggeleng dengan cemas. Dengan kabut yang semakin tebal, berjalan saja sulit, apalagi menangkap anggota Black Gloves.Namun, ketika Tirta mengulurkan tangannya, wajah Mairah tiba-tiba memerah. Dia lantas berbisik,"Pak Tirta, kamu salah pegang. Itu dadaku, bukan tanganku ....""Eh? Pantas saja rasanya lembut dan kenyal. Maaf, kabutnya terlalu tebal, aku juga nggak bisa lihat jelas, jadi salah pegang. Hehe. Kapten Mairah, jangan terlalu diambil hati ya."Tirta yang sengaja salah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1332

    "Ehem, ehem .... Ada apa, Bu Selina? Mungkin cuma perasaanmu saja." Sejujurnya, Tirta sudah tidak bisa fokus sejak tadi. Sepanjang perjalanan, kemaluannya terus diremas lembut oleh tangan putih dan lembut Selina. Kalau dia tidak bereaksi, justru aneh.Namun, tidak mungkin Tirta mengakui hal seperti ini. Dia hanya berdeham dua kali dan langsung menyangkalnya."Nggak mungkin! Jangan bergerak, biar aku periksa. Aku ingat betul, lenganmu nggak setebal dan nggak sebulat ini ...."Selina tidak percaya begitu saja. Dengan rasa penasaran, dia menelusuri benda itu hingga ke ujungnya. Setelah itu, dia baru sadar apa yang sebenarnya dia pegang."Ah .... Ini bukan tanganmu! Ini ... ini ... ini ...! Berengsek! Kenapa kamu nggak bilang sejak awal!" Suara Selina tiba-tiba meninggi, penuh rasa malu dan marah. Dengan refleks, dia melepaskan genggamannya dan mengumpulkan tenaga untuk menendang selangkangan Tirta!Begitu menyadari bahwa dia sudah memegang kemaluan Tirta sepanjang perjalanan, bahkan merem

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1333

    Namun, Selina jelas tidak mau menyerah begitu saja. Selesai berbicara, tangan lainnya langsung melayang, berniat menampar Tirta."Bu Selina, jangan gegabah!" Mairah buru-buru mengangkat tangannya untuk menghentikan,tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa menyaksikan tangan Selina melayang ke wajah Tirta."Ah! Bajingan! Turunkan aku sekarang juga! Cepat! Setelah aku keluar dari Gunung Kobud ini, aku pasti nggak akan melepaskanmu!"Siapa sangka, sebelum tamparan itu mengenai wajahnya, Tirta sontak merendahkan tubuhnya danmengangkat Selina ke bahunya!Selina pun berteriak marah dan terkejut. Kedua kakinya yang panjang menendang dengan sekuat tenaga."Bu Selina, emosimu lagi nggak stabil. Lebih baik aku menggendongmu. Setelah kita menangkap anggota Black Gloves, jangan lupa tepati janjimu." Sambil berbicara, Tirta mengunci pinggang ramping Selina agar dia tidak jatuh.Matanya melirik ke bawah, melihat bagaimana bokong Selina bergoyang akibat tendangannya. Kemudian, Tirta tak kuasa mengulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1334

    "Ini sangat sederhana, Kapten Mairah. Aku punya bakat luar biasa. Aku bisa mencium bau darah dari jarak 10 kilometer. Sejak pertama kali kita memasuki gunung ini, aku sudah mencium aroma darah yang sangat menyengat dari lubang gua ini.""Karena itulah, aku bisa memastikan orang-orang dari organisasi Black Gloves pasti ada di dalam." Menghadapi pertanyaan Mairah, Tirta mengarang alasan dengan santai, memasang ekspresi serius seolah-olah itu adalah fakta.Sambil berbicara, Tirta menurunkan Selina dari pundaknya. Sebelum Mairah bisa mengatakan sesuatu, Selina yang baru saja mendapatkan kebebasannya langsung meluapkan emosinya. Dia menunjuk Tirta sambil berteriak marah."Bajingan! Kamu pikir kamu ini anjing? Kabut di gunung ini begitu tebal. Kalaupun kita membawa anjing pelacak, mereka belum tentu bisa melacak keberadaan penjahat dengan akurat! Atas dasar apa kami harus percaya pada omong kosongmu?""Sekarang aku punya alasan kuat untuk mencurigaimu! Jangan-jangan kamu hanya menggunakan da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1335

