"KALIAN!" pekikan suara yang cukup keras.
"Apa yang kalian lakukan?" Seorang wanita berpakaian modis menatap dengan heran.
Dokter Da Suan dan Gaiyyun langsung menjauh. Raut wajah kepanikan terlihat dari mimik Gaiyyun Bai. Sedangkan dokter Da Suan, ia terlihat sangat tenang sekali.
"Ni Lian, kenapa kamu ada di sini?" tanya dokter Da Suan berjalan mendekati wanita yang dikenalnya.
"Kenapa? Kamu tanya kenapa? Jelas aku ke sini mau menemui kamu dan ingin menemani kamu liburan. Kenapa kamu tidak memberi kabar padaku jika kamu akan liburan di sini! Kamu tahu, aku harus ke sana ke sini untuk bertanya sama semua orang yang terlibat sama kamu untuk menanyai keberadaan kamu. Tapi, sekarang apa? Kamu bermain gila dengan wanita lain di belakang aku!" Ni Lian memekik kesal.
Dokter Da Suan melihat situasinya tidak mendukung. Dia takut jika Gaiyyun Bai akan tersinggung dengan ucapan Ni Lian.
"Dengarkan aku, Ni Lian-" Da Suan terlihat ragu untuk sesaat.
Gaiyyun Bai melihat jika dua orang butuh privasi.
"Kalian bicaralah!" ucapnya.
Dokter Da Suan menatap Gaiyyun Bai. Kesempatan tidak akan terulang kembali. Dokter Da Suan melihat ada kekecewaan dari perkataan Gaiyyun Bai yang lesu. Begitu pun dengan perasaannya sendiri, dokter Da Suan tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, jika ia telah menanam benih-benih cinta kepada Gaiyyun Bai.
"Tidak!" Dokter Da Suan berjalan ke arah Gaiyyun Bai dan langsung menarik tangannya.
Di depan Ni Lian, dokter Da Suan dengan tegas menunjukan keintiman yang sangat mendominasi.
Ni Lian hanya bisa meremas kuat tasnya dengan mata yang memerah dan gigi yang digertakkan.
"Ni Lian, perkenalkan, dia adalah Gaiyyun Bai, calon istriku." Dokter Da Suan dengan segala keputusannya memporak-porandakan perasaan dua wanita yang masih tidak mengerti dengan keputusannya.
"Da Suan, dengar! Kita sudah bertunangan, apa maksudnya ini?" Ni Lian menahan amarahnya untuk mendapatkan simpati dari Da Suan.
"Pertunangan, kita, apa kamu yakin? Pertunangan ini hanya milikmu dan keluargaku. Aku tidak ada sangkut pautnya dengan pertunangan ini!" Entah apa yang membuat Da Suan menolak mentah-mentah perjodohan keluarganya.
Bagaikan wajah disiram oleh api, wajah Ni Lian terlihat sangat abstrak tidak tahu respon apa yang ingin dia tunjukkan saat ini.
Gaiyyun Bai melihat segalanya. Mau bagaimana pun dia adalah orang baru dalam kehidupan dokter Da Suan. Ia juga meragukan tentang hubungannya dengan Da Suan. Apakah Da Suan hanya memanfaatkannya untuk kepentingannya, atau memang kesungguhan yang mendalam untuk menjalin ikatan yang serius.
"Da Suan-" Gaiyyun Bai menariknya. "Sebaiknya kamu bicara dengan wanita itu. Aku tidak ingin terlibat hal-hal seperti ini. Jangan buat aku seperti wanita bodoh yang tidak punya harga diri karena telah merebut tunangan orang!" jelasnya.
Da Suan tidak hanya tersenyum mendengar ucapan Gaiyyun Bai. Dia juga menarik pinggang singset Gaiyyun Bai dan memeluknya dengan erat.
"Apa kamu lupa. Kamu sendiri yang sudah melibatkan aku. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan jika aku adalah calon menantu ibumu. Sejak kamu mengatakan itu, aku langsung mengangguk dan setuju. Ketika aku setuju, maka kamu harus bertanggung jawab dengan perkataanmu sendiri."
