Dongeng Zanna

Dongeng Zanna

By:  murutop07  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
36 ratings
29Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Zanna Zo, seorang gadis yang menjadi korban dari perpisahan orang tuanya yaitu Leta Leteshia dan Bagas Zo, tidak hanya menderita karena harus hidup hanya bersama Ibunya yang cacat akibat penganiayaan Bagas Zo, namun juga memendam trauma yang dalam atas kekerasan fisik yang disaksikannya. Zanna Zo tumbuh menjadi gadis cantik yang cerdas dan polos. Namun, apa akibatnya ketika dia bertemu dengan gadis lain yaitu Marcelia yang merasa senasib dan punya kehidupan glamour juga pergaulan bebas dan mengenalkannya pada orientasi sex sesama jenis? Bagaimana Zanna Zo menghindar dari kejaran ayahnya yang berencana untuk menyerahkan putrinya kepada pengelola pelacuran terbesar demi uang? Apakah Zanna Zo akhirnya bisa jatuh cinta kepada Danish setelah lepas dari jeratan Marcelia, sementara dia sangat membenci laki-laki?

View More
Dongeng Zanna Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
RI80
bagus nih.. ceritanya unik. lanjut
2021-07-13 12:22:06
0
user avatar
Ray Basil
Sukses selalu kk
2021-07-07 11:54:12
0
user avatar
Ervin Warda
keren😍 semangat nulisnya, kakak 💪
2021-07-07 11:52:14
0
user avatar
Ayu Kristin
Semangat aku suka
2021-07-06 06:51:57
0
user avatar
Liz andrea
Keren ceritanya.. semangattt
2021-06-23 23:14:10
1
user avatar
Luna Lupin
syemangaaat up kakkk :)
2021-05-19 23:30:50
1
user avatar
Ayu Permana
sukses terus buat ka murutop semangat berkarya ka
2021-05-19 14:38:39
1
user avatar
Luisana Zaffya
Suka ceritanya. Lanjutkan...
2021-05-19 14:29:38
1
user avatar
Faradita Emilie
Semangat buat nextnya, thor.
2021-05-19 14:27:12
3
user avatar
Be Maryam
Sinopsisnya ketceh, buka bab 1 bikin nagih. Jadi pengen baca terus. Suka dengan bahasanya.. Gas kk
2021-05-18 23:05:27
2
user avatar
Ayasa
Wajib banget masuk rak baca✌️🙈
2021-05-18 17:10:40
1
user avatar
Ira Yusran
Ditunggu kelanjutan Zanna Zo 💚
2021-05-18 16:53:06
1
user avatar
Ira Yusran
Ditunggu kelanjutan Zanna Zo 💚
2021-05-18 16:53:06
1
user avatar
Kamelzy
Ide ceritanya menarik banget! Diksinya juga ringan dan keren bgt bikin betah bacanya, semangat terus ya^^
2021-05-18 16:10:23
2
user avatar
Singgajah
Kak murutoep hhiii ceritanya seruu iihhh
2021-05-18 14:35:47
2
  • 1
  • 2
  • 3
29 Chapters
PROLOG
Gadis kecil yang bernama Zanna Zovanka, menyaksikan semuanya. Tubuh mungil itu bergeser perlahan semakin mendesak ke arah dinding, di bawah dipan panjang yang biasa disebut balai. Pada tangannya yang halus dan gemuk, tersampir boneka lusuh yang enggan ia lepaskan dari pelukannya. Meski dengan jemari  gemetar serta bola mata lugu yang tergenang air mata, ia berusaha menahan suaranya, tidak ingin sang ayah tahu bahwa ia tengah bersembunyi di sana. Rasa takut yang luar biasa mencengkram seluruh tubuh polos tanpa dosa itu, hingga terpatri kuat dalam ingatannya sampai bertahun-tahun kemudian. Meninggalkan trauma mendalam pada dasar jiwanya.Sosok lelaki tinggi besar dengan suara yang berat dan pemarah itu adalah ayahnya, Bagas Zo. Gadis kecil itu menyaksikan bagaimana sang ayah melucuti ikat pinggang lebar dari kaitan pada celana panjangnya, lalu membentangkan ikat pinggang itu ke atas dan terayun
Read more
Lulus SMA
