Share

Sungguh, memang tidak enak

Seseorang masuk ke dalam rumahku dan ternyata itu adalah ibuku. Aku melihatnya dari atas tangga dan dia sekarang berjalan menuju kulkas dan mengambil sekaleng soda. Aku sudah berbaikan dengan ayahku namun aku belum berbaikan dengan ibuku. Aku menuruni tangga dan menghampirinya. Dia memperhatikan aku dengan tatapan sinis seraya meminum sodanya dan mengalihkan perhatiannya menuju ponselnya.

“Aku tidak membunuhnya, bu, berhentilah membenciku.” Namun ibu menolak mendengarkan aku dan masuk ke dalam kamarnya. Aku duduk di sofa di depan televisi dan mencoba menenangkan diri. Memikirkan tentang apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, dan semuanya memang terasa sangat cepat hingga aku sampai di titik ini. Namun diriku masih hancur. Dia hanya seseorang yang baru saja kutemui, kenapa sesulit ini merelakannya.

Aku melihat beberapa pecahan kaca di lantai. Sudah berbulan-bulan benda itu berada di lantai dan tidak pernah ada yang membereskan. Aku tidak memiliki asisten

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status