Wajah Gaiyyun Bai langsung memerah. Dia terjebak dengan ucapannya sendiri.
"Dasar tidak tahu diri!" Gaiyyun Bai dengan nada manja memukul dada bidang dokter Da Suan. "Aku mengatakan itu untuk menyelamatkanmu!"
"Aku dalam bahaya karena untuk membantumu. Jadi, sudah tugasmu untuk menyelamatkan nyawaku. Kita selalu berada di atas tambang keseimbangan. Hmm, aku merasa jika tuhan tidak sabar ingin mengesahkan ikatan cinta kita." Dokter Da Suan masih sempat memberi gombalan, padahal ada wanita lain yang sedang mematung di pintu menunggu kepastian.
Gaiyyun Bai menahan perasaan senang dalam hatinya. Dia menoleh ke arah wanita yang tidak diundang sedang berdiri mematung di depan pintu.
Dua tatapan yang sangat tidak kontras dengan perasaan gundah yang menyelimuti hati masing-masing.
Gaiyyun Bai mengerti, sesama wanita dia juga memiliki hati yang lembut dan sensitive terhadap keinginan untuk mempertahankan kepunyaan yang ingin direbut orang lain.
"Dok, aku rasa kamu harus menyelesaikan urusanmu dengan wanita itu. Aku akan menunggumu." Gaiyyun Bai melepaskan tangan yang merangkul pinggangnya dengan lembut.
Da Suan menunduk dan menghela nafas berat. Apakah ini jalan satu-satunya untuk agar bisa bersama dengan wanita yang sudah membuat hatinya berdebar-debar tidak karuan.
"Gaiyyun Bai, dengar, aku akan secepatnya menemui kamu. Aku mohon, tunggu aku. Aku akan datang ke rumahmu membawa lamaran." Da Suan terlihat sangat serius.
Gaiyyun Bai tersenyum dan mengangguk untuk meyakinkan Da Suan jika dia tidak akan kemana-mana dan setia menunggunya.
Tiga orang berada dalam lingkaran rumit. Ni Lian dan Da Suan menjauh untuk menyelesaikan urusan mereka dengan para keluarga besar.
Kesunyian dan kesepian, masih di ruangan sama, yang awalnya penuh dengan kehangatan, kini, Gaiyyun Bai hanya bisa termenung dalam keheningan.
Belenggu dalam perasaan yang tidak konsisten membuat segala sesuatunya terlihat lebih rumit dari yang dibayangkan. Gaiyyun Bai, dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika dokter Da Suan mengetahui jika dia adalah seorang mafia yang penuh dengan musuh di mana-mana.
.........
Tujuh hari setelah berpisah dari desa Barat suasana hati masih nampak belum menemukan jalan keluar.
"Dok, ada pasien darurat!" Seorang perawat memberi tahu.
Dokter Da Suan yang sedang membuat resep obat untuk kliennya langsung bergegas ke ruang UGD.
Betapa terkejutnya dokter Da Suan ketika melihat sosok yang tidak asing terlihat sangat cemas dengan seluruh tubuh gemetar hebat.
"Dok! Tolong selamatkan ibuku, aku mohon!" Gaiyyun Bai terlihat sangat panik sampai-sampai tidak memperdulikan keterkejutan dokter Da Suan ketika melihatnya.
"Saya akan berusaha sebaik mungkin!" Dokter Da Suan langsung mengecek tubuh yang terlihat sudah lemas.
Sangat disayangkan.
"Maaf, beliau sudah tiada." Dokter Da Suan hanya bisa menundukkan kepalanya.
Sorot mata penuh harapan kini luluh lantah menyeruak dalam ketidakpercayaan dengan apa yang sudah didengarnya.
"Tidak mungkin! Ibu saya masih hidup saat datang ke sini! Tangan dan tubuhnya masih menegang menahan sakit! Cepat beri Ibuku obat! Dia pasti sembuh!" Gaiyyun Bai memekik di luar kendali.
Dokter Da Suan tidak dapat berkata-kata. Dia sangat menyesali takdir ini. "Maafkan aku." Hanya itu yang keluar dari bibirnya.
