Share

Bab 6

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-16 00:13:00

"Coba aja tadi nurut, mau pakai selimut untuk nutupin anunya, pasti nggak bakalan aku kasih daster seperti ini," batinnya. Meskipun ada rasa bersalah terhadap pria itu, namun menurutnya ini merupakan solusi terbaik.

"Besok, jika situasi di luar sudah aman, aku akan ke pasar untuk membelikan kamu baju dan ikan gabus." Zahira berkata sambil memotong kentang.

"Aku tidak suka ikan gabus." Mendengar nama ikan itu saja, sudah membuatnya ragu untuk mencoba.

"Rasa ikannya sangat enak, kamu harus mencobanya dulu," bujuk Zahira.

Arion hanya diam saat mendengar ucapan gadis tersebut.

Zahira sudah tidak berbicara lagi. Gadis itu mulai sibuk dengan menu yang akan dimasaknya.

Sebenarnya Arion ingin beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Zahira. Dia ingin melihat secara langsung, apa yang sedang di masakan oleh gadis tersebut. Namun luka-luka ditubuhnya terasa amat sakit, perih, nyeri dan berdenyut-denyut, hingga membuat pria itu memilih untuk tetap duduk

"Apa sudah selesai?" Arion memandang Zahira yang menuang sup ke dalam mangkok. Dari aromanya saja sudah terbayang rasa lezatnya.

"Sudah kita bisa makan, namun aku tidak membuat sambal. Aku juga tidak terlalu menyukai makanan yang pedas." Zahira tersenyum dan meletakkan mangkok yang berisi sup.

"Aku juga tidak begitu suka yang pedas. Sepertinya ini sangat enak." Arion menghirup aroma wangi dari sup tersebut.

"Kamu coba dulu rasanya, apakah enak atau tidak. Jujur saja aku tidak pandai dalam memasak." Zahira tersenyum memandang si pria. Setiap kali melihat wajah Arion, membuatnya ingin selalu tertawa. Namun dengan susah payah ditahannya. Ia takut si pria merasa curiga dengan baju yang melekat di tubuhnya.

"Dari aromanya aku yakin rasanya enak." Arion sudah tidak sabar untuk segera menikmati hidangan lezat yang sudah dimasak langsung oleh gadis yang saat ini mencuri perhatiannya.

Zahira hanya tersenyum dan memasukkan nasi ke dalam piring, lengkap dengan daging, sayur wortel dan kentang. Kemudian meletakkan piring itu di depan Arion.

"Terima kasih." Arion tersenyum. Perutnya sudah terasa amat lapar saat ini. Pria itu ingin segera menyantap makan malamnya, namun tangannya terasa nyeri dan sakit ketika diangkat. Hingga membuatnya kesulitan ketika memegang sendok dengan mengunakan tangan kiri yang sedang terpasang selang infus.

"Apa kamu mau, aku membantu mu?" tanya Zahira.

Dengan cepat Arion menganggukkan kepalanya. Kesempatan seperti ini, tidak akan dilewatkannya begitu saja. "Tanganku ternyata sakit bila di angkat, sedangkan yang satunya di infus dan aku tidak terlalu pintar menggunakan tangan kiri untuk bekerja."

Zahira hanya tersenyum mendengar penjelasan si pria. Ia berpindah posisi dan duduk di samping Arion.

Arion fokus memperhatikan gadis yang duduk di sampingnya. Untuk pertama kalinya, ia merasakan jantung yang berdegup dengan cepat. Selama ini, ia tidak pernah menyukai wanita lebih dulu. Pada umumnya wanitalah yang lebih dulu tertarik kepadanya. Para wanita itu akan dengan suka rela memberikan tubuhnya hanya untuk mendapatkan pria yang nyari sempurna tersebut. Namun walau mereka sudah memberikan semuanya, Arion tidak pernah mau terikat hubungan apapun dengan para wanita yang mendambakannya.

"Rasanya sungguh sangat lezat. Masakan kamu, tidak kalah enaknya dengan rasa sup daging yang ada di restoran." Pria itu menikmati rasa lezat sup daging yang saat ini disantapnya.

"Ngarang." Zahira merasa malu dengan apa yang didengarnya. Masakannya dipuji enak, tentu membuat Zahira senang. Hingga dia memukul lengan Arion.

Arion hanya meringis menahan sakit.

"Eh, maaf aku tidak sengaja." Dengan cepat Zahira mengusap lengan si pria.

"Tidak apa-apa." Pria itu mengulum senyumnya.

"Apa kamu serius?" Zahira menatap wajah Arion dengan mata yang terbuka lebar.

"Iya, ini sangat lezat." Arion tersenyum. Mulutnya kembali menyambar sendok yang sudah dekat dengan bibirnya.