2 Tahun Sebelumnya.Hari ini adalah hari di mana Zanna Zovanka melihat papan pengumuman kelulusan di halaman sekolahnya. Berjejer papan tulis yang biasa berada di dalam kelas, beralih fungsi menjadi papan pengumuman di halaman tengah sekolah. Tidak sulit mencari nama Zanna Zovanka, karena namanya terletak di tiga nama paling atas yang tidak tergabung dalam kelompok daftar nama siswa-siswi lainnya. Predikat murid teladan disandangnya, karena dia berhasil menyabet nilai tertinggi dari delapan kelas pada angkatan tahun itu di Sekolah Menengah Atas. Karenanya, Zanna Zovanka berhak atas Beasiswa penuh di Perguruan Tinggi ternama tanpa melalui tahapan tes ujian masuk. Dia hanya perlu mendaftar dengan membawa persyaratan Administrasi berupa data diri dan bukti sebagai siswa dari sekolah sebelumnya. Gadis cantik pendiam dan tidak bergaul itu, dikena
Read more
Kenangan Buruk
Sesampainya di rumah, Zanna terbiasa langsung meneguk air putih yang telah tersedia di meja, setelah melepaskan sepatunya di depan pintu masuk.Leta Letisia menghampiri meja makan, di tangannya ada sepiring nasi serta dua potong tempe goreng. Ia meletakkan piring nasi itu di depan Zanna. “Makanlah.” Leta menyuruh Zanna tanpa melihat ke arahnya. “Tidak ada sambal ya?” tanya Zanna yang sudah merasa lapar. “Mama sudah taburi garam, cepat makan saja. Mama sudah harus ke warung Bu Tomo," sahut Leta sambil berlalu. “Eh, Ma ....“ Zanna menghentikan langkah Leta. Lalu ia mengeluarkan laporan sementara dari sekolahnya, menyodorkannya kepada Leta. “Apa ini? Tagihan lagi? Mama kan sudah bilang belum bisa bayar sekarang,” sahut Leta, mengambil kertas laporannya dengan gerak malas. Leta membaca laporan sementara itu, predikat mur
Read more
Rahasia Leta
Hari tanpa sekolah adalah hari paling menyedihkan bagi Zanna. Dia merasa bosan dan muak atas hidupnya yang selalu kesepian. Dulu sewaktu masih kecil, Leta selalu ada di samping Zanna. Pelukan itu, kecupan itu adalah sarapan setiap paginya. Perlahan semuanya memudar, Leta bagaikan orang asing yang enggan mengulurkan tangannya. Bahkan berbicara dengan saling menatap mata pun, sudah tidak dilakukannya lagi. “Ada apa dengan orang-orang yang beranjak dewasa itu? Apakah karena kami tidak selucu waktu masih kecil? Tidak menggemaskan atau kenapa sih?” gumam Zanna dengan frustasi. Lamunannya buyar ketika suara Leta terdengar, “Zanna, kamu sudah tidak ada kelas hari ini?” tanya Leta dengan nada heran. “Sudah santai Ma, tinggal tunggu acara perpisahan. Mama kan harus datang, ada yang perlu mama tanda tangani,” sahut Zanna.“Kalau mama hadir, apa kamu gak malu? Apa kamu gak akan dit
Read more
Akting Zanna
Kedua Ibu dan anak itu terpekur, tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Kehadiran Bagas setelah sekian tahun berlalu, benar-benar mengagetkan Leta. Sudah jelas terbaca maksud dan tujuan Bagas terhadap putrinya, Zanna Zo. Hal itu sangat mengiris hati Leta di tengah ketidak berdayaannya. "Mungkin, inilah saatnya kita harus membuka lembaran baru di tempat lain?" Leta bergumam lirih, seolah berkata pada dirinya sendiri.Zanna mendengar jelas gumaman Leta, jarak mereka begitu dekat. "Ma, kalau kita pergi dari sini, akan percuma juga mama masih bekerja di sini. Jadi, kita bertahan dan bersama-sama menghadapi lelaki itu?" ujar Zanna penuh keraguan.Lidahnya begitu berat untuk menyebut 'Papa' kepada Bagas. Ia selalu menyebutnya dengan kata  'Lelaki itu'. Perasaan bencinya sudah sampai ke ubun-ubun dan tidak pernah terpikirkan untuk memaafkan Bagas Zo.
