Share

Bab 18

Penulis: Hazel
"Hehe, menurutmu? Memangnya masih kurang jelas? Kami ingin menidurimu! Melati, jangan melawan lagi!" seru Abbas dengan lantang. Dia merebut ranting pohon di tangan Melati dan merasa makin bersemangat.

"Makin kamu melawan, kami hanya akan makin terangsang!" Enes dan lainnya sungguh berhasrat, bahkan ada yang mulai melepaskan celana mereka.

"Kalau kalian berani menyentuhku, aku akan lapor polisi!" seru Melati. Dia bahkan berpikiran untuk mati sekarang. Jika dirinya dinodai oleh para bajingan ini, Tirta pasti tidak menginginkannya lagi.

"Cih! Laporkan saja setelah kami menidurimu!" Abbas sontak melayangkan tamparan kepada wajah Melati, lalu merobek lengan bajunya. Dalam sekejap, terlihat kulit yang putih dan mulus.

"Buset, dia putih sekali ...." Abbas, Enes, dan lainnya tidak bisa mengalihkan pandangan lagi. Saat berikutnya, mereka menyerbu ke depan. "Aku nggak bisa menunggu lagi, cepat lepaskan semua pakaiannya!"

Alhasil, mereka semua malah terjatuh. Ternyata, Tirta mendengar suara mereka sehingga bergegas kemari dan melindungi Melati.

"Kak, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Tirta.

"Tirta, akhirnya kamu datang. Kalau dinodai mereka, aku nggak akan berani menemuimu lagi!" sahut Melati sambil memeluk Tirta.

Tirta menatap Melati yang menangis tersedu-sedu, bahkan ada bekas tamparan di wajahnya. Begitu melihat pakaiannya sobek sedikit, amarah Tirta makin berkecamuk. Mereka sudah bersentuhan. Di hati Tirta, Melati sudah menjadi wanitanya!

"Sialan, siapa yang berani menampar Kak Melati dan merobek pakaiannya? Maju!" seru Tirta pada Abbas dan lainnya.

"Aku yang menamparnya dan merobek pakaiannya. Kenapa? Memangnya kamu bisa apa?" timpal Abbas yang melangkah maju sambil mendongak.

Kemudian, Abbas melihat keranjang Tirta yang dipenuhi bahan obat berusia tua. Semua bahan obat itu sangat mahal! Abbas yang merasa iri pun memutuskan bahwa mengancam Tirta saja tidak cukup. Dia harus mendapatkan semua bahan obat itu!

"Berani sekali kamu menindas Kak Melati. Hari ini, aku akan menghajarmu sampai gigimu rontok!" pekik Tirta. Saat berikutnya, dia langsung menyerbu ke depan untuk meraih kerah baju Abbas dan melayangkan tamparan tanpa henti.

Sekarang, bukan hanya kekuatan Tirta yang dahsyat, tetapi kecepatannya juga sangat tinggi. Hanya dalam beberapa saat, Abbas sudah merasa pusing dan beberapa giginya rontok.

"Bocah sialan! Berani sekali kamu menyerangku! Akan kubunuh kamu!" seru Abbas. Dia benar-benar tidak menduga Tirta akan segesit ini. Setelah tersadar kembali, Abbas yang murka dan malu hendak menghajar Tirta.

Bam! Alhasil, Abbas malah ditendang Tirta sampai tidak bisa berdiri. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, seolah-olah baru ditabrak mobil.

"Kak Abbas, kamu kebanyakan bercinta dengan istrimu, makanya jadi lemah? Masa kalah dari Tirta? Hahaha!" Enes dan lainnya mentertawakan kekalahan Abbas. Mereka tidak percaya Tirta sehebat itu.

'Berengsek ....' Abbas hendak memaki, tetapi kesakitan hingga tidak bisa bersuara.

"Kak Melati, apa mereka menindasmu juga?" tanya Tirta yang masih merasa kesal.

Begitu mendengarnya, Enes dan lainnya sontak tertawa terbahak-bahak.

"Kami juga menindasnya. Kenapa? Kamu ingin membelanya supaya bisa tidur dengannya juga?"