Gaiyyun Bai akhirnya menangis dengan ketidakberdayaan. Tubuhnya langsung terkulai lemas dan ambruk ke lantai.
Dokter Da Suan sudah biasa melihat orang-orang yang kehilangan orang yang dicintainya. Membiarkan keluarga yang sedang berduka untuk menangis itu akan sangat membantu menenangkan perasaan tertekan dari dalam dirinya.
Tapi, sesaat tangisan Gaiyyun Bai berhenti. Sorot matanya langsung terlihat tajam pada satu titik. Tangannya mengepal dengan kuat, aura amarah langsung memancarkan ketegangan.
"Mati kau!"
Pagi yang cerah, jam 10 pagan, kuburan keluarga besar leluhur Da Suan di Homeone, berdiri megah di atas perbukitan yang menghadap langsung ke tebing pantai yang biru.Pemberkatan berlangsung dengan khidmat dan penuh makna. Gaiyun Bai menundukkan kepalanya, sesekali melirik ke sekitarnya dengan rasa ingin tahu. Dia mengamati lingkungan sekitar makam dengan seksama, menikmati keindahan alam dan kesucian suasana.Semua anggota keluarga terlihat sangat khusyuk, menyatukan kedua tangan dan memejamkan mata mereka, membiarkan keheningan dan ketenangan mengisi hati mereka. Suasana yang tenang dan sakral ini memperkuat ikatan keluarga dan menghormati leluhur mereka.Gaiyyun Bai memandang giok naga di atas meja persembahan dengan mata penuh kekhawatiran. Pikirannya terus berputar, mencari cara menghentikan niat buruk Kakek Zi Dai.Tanpa kehadiran Zaiyyen, Gaiyyun Bai menyadari bahwa Kakek Zi Dai telah mengincar Da Suan sebagai ketua 7 naga berikutnya. Ia khawatir Da Suan akan terjebak dalam kek
Langkah kaki Kakek Zi Dai berhenti di depan pintu, matanya menyapu ruangan dengan curiga. Ia membuka pintu perlahan, memindai setiap sudut dengan seksama. Keningnya mengerut, keheranan mencuat di wajahnya."Ada siapa, Zi Dai?" tanya Kakek Zu Gai dengan nada khawatir."Tidak ada siapa-siapa," jawab Kakek Zi Dai pelan. "Mungkin hanya firasatku saja."Sementara itu, Gaiyyun Bai bersembunyi di balik lemari, napasnya terhenti. Detak jantungnya berdegup kencang. Ia menunggu beberapa detik, memastikan keamanan. Lalu, dengan gerakan pelan dan hati-hati, ia merambat keluar dari ruangan rahasia, menghindari perhatian Kakek Zi Dai. ...............Gaiyyun Bai membuka pintu kamarnya dengan hati berdebar. Namun, ia terkejut melihat Da Suan duduk di kasurnya, vape menyala di tangan, dan mata tajam menembus kegelapan."Apa yang terjadi, Da Suan?" Gaiyyun Bai bertanya dengan nada bergetar.Da Suan membuang asap vape, matanya tetap menatap. "Kamu tahu, aku mulai merasakan s
Salju rintik-rintik membalut bumi, menciptakan lanskap putih yang magis. Di dalam mobil, Da Suan mengemudikan dengan hati-hati, sementara Gaiyyun Bai menyanjungkan kepala di bahunya, menciptakan kehangatan cinta di tengah kesepian musim dingin.Di sebuah hunian mewah bergaya Eropa yang membentang di tanah seluas 2 hektar, Gaiyyun Bai terlihat gugup, namun berusaha untuk tetap santai. Ia meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang akan melihatnya malam itu."Selamat datang, cantik," sambut Nyonya Sanani, ibu Zaiyyen, dengan senyum hangat. "Apa kabar? Aku mendengar banyak tentangmu dari Su Arra.""Hallo, Tante. Senang bertemu dengan Anda," jawab Gaiyyun Bai ramah.Nyonya Sanani memandang Gaiyyun Bai dengan mata penuh kagum. "Kamu cantik sekali. Aku jadi iri, kapan putraku mendapatkan wanita secantik dirimu?"Su Arra tersenyum. "Sanani, putramu memang harus belajar dari Da Suan."Da Suan berkelakar, "Tidak, Mah. Aku tidak mau mengajari Zaiyyen. Tapi, jika ada persenan, bisa dipertimbangkan!"
