Share

Dokter Cantik Kesayangan Tuan Muda
Dokter Cantik Kesayangan Tuan Muda
Author: Rahayu avilia

Bab 1

"Sepertinya dia sudah tewas. Cepat lempar dia ke jurang, jangan sampai meninggalkan jejak." perintah seorang pria berpakaian serba hitam setelah menembakkan 2 peluru ke arah pemuda yang kini tergeletak berlumuran darah di bawah kakinya.

Derasnya air hujan pun berhasil meredam suara letusan dari senjata api milik pria tadi.

"Baik, Bos." jawab dua pria lain dengan pakaian yang sama.

Tanpa berpikir panjang beberapa orang itu mengangkat tubuh pemuda yang sudah tidak bergerak itu menuju ke tepi jurang. Tak lama setelahnya mereka melemparkan tubuh pemuda itu ke jurang.

"Misi kita telah selesai, ayo segera tinggalkan tempat ini."

***

"Cher, Cheryl! Cepat ke sini! Itu ada–" teriak wanita berambut sebahu yang saat itu sedang berjalan untuk mendaki gunung. Suara wanita itu terdengar panik disertai gemetar takut. Telunjuknya mengarah kepada sesuatu yang tidak bisa dilihat jelas. Bebatuan yang besar serta cuaca yang berkabut membuat jarak pandang wanita itu terbatas.

"Felicia, ada apaan sih, pakai acara teriak-teriak segala." keluh gadis yang bernama Cheryl, sambil berjalan mendekati sahabatnya dengan napas terengah-engah karena jalanan yang menanjak ditambah lagi tas ransel yang berat ada di punggungnya.

Jalanan yang licin pasca hujan yang mengguyur pegunungan itu semalaman juga menambah beban tersendiri bagi Cheryl. Gadis itu harus berhati-hati agar tidak jatuh ke jurang yang ada di dekatnya.

"I-itu Cher, ada mayat." ucap Felicia.

Cheryl bisa melihat ekspresi sahabatnya yang terlihat memucat. Awalnya, dia pikir Felicia hanya bergurau. Namun, mendengar ucapan dan juga melihat wajah temannya, Cheryl pun membelalakkan matanya sembari bergegas.

Manik cokelat milik Cheryl pun membulat sempurna ketika menyaksikan pemandangan yang berada tepat di depannya. Benar saja, di pinggir jurang, terlihat sosok tubuh yang terkapar lemas tak berdaya. Bukan hanya itu, bahkan bau anyir darah yang cukup kuat membuatnya mengernyit.

"Astaga! Fel, ayo bantu aku tarik dia supaya gak jatuh ke jurang!" teriak Cheryl sembari menarik ujung baju milik sahabatnya. Namun, wanita itu heran karena tak ada respon dari Felicia. Ketika menoleh, Cheryl hanya bisa menghela napas panjang ketika menyadari bahwa sahabatnya telah pingsan.

"Yaahhh, dia malah pingsan." keluh Cheryl.

Cheryl akhirnya bergegas menuju ke tepi jurang dengan melompati bebatuan di dekatnya. Dengan segala kekuatan yang ia miliki, Cheryl menarik tubuh laki-laki itu supaya menjauh dari tepi jurang. Meskipun takut, Cheryl pun memberanikan diri untuk mengecek keadaan orang itu.

Gadis itu terkejut bukan main saat dua jarinya menyentuh leher pria yang berlumuran darah didepannya dan menemukan denyut nadi di tubuh laki-laki itu.

"Apa? Dia masih hidup?" ujarnya yang shock. Melihat kondisi sang pria yang terluka parah membuat Cheryl berpikir jika orang itu sudah tewas.

Menyadari denyut nadi dari pria itu sangat lemah bahkan hampir tak berdenyut, dengan cepat Cheryl merogoh tas kecilnya untuk mengambil ponsel.

Mengingat posisinya yang belum begitu jauh dari kaki gunung, Cheryl memanfaatkan sinyal di ponselnya untuk menghubungi ambulans tempat dia bekerja.

"Tolong kirim ambulans ke kaki gunung! Ada seorang pria yang kehabisan banyak darah di sini!" ucap Cheryl dengan nada cemas, lalu dia segera mematikan panggilannya setelah mendapatkan jawaban 'baik, dok' dari seberang sana.

Tak sampai 30 menit, beberapa orang berpakaian medis tiba di tempat Cheryl berdiam diri. Dengan segera beberapa orang itu menghampiri Cheryl.

Felicia yang masih pingsan serta pria yang tak dikenalnya itu pun diangkut ke dalam ambulans untuk dibawa ke klinik tempat Cheryl bekerja.

Sesampainya di klinik, beberapa orang berniat untuk menyapa Cheryl yang bekerja sebagai dokter di klinik itu. Namun, orang-orang itu mengurungkan niatnya ketika menyaksikan Cheryl yang masih berpakaian layaknya pendaki dengan noda darah yang menempel di mana-mana.