    "Jadi, karena kamu sangat mirip dengan mantan pacarnya, Pak Tirta nggak bisa mengendalikan diri dan melakukan hal itu.""Lagi pula, tadi kamu juga menyentuh Pak Tirta, 'kan? Sebenarnya, hal seperti ini nggak perlu dibesar-besarkan.""Menurutku, kalian cukup cocok. Gimana kalau setelah kita menangkap orang-orang Black Gloves, kamu mencoba menjalin hubungan dengan Pak Tirta?"Dengan fokus utamanya tetap pada menyelesaikan kasus, Mairah tanpa sadar mengikuti alur pembicaraan Tirta dan menasihati Selina."Kamu ... gimana bisa kamu percaya omong kosong bajingan seperti dia? Jelas-jelas dia bohong!" Selina benar-benar tidak menyangka bahwa Mairah begitu mudah dipengaruhi oleh kata-kata Tirta.Dia malah menyarankan agar Selina berpacaran dengan Tirta! Bagi Selina, ini lebih buruk daripada kematian!"Bu Selina, kalau kamu ingin membuktikan apakah Pak Tirta berbohong atau nggak, caranya sangat sederhana. Kita hanya perlu mengikutinya masuk ke gua bawah tanah dan melihat sendiri.""Kalau ternyat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1336

    "Bu Selina, aku sudah memberitahumu berkali-kali, tapi kamu nggak mau percaya. Sekarang kamu sudah percaya, 'kan?"Melihat situasi ini, Tirta hanya bisa merentangkan kedua tangannya dengan ekspresi sedikit pasrah."Siapa yang mau percaya pada omongan bajingan sepertimu kalau nggak melihatnya sendiri?" Selina yang baru saja kehilangan rekannya, ditambah dengan kemarahannya karena dilecehkan oleh Tirta sebelumnya, merasa sangat emosional hingga tidak bisa menahan diri untuk berteriak.Melihat Selina dalam keadaan seperti itu, Mairah hanya bisa menghela napas. Dia menepuk bahu Selina untuk menenangkannya."Bu Selina, dalam upaya menangkap para kriminal, kematian seperti ini memang tak terhindarkan. Dulu saat aku menangani kasus, banyak rekanku yang juga gugur dalam tugas. Kamu harus tabah.""Saat ini, yang harus kita lakukan adalah mencari cara untuk menangkap orang-orang Black Gloves yang bersembunyi di dalam. Dengan begitu, kita bisa memberikan keadilan untuk anggotamu."Saat mengucapka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1337

    Selina menatap Tirta dengan agak canggung dan malu, lalu berkata demikian dengan suara pelan. Sepertinya, gadis ini benar-benar rela melakukan segalanya demi menangkap orang-orang Black Gloves dan membalaskan dendam rekannya.Namun, Tirta menggeleng untuk menolak usulan mereka. "Kapten Mairah, nggak perlu repot-repot. Kalian berdua tunggu saja di sini.""Dalam waktu kurang dari setengah jam, aku akan menyelesaikan semuanya. Tapi, mungkin aku akan membunuh beberapa orang. Aku cuma akan menyisakan beberapa orang penting dan membawanya keluar dalam keadaan hidup. Kalian nggak akan keberatan, 'kan?"Setelah berkata demikian, Tirta tidak menunggu jawaban dari Mairah atau Selina. Dia langsung melangkah ke dalam gua yang semakin gelap.Dia memang ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji kekuatannya dengan menghadapi belasan anggota Black Gloves. Tidak membawa Mairah dan Selina bersamanya juga lebih baik, agar dia bisa bertarung tanpa harus melindungi mereka.Adapun bra Selina, kalau Ti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1338

