Share

Dongeng Zanna
Dongeng Zanna
Penulis: murutop07

PROLOG

Gadis kecil yang bernama Zanna Zovanka, menyaksikan semuanya. Tubuh mungil itu bergeser perlahan semakin mendesak ke arah dinding, di bawah dipan panjang yang biasa disebut balai. 

Pada tangannya yang halus dan gemuk, tersampir boneka lusuh yang enggan ia lepaskan dari pelukannya. Meski dengan jemari  gemetar serta bola mata lugu yang tergenang air mata, ia berusaha menahan suaranya, tidak ingin sang ayah tahu bahwa ia tengah bersembunyi di sana. 

Rasa takut yang luar biasa mencengkram seluruh tubuh polos tanpa dosa itu, hingga terpatri kuat dalam ingatannya sampai bertahun-tahun kemudian. Meninggalkan trauma mendalam pada dasar jiwanya.

Sosok lelaki tinggi besar dengan suara yang berat dan pemarah itu adalah ayahnya, Bagas Zo. 

Gadis kecil itu menyaksikan bagaimana sang ayah melucuti ikat pinggang lebar dari kaitan pada celana panjangnya, lalu membentangkan ikat pinggang itu ke atas dan terayun dengan cepat turun ke bawah.

Kibaran dari angin saat ikat pinggang melewatinya tampak seperti gerakan lambat di mata Zanna, lalu mendarat tanpa ampun di punggung ibunya, Leta Letisia,  yang sedang terpuruk di lantai akibat didorong dengan keras sebelumnya. 

“Rasakan ini perempuan tidak tahu diri!” teriak Bagas Zo menggelegar di telinga Zanna.

Lolongan kesakitan dari mulut wanita itu di sela isak tangisnya, menambah rasa takut luar biasa yang dirasakan oleh gadis kecil tersebut.

Bagas Zo tidak bisa menghentikan perbuatan keji itu, nafsu angkara telah menguasai dirinya. 

Zanna Zovanka, hanya bisa meringkuk di dalam persembunyiannya dan tidak pernah terpejam sedikit pun. 

Cambukkan demi cambukkan mendarat di tubuh Leta yang kurus, disertai jeritan-jeritan yang memekakkan telinga si kecil Zanna. Air mata turun deras dari kelopak mata yang membengkak, ia berusaha tidak bersuara dengan menggigit lengan boneka kuat-kuat. Tidak lama kemudian,  ia tidak sadarkan diri. Terkulai lemas memeluk boneka lusuhnya. 

             ◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

14 Tahun Kemudian.

Gadis muda yang cantik, berambut panjang terurai, tengah berdiri sambil menggoyangkan tubuhnya dengan mata terkatup. Mengenakan atasan rajut bertali satu dipadankan balutan legging hitam mengkilat, menonjolkan bokongnya yang bulat dan penuh.

Pemandangan indah itu membuat gadis lainnya, Marcelia, yang sedang duduk tepat di belakang sang gadis, merasa gemas hingga terus mendaratkan tangannya untuk meremas penuh gairah pada bokong seksi itu.

Zanna Zovanka, menikmati alunan musik yang semarak dalam kilatan cahaya warna warni dari lampu temaram berbentuk trapesium. Satu buah lampu di tengah ruangan yang hingar bingar itu, terus berputar mengedarkan cahaya redupnya ke segala penjuru, menemani keindahan rasa dari pusat kepala Zanna yang sudah terisi alkohol manis.

Merasakan remasan-remasan dari jemari Marcelia, membuat Zanna terhuyung menghampirinya, meminta lebih dari sekedar itu, ia memicingkan matanya dengan mulut sedikit terbuka, sangat seksi dan menggoda.

Marcelia yang masih punya kesadaran tinggi karena tubuhnya resisten terhadap alkohol, merentangkan kedua tangan untuk merengkuh Zanna. Ia memeluk gadis itu sebentar lalu melepaskannya. Kedua tangan Marcelia meraih gemas kepala Zanna dan memposisikannya sedemikian rupa hingga ia bisa memagut bibir ranum Zanna beberapa kali sebelum akhirnya tenggelam dalam panasnya permainan french kiss mereka.

Tanpa mempedulikan suasana sekitar, di tengah dentuman musik Disk Jockey, Marcelia semakin mengganas, ia mengangkat tubuh Zanna ke atas pangkuannya tanpa melepaskan kecupan-kecupan yang semakin lama semakin turun hingga bibirnya bertengger di atas salah satu gundukan kembar bulat nan kenyal.

Zanna terus menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama musik. Silhuet dari gerakan tubuh itu tampak begitu indah dengan kepala yang sesekali terayun ke belakang karena gairahnya sedang dipenuhi oleh kepiawaian Marcelia dalam menyentuh dan menstimulasi titik-titik surga Zanna, hingga gadis itu terhentak, mengejang dan berkedut kemudian terkulai jatuh ke dalam pelukan Marcelia.

Tampak seringai puas pada wajah Marcelia, karena telah membuat gadis tercinta melayang oleh sentuhan ajaib jemari nakalnya.  Ia sedang berusaha mengeluarkan tangan kanannya dari balik celana legging Zanna bagian depan karena posisinya telah terjepit.  Marcelia mengarahkan jari telunjuknya ke dalam mulut dan menyesapnya dengan mata terpejam. Nikmat.

Posisi kedua gadis, Zanna dan Marcelia, berada di sudut ruangan paling belakang. Berpangkuan di atas sofa dua dudukan. Kini hanya menyisakan bayangan gelap bagi seseorang yang menyaksikan adegan itu dengan mata berkaca-kaca. Sakit, cemburu sekaligus terangsang!

               ◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status