"Mana mungkin! Dia cacat lho, pipis saja kesulitan!"

"Sebaiknya kamu minggir dan lihat gimana kami menyetubuhi Melati!"

Selesai berbicara, beberapa orang itu pun melangkah maju.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (89)
goodnovel comment avatar
Achmad Thamrin
sayang sekali komentar saya ga berart aa di bading uadi
goodnovel comment avatar
Butuk Sutopo
saya sdh baca sampai halaman 600 lebih..kok kembali ke awal lagi ya..
goodnovel comment avatar
Tomendzarel Nasa
siap yg pertama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1945

    Sekelompok orang yang berpikiran seperti ini segera mengejar Tirta dan lainnya. Pemimpin mereka berteriak, "Berhenti!"Swoosh! Dua puluh orang lebih mengepung Tirta dan lainnya. Cahaya obor menerangi kegelapan malam. Tampak orang-orang itu mengeluarkan pedang mereka yang memancarkan cahaya dingin.Melihat tindakan orang-orang itu, Eira yang berwajah tua sedikit panik. Dia bertanya, "Bapak-bapak sekalian, ada apa kalian cari kami lagi?"Tangan gemuk Amaris yang disembunyikan di lengan bajunya yang panjang gemetaran. Dua gadis dengan bibir merona dan gigi putih berjalan keluar dari kerumunan. Mereka bersikap sangat sungkan pada Elisa yang berubah menjadi pria.Salah satu gadis bertanya pada Elisa, "Pak, dari mana kamu dapatkan kucing putih yang kamu gendong ini?"Mendengar pertanyaan mereka, Elisa langsung menebak mereka pasti curiga dengan kucing putih ini. Setelah melihat Tirta sekilas, Elisa menjawab dengan ekspresi tenang, "Aku memelihara kucing ini sejak dia kecil. Namanya Jade. Ada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1944

    Pantas saja Tirta meremehkan mereka. Bahkan dia malas bertindak karena tidak ingin menghabiskan waktu.Sementara itu, para pria yang berjaga di pintu masuk memperhatikan Eira dan Amaris yang tampangnya sudah berubah. Hanya saja, pria mana pun tidak akan tertarik pada tampang Eira dan Amaris sekarang. Mereka mengamati tampang keduanya dengan bantuan cahaya obor.Salah satu pria mengkritik, "Cih, wanita rendahan! Kenapa ada wanita yang begitu jelek? Benar-benar merusak pemandangan!"Orang-orang itu membandingkan tampang Tirta dan lainnya dengan lukisan di tangan mereka. Namun, tidak ada yang sesuai dengan tampang Tirta, Elisa, dan Amaris. Bahkan ada tambahan satu orang lagi.Hanya saja, pemimpin sekelompok orang itu tetap merasa 4 orang aneh ini mencurigakan. Dia mengambil obor, lalu maju dan bertanya dengan tegas, "Tunggu! Untuk apa kalian datang ke kecamatan malam-malam begini? Kalian datang dari mana? Selain itu, kalian mau pergi ke mana?"Eira yang berwajah tua segera maju dan berpur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1943

    Tirta segera membantah, "Nggak, Bi Elisa! Kamu sama sekali nggak jelek, malah sangat menawan! Aku rasa begini saja, nanti kamu berpura-pura menjadi putra keluarga kaya yang keluar untuk jalan-jalan!"Kemudian, Tirta berucap kepada Eira dan Amaris, "Aku yang jadi pengawal. Kalian berdua jadi bawahan yang melayani Bi Elisa."Eira menyahut, "Boleh, aku nggak masalah."Amaris membalas, "Aku juga nggak masalah."Mereka lanjut berjalan ke dalam kecamatan. Sementara itu, Tirta yang berubah menjadi pria paruh baya dengan wajah dipenuhi bekas jerawat merangkul pinggang Elisa. Dia berjalan sambil diam-diam membelai tubuh Elisa.Di tengah kegelapan malam, wajah Elisa memerah. Untung saja, Eira dan Amaris berjalan di depan. Jadi, mereka tidak melihat tindakan Tirta. Kalau tidak, Elisa pasti menepis tangan Tirta.Elisa mengeluh, "Tirta, bukannya kamu mau menjadi pengawal? Mana ada pengawal yang berani membelai tubuh putra keluarga kaya?"Tirta yang tidak tahu malu berbisik, "Hehe ... Bi Elisa, maks