Zaiyyen mendekati supirnya dengan langkah pelan, ingin melihat wajahnya yang selalu tersembunyi di balik masker. "Siapa kamu sebenarnya? Mengapa dia memanggil kamu 'Bos'?" tanyanya dengan rasa penasaran.Xing Leo langsung bereaksi cepat, memberi isyarat kepada anak buahnya. Anak buah itu langsung mendekati Xing Leo, berusaha menutupi kesalahan. "Maaf, saya salah orang!" ucapnya.Zaiyyen terhenti sejenak, merasa bingung. Xing Leo berpura-pura marah. "Lain kali perhatikan dengan teliti!"Anak buah itu meminta maaf, tidak berani menatap Zaiyyen. "Maaf, Bos. Biasanya Anda memakai masker hitam, jadi saya salah paham."Zaiyyen terus menatapnya dengan curiga, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kalian adalah organisasi besar dan terpercaya. Apakah kesalahan seperti ini sering terjadi?" tanya Zaiyyen dengan keraguan.Xing Leo tersenyum, menyembunyikan kecanggungannya. "Dia baru bergabung dengan kami. Kami tidak pernah melakukan kesalahan selama ini. Jadi, Anda tenang saja."Zai
Langkah kaki diam-diam mendekati dari belakang. Da Suan, yang terus berbicara dengan Gaiyyun Bai melalui video call, tidak menyadari kehadiran tersebut.Gaiyyun Bai tiba-tiba berbicara dengan nada serius. "Sayang, sepertinya ada seseorang di belakangmu?"Da Suan memperingati, "Sayang, jangan takut-takuti aku lagi!"Tiba-tiba, Gaiyyun Bai mematikan panggilan. Da Suan terkejut dan segera mencoba menghubungi kembali.Saat itu, Da Suan merasakan sesuatu yang bergerak di belakangnya. Dia perlahan menoleh dan melihat Zaiyyen berdiri dengan senyum licik."HUA!" teriak Da Suan kaget.Zaiyyen tertawa. "Hahaha... Kau!"Da Suan melempar bantal ke arah Zaiyyen. "Kamu!"Zaiyyen bertanya, "Hayo, kamu sedang bicara dengan siapa? Apa dia kekasihmu?"Da Suan membuang muka. "Bukan siapa-siapa!"Zaiyyen mencari laptopnya. "Aku ke sini karena ingin mengambil laptopku. Mana?"Da Suan hanya melirik ke meja tanpa berkata.Zaiyyen berdecak kesal. "Dasar, sudah meminjam bukannya berterima kasih malah buang mu
Tuan Domani terpaku melihat sosok misterius membasmi musuh dengan dua pistol dan pisau, tanpa meninggalkan jejak luka pada dirinya sendiri.Da Suan turun dari dalam mobil berlari mendekati ayahnya, wajahnya pucat. "Pah, kamu baik-baik saja?"Tuan Domani menatap Da Suan, masih terkejut. "Dia... dia yang menyelamatkan kita."Sosok itu menghilang ke dalam hutan, meninggalkan keheningan dan mayat berceceran.Keluarga besar turun dari mobil, terkejut melihat pemandangan mengerikan.Kakek Zi Dai mendekati Tuan Domani. "Domani, apakah kamu yang menghabisi mereka?"Tuan Domani menggelengkan kepala, masih mencari sosok misterius. "Bukan, Kakek. Dia... dia yang melakukannya."Semua mata terfokus pada hutan, mencari bayangan penyelamat misterius. Tuan Domani bersemangat, "Dia ada di sini! Seorang wanita misterius dengan rambut bergelombang dan masker hitam. Dia sangat lihai dan menyelamatkan kita dari maut!"Zaiyyen matanya terbuka lebar, penasaran. "Siapa dia? Mengapa dia membantu kita tanpa s