    Mairah yang ditarik Selina ke luar gua berucap dengan ekspresi cemas saat melihat Tirta sudah menghilang, "Bu Selina, Pak Tirta akan terancam bahaya kalau pergi sendirian. Aku nggak bisa membiarkan dia melawan anggota Black Gloves sendiri. Cepat lepaskan aku!"Mairah yang meminta bantuan Tirta. Jika Tirta mati di tangan anggota Black Gloves, Mairah tidak bisa hidup dengan tenang."Kapten Mairah, dia sudah bilang bisa membereskan semua anggota Black Gloves sendirian. Kita hanya merepotkannya kalau kita ikut dia. Kamu nggak usah pedulikan dia lagi!" tegur Selina.Saat ini, Selina sedang marah. Dia merangkul Mairah dengan erat dan tidak berniat melepaskannya. Tentu saja, Selina tidak benar-benar membiarkan Tirta mati.Selina sangat emosional setelah melihat sikap Tirta. Dengan kondisi seperti ini, Selina juga tidak bisa menghadapi anggota Black Gloves dengan tenang. Dia berencana mengejar Tirta lagi setelah menenangkan dirinya sejenak."Nggak bisa, Bu Selina. Anggota Black Gloves sangat k

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1427

    Saat Farida mengucapkan kata-kata itu, wajahnya terlihat jauh lebih malu dibandingkan Arum. Di antara semua wanita Tirta, usianya memang yang paling tua. Dia bahkan lebih tua satu atau dua tahun daripada Ayu.Akan tetapi, Farida malah tidur bersama Tirta yang masih muda belia karena gagal mengendalikan diri. Saat harus mengakuinya di depan Melati dan Arum, rasa malu di hatinya tentu jauh lebih besar."Eh? Ini .... Kak Farida, kamu juga begitu tergila-gila sama Tirta?" Mendengar cerita Farida barusan, Melati dan Arum benar-benar tak bisa menahan keterkejutan mereka.Bagaimanapun dalam bayangan mereka selama ini, Farida selalu dikenal sebagai wanita yang sangat anggun dan penuh wibawa. Dia juga selalu menjaga sikap.Farida tidak berani menatap mata Melati dan Arum. Tatapannya terus menghindar, lalu akhirnya malah menatap ke arah jendela saat memberi tahu, "Um ... aku dan Tirta sebenarnya sudah janji. Nanti setelah dia pulang, kami akan tidur bareng lagi. Tapi sekarang Tirta lagi kena mas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1426

    Melati bertanya, "Eh? Kak Farida, Arum ... ka ... kalian juga rela tidur sama Tirta? Kalian nggak lagi bercanda denganku, 'kan?"Mendengar kabar ini, Melati merasa hatinya campur aduk. Ada rasa senang, juga ada sedikit kesal. Dia senang karena makin banyak wanita yang bersedia tidur bersama Tirta, makin besar pula harapan Tirta untuk cepat pulih.Namun di sisi lain, Melati juga sedikit jengkel karena pesona Tirta ternyata luar biasa besar sampai-sampai Farida dan Arum pun bersedia bergabung. Apalagi bukan hanya satu dua orang saja yang akan tidur bersama Tirta, melainkan ada sekelompok wanita yang rela menunggu giliran ....Bayangan tentang suasana seperti itu, bahkan membuat Melati yang tebal muka pun merasa malu. Kalau bukan demi kesembuhan Tirta, mungkin dia sendiri tidak akan setuju dengan hal seperti ini.Mendengar nada bicara Melati yang seperti tidak percaya, Arum pun refleks menunduk. Dengan suara pelan, dia mengakui semuanya dengan perasaan bersalah, "Kak Melati, jujur saja ak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1425