"Jujur saja, aku tidak begitu pandai memasak. Bisa dibilang sangat tidak pintar dalam memasak. Hanya saja, disini aku harus mandiri. Karena sulit mencari warung makan. Pasar juga cukup jauh." Zahira tersenyum dan kembali memasukkan nasi ke dalam mulut Arion yang sudah terbuka. Ia sangat senang dengan pujian si lelaki yang diyakininya, 50% bohong.

Arion hanya tersenyum ketika mendengar ucapan gadis tersebut. "Aku rasa kamu harus mencicipinya biar tidak penasaran dengan apa yang kukatakan."

"Aku sudah mencoba tadi, tapi aku tidak yakin dengan perkataan mu. Menurutku, rasanya biasa saja."

"Apa kamu tahu, bagiku sekarang kamu adalah superhero ku," ucap Arion.

"Kamu tidak perlu berkata seperti itu. sudah kewajiban ku untuk menolong semua orang, tanpa terkecuali," balas Zahira.

"Apa kamu dokter?" Arion bertanya untuk mengusir keraguannya.

"Apa mungkin, aku akan menjahit perut mu, bila aku tidak dokter?" Zahira menatap Arion dengan sedikit memiringkan matanya.

Arion hanya tertawa kecil saat mendengar pertanyaan dari Zahira. Bodoh sekali bila ia menanyakan hal ini. Melihat keahlian si gadis, seharusnya sudah menebak tanpa harus bertanya. Namun melihat wajah Zahira yang masih sangat muda, membuatnya ragu. Bila dilihat dari wajahnya, gadis itu seperti seorang mahasiswa, bukan dokter. Bahkan lebih pantas lagi jika memakai seragam SMA.

"Bagaimana ceritanya kamu bisa mengalami hal seperti ini?" Melihat apa yang terjadi dengan Arion, Zahira tahu bahwa ini sudah masuk ke dalam kasus kriminal.

"Aku dijebak." Arion tersenyum dan kembali memakan nasi yang sudah berada di ujung bibirnya.

"Dijebak?"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 213

    Begitu banyak yang dilalui. Pada akhirnya ia sampai ke detik penuh kebahagiaan seperti ini. Dimana Alex mengucapkan ijab kabul untuknya.Air mata Fatimah menetes ketika bayangan kedua orang tua beserta kakaknya melintas dipandangnya. Mau seperti apapun orang-orang membenci keluarganya, namun dia tetap menyayangi mereka. Jika acara resepsi telah selesai, Fatimah ingin berkunjung ke makam keluarganya. Ia ingin memberi tahu kepada papi, mami berserta Alina, bahwa ia sudah menikah. Pernikahan yang diselenggarakan hanya dalam hitungan hari. Namun tetap saja berlangsung dengan mewah. Hanya saja tamu yang diundang sangat terbatas. Apa yang dialami Fatimah, membuat ia memiliki trauma jika berhadapan dengan orang banyak. "Padahal sudah janji, nikahnya sederhana." Fatimah berkata sambil memandang wajah tampan suaminya. "Ini sudah sangat sederhana," jawab Alex dengan santainya.Fatimah tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya. Meskipun wujudnya telah berubah, si cantik Celine masih te

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 212

    "Nona Fatimah, Apa kamu bisa melihatku?" Dokter yang berdiri di depan Fatimah bertanya dengan tenang. Lagi-lagi Fatimah tidak menjawab Dia menangis dan detik kemudian memeluk Alex dengan erat. "Jika kamu tidak bisa melihat, aku siap menjadi matamu. Aku akan selalu bersamamu dan menjagamu. Kamu jangan sedih." Alex berbisik di telinga Fatimah, sambil mengusap punggung gadis tersebut. Fatimah menggelengkan kepalanya. "Aku akan selalu bersama denganmu. Aku tidak akan mempermasalahkan apapun." Lagi-lagi Alex berusaha meyakinkan gadis tersebut. Mengetahui mata Fatima tidak bisa melihat, tentu saja membuat ia kecewa. Namun cinta tidak dilihat dari fisik. Apapun kekurangan calon istrinya, Ia akan siap menerimanya. "Fatimah, bisa katakan seperti apa pandanganmu saat ini?" Tanya Vandra dengan cemas."Aku sudah bisa melihat." Fatimah mengusap air matanya dan kemudian menatap Alex. "Kamu bisa melihatku?" Alex begitu bahagia setelah mendengar jawaban dari Fatimah.Fatimah menganggukkan kepa