Mereka lebih memilih segera membawa para pasien yang dibawa Cheryl masuk ke ruang UGD klinik. Termasuk juga Felicia yang hingga kini masih pingsan.

"Cheryl, ada apa ini? Kenapa baju kamu begitu banyak darah?" seorang lelaki paruh baya yang memakai jas putih khas dokter terlihat panik sambil setengah berlari menghampiri Cheryl.

"Om, tolong bantu selamatkan dia, Om. Nadinya semakin lemah," pinta Cheryl pada lelaki paruh baya yang terlihat sangat khawatir.

"Dia siapa? Dan apa yang terjadi sebenarnya?" tanya lelaki paruh baya itu dengan nada yang semakin terlihat panik.

"Aku juga tidak tahu, Om. Panjang ceritanya. Nanti akan aku ceritakan jika keadaan pria itu sudah stabil, sekarang tolong selamatkan dia dulu, om." ujar Cheryl sambil berjalan cepat mengikuti langkah kaki suster yang mendorong ranjang pasien menuju ke ruang operasi dengan diikuti langkah kaki lelaki paruh baya yang memakai jas dokter itu.

Melihat begitu banyaknya luka yang ada di tubuh laki-laki itu, sehingga ruang operasi adalah pilihan tepat untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

"Kamu tunggu disini saja, biar Om yang akan menanganinya." ujar sang dokter, karena melihat kondisi Cheryl dengan baju kotor dan juga banyaknya noda darah di sebagian bajunya membuatnya tidak dapat melakukan tindakan di ruang operasi yang memang harus selalu steril.

Cheryl pun mengangguk kala sang dokter memasuki ruang operasi. Sedangkan Cheryl berdiri di depan pintu ruang operasi yang kini sudah tertutup rapat dengan lampu di atas pintu menyala, pertanda jika sedang ada tindakan operasi di ruangan tersebut.

Wajah Cheryl masih terlihat cemas, dia setia menunggu di depan pintu ruang operasi. Meskipun dia tak mengenali pria yang sedang dioperasi di dalam, Cheryl tetap cemas, mengingat dialah yang pertama menemukan pria itu.

Setelah menunggu tiga jam, belum ada siapapun yang keluar dari ruang operasi. Wajah Cheryl semakin terlihat cemas, apakah laki-laki itu bisa di selamatkan?

Ditengah rasa cemas yang menghantui justru sahabatnya, Felicia lah yang datang menghampiri setelah sadar dari pingsannya.

"Cher, mau sampai kapan kamu akan menunggu di si_"

Ucapan Felicia terhenti kala terdengar suara pintu ruang operasi terbuka. Melihat sosok pamannya yang keluar dari ruangan tersebut maka dengan segera Cheryl beranjak dari tempat duduknya dan berlari menghampiri sang paman.

"Bagaimana kondisi pria itu, Om?" tanya Cheryl dengan wajah cemas.

Netra milik sang dokter menatap Cheryl dan sahabatnya dengan wajah serius, seakan ingin berhati-hati dengan kalimat yang akan diucapkannya.

"Operasinya berjalan lancar. Tapi, dari luka yang berhasil diobati, ada 2 luka tembak yang hampir mengenai jantungnya." ucap sang dokter.

Cheryl dan Felicia memperhatikan setiap ucapan dokter dengan sangat serius. Bahkan mereka berdua tidak berani menyela sebelum sang dokter mengakhiri percakapannya.

"Sekarang dia masih berada di ruang ICU, sampai dia sadar dari koma-nya. Bisa lebih cepat, atau bisa juga akan sedikit memakan waktu lebih lama." lanjut sang dokter.

Sekilas sang dokter bisa menangkap raut wajah sedih dari muka Cheryl. "Cheryl, katakan pada Om sebenarnya siapa laki-laki itu? Apa kamu terlibat masalah serius dengan laki-laki itu?" tanya sang dokter yang di panggil paman oleh Cheryl.

Cheryl mengerutkan keningnya dan menoleh kearah Felicia yang kebetulan dia juga melihat kearah Cheryl. "Maksud om apa? Kami berdua benar-benar tidak mengenalnya." jawab Cheryl yang bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Dokter setengah baya itu menghela napasnya sebelum mengatakan apa yang ia temukan saat menangani pasien yang tadi di bawa Cheryl. "Dari apa yang om temukan, sepertinya ini bukan kecelakaan biasa. Karena dari luka tembak yang langsung tertuju kearah jantung, sepertinya ada yang berusaha membunuh pria itu."

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Asiah Erap
Bagus ceritanya, aku suka thor
goodnovel comment avatar
Evelyne
saya suka cerita yang diawal sudah langsung ke "cerita" ...yang gak perlu pakai perkenalan... ok ..awal yang bagus...cuuuss kita liat kelanjutan nya... apa akan semakin menarik atau malah membosankan ? kita baca yuuukk...
goodnovel comment avatar
Greg Gi
saya suka critanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status