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1942

    Amaris yang penasaran mendekati Tirta dan bertanya, "Tuan Tirta ... kamu buat jimat apa?"Tirta menyahut tanpa mengangkat kepala, "Nanti kamu juga tahu."'Tirta selalu sangat serius setiap melakukan sesuatu. Benar-benar memesona,' batin Eira. Wajahnya memerah saat melihat ekspresi Tirta yang serius.Eira mengamati sekeliling. Dia berharap bisa menemukan Rumput Vitalitas lagi dan mengonsumsinya. Dengan begitu, dia bisa berhubungan intim dengan Tirta lagi.Tak lama kemudian, Tirta membuat 8 lembar jimat. Elisa mengenali kegunaan 2 jenis jimat itu. Dia bergumam, "Ini Jimat Pengubah ... ini Jimat Pengendali Angin ...."Tirta membagikan Jimat Pengubah dan Jimat Pengendali Angin kepada ketiga wanita itu. Dia juga menjelaskan kegunaan kedua jimat itu kepada Eira dan Amaris, "Benar. Jimat Pengubah bisa mengubah paras, bentuk tubuh, dan suara seseorang. Dengan begitu, kita nggak usah khawatir diserang oleh yang melihat kita."Tirta melanjutkan, "Nanti kalian tempel Jimat Pengendali Angin di tub

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1941

    Setelah mengenali identitas Alfred dan mendengar nada bicaranya yang yakin, sebagian pasukan Negara Kawria dan Pasukan Ninja Violet Negara Yumai berwaspada. Sebagian lagi berbicara dengan ekspresi sinis."Biarpun kamu itu salah satu ketua Black Gloves Negara Martim, juga nggak ada hubungannya dengan kami.""Kami nggak perlu bekerja sama denganmu. Kita andalkan kemampuan masing-masing untuk menangkap Tirta!""Benar! Trik Black Gloves dari Negara Martim memang hebat, tapi Pasukan Ninja Violet dari Negara Yumai juga nggak lemah!""Kita nggak perlu kerja sama. Kamu cari orang lain saja!"Beberapa orang dari pasukan Negara Kawria dan Pasukan Ninja Violet Negara Yumai maju. Mereka mengabaikan ucapan Alfred, lalu menyusup ke vila Keluarga Hadiraja.Alhasil, begitu masuk ke arah 5 kilometer, tiba-tiba mereka menunjukkan ekspresi kesakitan seperti mengalami trauma yang luar biasa. Tubuh mereka lemas dan mereka mendadak jatuh ke tanah.Orang Negara Kawria yang tersisa dan Pasukan Ninja Violet ya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1940

    Sagara juga bertekad untuk melenyapkan Keluarga Gomies. Tentu saja, Sagara baru berani berteriak marah setelah Yudha pergi. Dia kembali bertarung dengan kedua wanita selama 2 detik.Sesudah itu, Sagara langsung berteriak kepada orang di luar, "Pengawal, utus anggota 10 kali lipat lebih banyak untuk menyusup ke Negara Darsia! Bunuh Tirta! Kalian harus berhasil dan nggak boleh gagal! Cepat pergi!"....Di area sekitar 5 kilometer dari vila Keluarga Hadiraja yang terletak di ibu kota. Whoosh! Pasukan pertama Negara Kawria dan Negara Yumai datang untuk membunuh Tirta.Mereka bersiap-siap menyusup ke rumah Keluarga Hadiraja secara diam-diam saat larut malam. Pasukan Negara Kawria berjumlah sekitar 50 orang lebih, semuanya sudah menjalani transformasi gen. Kemampuan rata-rata mereka di atas master.Bagi orang-orang di dunia fana, bisa dibilang ini adalah pasukan tak tertandingi biarpun mereka tidak memakai senjata.Sementara itu, Negara Yumai mengutus Pasukan Ninja Violet. Mereka adalah pasu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status