    Ayu coba menenangkan Susanti, "Paling-paling Nabila cuma nggak rela harus melayani Tirta barengan sama wanita-wanita lain. Lagian, kamu juga memberitahunya supaya Tirta bisa cepat pulih. Kalau sampai nanti mereka putus, itu sudah jadi tanggung jawab Tirta sendiri. Salah dia juga sih, siapa suruh menggoda banyak wanita?"Mendengar itu, barulah Susanti menghela napas lega. Dia buru-buru memberi tahu Ayu, "Bibi Ayu, setahuku Tirta punya cukup banyak wanita. Coba Bibi pikirkan. Siapa tahu kita bisa mencari beberapa orang lagi?"Ayu langsung merasa kikuk tanpa sadar. Dia membalas, "Aku ... aku coba hubungi ya." Segera setelah itu, dia menelepon Melati."Apa? Aku sih jelas nggak masalah. Ayu, aku bersedia kok! Bahkan kalau perlu, aku jadi yang pertama yang tidur sama Tirta pun nggak apa-apa! Kalau memang kurang orang, aku bisa ajak kakak sepupuku juga. Kebetulan dia baru cerai, siapa tahu dia juga mau kalau aku bujuk-bujuk?" tanya Melati.Sebagai wanita pertama yang pernah bersama Tirta, sek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1424

    Susanti memberi tahu, "Aku, Tirta, Bibi Ayu, dan Bibi Elisa lagi menunggu di depan pintu lobi bandara. Bu Agatha, kamu harus hati-hati juga ya dalam perjalanan ke sini."Mendengar Agatha setuju, Susanti pun merasa lega. Setelah mengingatkan singkat, dia pun menutup telepon lalu segera menghubungi Nabila.Sementara itu di sisi lain, Agatha baru saja menutup telepon dan sedang bersiap-siap berganti pakaian.Namun tiba-tiba, Agatha teringat sesuatu sehingga berujar, "Eh ... seingatku Kak Irene juga pernah punya hubungan sama Tirta. Terjadi masalah seperti ini, sepertinya aku harus mengabari Kak Irene juga. Siapa tahu dia mau bantu Tirta?"Agatha pun buru-buru mengambil ponselnya lagi, lalu menelepon Irene....Di tempat lain. Tak lama setelah Susanti menelepon Nabila, panggilannya langsung diangkat. Nabila bertanya, "Bu Susanti, malam-malam begini kamu tumben banget meneleponku. Ada apa ya?"Saat itu, kebetulan kampus Nabila sedang libur. Dia sedang bersantai sendirian di rumah yang dibel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1423

    Susanti menambahkan, "Kalau nggak, gimana kalau sekarang saja kamu langsung ceritakan pada aku dan Bibi Ayu? Aku khawatir kalau Tirta terus seperti ini, tubuhnya nggak akan kuat menahan."Mendengar ucapan itu, Elisa pun jadi ragu dan terlihat sedikit bimbang. "Ini ...."Namun pada akhirnya, di bawah desakan Ayu yang ikut memintanya menjelaskan, Elisa pun akhirnya menceritakan ide yang dia pikirkan.Elisa memberi tahu, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah cara ini bisa berhasil atau nggak, tapi untuk saat ini sepertinya cuma ini yang terpikirkan dan patut dicoba.""Bukannya Tirta paling suka tidur sama wanita? Lagian kita sekarang juga sudah dalam perjalanan pulang ke Desa Persik. Di sana, ada banyak wanita Tirta juga," lanjut Elisa.Elisa bertanya, "Menurutku, gimana kalau kita kumpulkan semua wanita Tirta, lalu biarkan mereka melayani Tirta sekaligus di atas ranjang? Siapa tahu dengan begitu, Tirta bisa terdorong, terangsang, dan setidaknya bisa melupakan semua masalah patah hatiny

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1422

    Ayu langsung bertanya dengan nada mendesak dan nyaris tanpa berpikir, "Cara apa itu? Elisa, cepat katakan! Selama bisa membuat Tirta semangat lagi, apa pun akan kuterima!""Cara ini sebenarnya ...." Elisa baru saja hendak mengatakan idenya pada Ayu, tetapi tepat di saat itu Susanti sudah lebih dulu berhasil menghubungi Naura lewat telepon.Berhubung cara yang dipikirkannya ini agak sulit untuk diucapkan, Elisa pun mendekat dan berbisik pelan pada Ayu, "Kak Ayu, lebih baik nanti saja. Setelah kita sampai di Desa Persik, baru aku kasih tahu. Lagian, sekarang pun belum bisa dipakai caranya."Mendengar jawabannya, meskipun hati Ayu masih sangat cemas, dia tidak punya pilihan selain mengangguk dan coba menahan diri. Dia menyetujui, "Ya sudah, kalau begitu nanti setelah kita pulang kamu kasih tahu ya."Di sisi lain, setelah telepon tersambung, Susanti berbicara dengan nada minta maaf bercampur rasa cemas yang jelas terdengar, "Bu Naura, kamu sudah tidur belum? Maaf banget, ganggu kamu malam-