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 211

    "Mas, aku gugup." Fatimah berkata sambil terus menggenggam tangan Alex. Hari ini adalah hari yang sangat ia nantikan. Dimana perban wajah dan perban mata akan dibuka. Namun entah mengapa Fatimah merasa takut dan juga gugup. Bagaimana jika operasi wajahnya gagal. Bisa saja wajahnya akan tampak menyeramkan. Atau mata yang tidak bisa melihat. "Jangan takut, operasi kamu pasti berjalan dengan sangat baik. Setelah ini kamu akan menjadi wanita tercantik." Alex paham dengan apa yang dirasakan calon istrinya. Karena itu dia menghibur calon istrinya tersebut. "Setelah buka perban, ternyata hasilnya di luar harapan. Apakah Mas masih mau dengan aku?" Fatimah berkata dengan nada sedih. Rasa cintanya sudah sangat besar untuk Alex, ia tidak akan sanggup jika kehilangan pria tersebut."Di luar harapan seperti apa maksudnya?" Alex tersenyum dan kemudian mencium punggung tangan Fatimah. "Banyak kan hasil operasi yang gagal. Misalnya saja setelah operasi wajahnya jadi aneh, atau mungkin menyeramkan

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 210

    Meskipun diminta untuk beristirahat, namun Alex tidak menuruti perintah Vandra. Dengan setia ia menunggu Fatima di depan ruangan observasi. "Tuan Alex, nona Fatimah sudah sadar." Dokter yang memantau kondisi Fatimah langsung memberi tahu Alex. Mereka sangat kagum melihat cinta Alex yang begitu tulus untuk Fatimah. Didunia ini sangat langka bisa di temukan pria seperti Alex. Pria yang mencintai tanpa memandang fisik. "Benarkah? Apakah saya bisa langsung melihatnya?" Alex yang sudah tampak kelelahan, langsung bersemangat ketika mendengar kabar tentang calon istrinya."Silahkan." Dokter berkaca mata itu membersihkan Alex untuk masuk. "Jika nanti nona Fatimah meminta minum, anda berikan saja minum sedikit. Di sana sudah ada gelas minum serta takarannya. Nona Fatimah boleh minum persatu jam." Dokter berkaca mata itu menjelaskan.Dengan cepat Alex menganggukkan kepalanya. Ia langsung masuk ke ruangan operasi. Hal pertama yang dirasakannya, rasa sakit dan perih. Ia tidak bisa membayangkan

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 209

    Alex menunggu di depan ruang operasi bersama dengan Arion dan Sebastian. Namun karena operasi berjalan sangat lama, Arion dan Sebastian pulang. Kini tinggal Alex seorang yang menunggu. 20 jam menunggu akhirnya lampu yang menyala di ruang operasi dipadamkan. Ini pertanda bahwa operasi telah selesai. Namun tetap saja Alex merasakan jantungnya yang berdebar dengan cepat. Bagaimana jika operasi tidak berjalan dengan baik. Hal itu rasanya tidak mungkin, mengingat tim dokter yang disediakan oleh Arion bukanlah tim Dokter sembarangan. Bahkan Arion mendatangkan dokter-dokter dari luar negeri yang memang sudah terkenal dengan kemampuan dibidangnya masing-masing. Pintu ruangan terbuka, tim Dokter pun keluar dari dalam ruangan. "Dokter Vandra, bagaimana kondisinya?" Alex langsung bertanya dengan Vandra yang merupakan ketua tim."Operasi berjalan dengan lancar namun pasien masih dalam keadaan kritis. Dalam artian kita akan menunggu selama 24 jam untuk memantau kondisi pasien. Jika kondisi pa

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 208

    Arion sibuk mengganti popok putrinya yang sedang pup. Dengan sangat telaten, pria tampan itu membersihkan pantat bayinya dengan tisu basah. Setelah bersih barulah memasangkan popok yang baru. Arion sangat menikmati perannya menjadi seorang ayah. Ketika putri kecilnya menangis, ia yang bangun lebih dulu. Jika bayi cantik itu bangun karena merasa tidak nyaman dan meminta diganti pipok, Arion tidak akan membangunkan istrinya, dia yang akan menganggti sendiri."Anak Daddy sudah wangi." Arion tersenyum dan mencium pipi bulat putrinya. "Kamu sangat cantik, Mirip mommy." Arion berkata sambil memandang Zahira yang tertidur lelap. Bayi cantik itu memandang Arion dengan bibir bulat. Seakan ia sedang berbicara dengan Daddy nya. Wajah bayi cantik itu sangatlah sempurna. Hidung mancung, bibir kecil, warna kulit putih kemerahan dan rambut yang berwarna coklat. Meskipun paras wajahnya mirip Zahira, namun warna kulit, hidung, mata, Serta alis, milik sang Daddy. Sepertinya bayi cantik itu sangat p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status