Read more
Rencana Leta dan Bagas
Leta membuka pintu dengan jantung berdebar-debar. Di sepanjang hidupnya, baru kali ini dirinya kedatangan polisi. Dua orang polisi berseragam menyapanya dengan ramah. Mereka menatap Leta dan  menampilkan sorot terkejut sekaligus iba. Leta mempersilakan kedua tamunya untuk masuk, menahan diri agar gemetar yang dirasakannya tidak terlihat oleh tamu berseragam itu. "Silakan masuk," ajak Leta dengan hormat.Keduanya memasuki rumah dan duduk di kursi usang, Leta ikut duduk dengan jantung masih berdebar, "Ada apa ya, Pak?" tanya Leta seraya berusaha menghilangkan rasa gugupnya."Mohon ma'af sebelumnya, Bu. Kami ketitipan warga seorang lelaki bernama Bagas Zo yang dituduh melakukan upaya pemerkosaan terhadap putri ibu," jawab salah seorang tamunya yang terlihat lebih tua dari rekannya.Leta masih bergeming untuk mendengarkan lebih lanjut
Read more
Perjalanan
Zanna berjalan kaki menempuh jarak sepanjang lima kilo meter, dengan beban berat yang berada pada tas ranselnya. Setelah sampai di jalan raya, ia menunggu angkutan nomor nol dua sesuai arahan Leta, hanya saja, angkutan kota yang ditunggunya tidak kunjung tiba. Dalam kebingungan, Zanna celingukan, matanya nanar melihat apapun yang berada di kiri dan kanannya, menyapu bersih semua hal dengan rakus, pengalaman yang jarang ditemukannya. Ia menuju tempat antrian yang biasa dipakai oleh para pengguna angkutan umum, mencari tempat duduk karena kakinya terasa pegal telah berdiri lama di pinggir jalan.Samar-samar Zanna mendengar suara orang menegurnya. Suara yang sangat ia kenal dan mendadak membuatnya merasa kesal. "Zanna? Mau kemana kamu?" pertanyaan orang tersebut mengandung rasa heran. Zanna tidak ingin mempedulikannya, jangankan menoleh ke asal suara, bahkan sekedar melirik pun, tidak. "Huh, orgil lagi deh, gak di seko
Read more
Pulang
Danish mengirimkan pesan kepada pemilik warung soto, "Bro, gue datang ma temen nih, kasih tagihan dua puluh ribu ya, sisanya ntar gue bayar di belakang temen gue." Mereka telah duduk di dalam warung soto yang cukup ramai. Zanna tampak tidak nyaman melihat banyak orang dengan penampilan rapi tidak seperti dirinya yang lusuh memakai kaus belel. Ia merasa tidak pantas berada di situ, tapi tidak berani mengatakannya pada Danish.Zanna terus menundukkan wajahnya, Danish merasa iba melihat gadis yang sangat cerdas itu. Desas-desus di sekolah yang pernah didengarnya adalah kondisi Zanna yang tinggal di rumah sekolahan dengan ibunya yang cacat dan sangat miskin. Danish cukup terkejut dengan label kemiskinan yang tersemat pada Zanna, tidak membuat gadis itu menanggalkan harga dirinya, bahkan dia menolak untuk ditraktir makan olehnya. Demi menjaga harga diri Zanna dan menghormati prinsip hidupnya, Danis
Read more
Darurat
"Zanna, Ibumu ada?" tanya Pak RT kepada Zanna sambil melongok ke dalam rumah. Matanya bersirobok dengan Danish yang langsung berdiri dan menganggukkan kepala."Iya, ada apa, Pak?" tanya Leta yang tiba-tiba saja telah berada di belakang Zanna, menampilkan sorot mata ingin tahu. "Bu, Bagas Zo, keluar dari kantor polisi, sepertinya bukan orang sembarangan ya, soalnya dijemput aparat juga," papar Pak RT bersuara pelan, di wajahnya tersirat ada kekhawatiran. Zanna dan Leta seketika pucat pasi, mereka saling pandang dan tampak jelas sekali kalau Leta ketakutan hingga membuat badannya gemetar, Zanna menggandeng Leta dan mendudukkannya di kursi."Tenang, Maa ...," bisik Zanna di telinga Leta.Pak RT mengkhawatirkan kondisi Leta, salah satu warga berbisik-bisik kepada Pak RT, lalu ke-empatnya berunding di teras. Tidak lama kemudian, Pak RT kembali masuk ke ruang tamu, dia berjongkok di depan Leta
Read more
Keputusan Zanna
Keputusan telah diambil, Zanna akan memasuki kuliah di kota Jakarta. Setidaknya, kota itu berjarak tempuh sekitar delapan jam perjalanan menggunakan bis. Tempat yang cukup jauh dari kediaman Bagas Zo. Ia berharap tidak akan ditemukan oleh ayahnya yang jelas-jelas telah melakukan kesepakatan dengan seseorang untuk menculik dan menjual dirinya. Mengingat akan hal itu, membuat Zanna merinding. Kebencian terhadap Bagas semakin tebal dan kokoh. Bahkan ia menjerit dalam hatinya saat menanyakan permasalahan itu kepada Tuhan, apa maksud di balik semua ini? Lambat laun, kebencian yang ia pupuk kepada ayahnya, telah merubah sudut pandang gadis itu bahwa semua lelaki hampir bisa dipastikan memiliki sifat primitif seperti Bagas Zo. Gadis cantik berpenampilan lusuh itu bergerak-gerak gelisah di tempat duduknya yang sempit. Ia berada di dalam sebuah bis ekonomi yang panas dan tercium aroma apek, sebagai salah satu penumpang yang akan turun di terminal
Read more
DMCA.com Protection Status