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1421

    Melihat Tirta yang masih seperti itu, Ayu benar-benar merasa sangat sedih dan cemas. Berhubung tidak ada pilihan lain, setelah selesai bicara dengan Zavrina, dia pun bergantian menjaga dan merawat Tirta bersama Elisa dan Susanti.Kemudian, mereka bersama-sama menuju ruang tunggu bandara. Para wanita itu membeli tiket dan bersiap terbang ke Kota Lais dan kembali ke Desa Persik.Tadi, Zavrina sempat membalas, "Tenang saja, Ayu. Soal Bella, aku pasti akan bicara baik-baik dengannya dan berusaha membujuknya. Aku juga berharap setelah Pak Tirta pulang ke Desa Persik, dia bisa perlahan bangkit lagi. Kalau nanti di pihakku, Bella bisa luluh dan mau kasih kesempatan, aku pasti akan langsung mengabarimu supaya Pak Tirta bisa datang dan coba mengejar Bella lagi."Kini, Zavrina berdiri di tempat. Dia menatap punggung Ayu dan yang lain perlahan-lahan menjauh. Dalam hatinya, dia hanya bisa diam-diam menghela napas panjang.Zavrina terus menatap sampai Tirta dan tiga wanita lain benar-benar naik ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1420

    Melihat Tirta tidak bicara dan ekspresinya datar seperti orang linglung, Ayu makin panik sehingga buru-buru bertanya pada Zavrina, "Kak Zavrina, kenapa Tirta jadi begini? Tadi waktu kami berpisah, bukannya dia masih baik-baik saja?"Setelah memeriksa nadi Tirta, Elisa tetap tidak mau melepaskan tangannya. Wajahnya penuh kekhawatiran ketika berucap, "Kak Ayu, kamu jangan cemas dulu. Tadi, aku sudah memeriksa nadinya. Kondisi tubuh Tirta nggak ada masalah kok. Kalau dilihat dari keadaannya sekarang, sepertinya dia habis terpukul."Begitu mendengar jawaban itu, Susanti yang berdiri di samping sudah hampir menahan air mata karena cemas. Dia bertanya, "Terpukul? Bibi Elisa, rasanya nggak mungkin deh. Mental Tirta cukup kuat. Mana mungkin dia jadi seperti ini cuma karena terpukul?""Eh, Elisa benar. Tirta memang jadi begini gara-gara terpukul." Zavrina menghela napas berat, lalu mulai menceritakan semua yang terjadi tanpa ada yang ditutup-tutupi.Zavrina melanjutkan, "Awalnya kami semua suda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1419

    Zavrina menatap ke arah Tirta, lalu membalas dengan nada yang sangat yakin, "Tentu saja benar. Masa Bibi tega membohongimu? Tapi untuk sementara ini, kamu nggak akan bisa bertemu Bella. Kamu harus tunggu sampai emosinya reda dulu. Kalau sekarang kamu nekat bertemu dengannya, jangankan mau bicara manis, dia pasti akan langsung sedih saat melihatmu.""Benar, Tirta. Begini saja deh, kamu dan Bella pisah dulu untuk sementara. Nanti setelah beberapa hari, Paman juga bisa bantu kamu bicara dengannya. Aku akan cari kesempatan supaya kalian bisa bertemu. Tapi soal nanti Bella mau bertemu denganmu atau nggak, itu cuma bisa kita serahkan pada waktu." Nada bicara Darwan terdengar rumit, seolah dia sendiri pun tidak yakin dengan hasilnya."Kalau begitu... Paman Darwan, Bibi Zavrina, Kakek, aku turuti saran kalian. Aku akan tunggu beberapa waktu, baru datang cari Bella lagi," balas Tirta sambil menunduk setelah mendengar ucapan mereka. Rasa kecewa kembali menghampiri hatinya.Awalnya, Tirta masih m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status