Share

BAB 27

Auteur: Dentik
last update Dernière mise à jour: 2025-06-04 14:38:21
Nadine menatap Leonard lekat-lekat. “Kalau Pak Leo? Apa bapak mencintaiku, atau mencintai versi Nadine yang bapak bentuk sendiri?”

Suasana mendadak sunyi.

Leonard tidak segera menjawab. Lalu perlahan ia tersenyum, tapi senyumnya tidak menjawab apa pun. “Kita punya rapat dengan editor media jam dua. Setelah itu, dinner dengan sponsor di Hotel Delacroix. Aku ingin kamu ikut.”

Nadine menunduk, menyembunyikan sorot matanya yang mulai buram.

“Baik, Pak,” jawabnya pelan. Tidak ada ruang untuk mempertanyakan lagi.

Leonard melirik jam tangannya. “Kamu punya waktu satu jam untuk makan siang dan berganti baju. Pilih yang formal tapi tidak terlalu kaku. Mereka menyukai wanita yang terlihat kuat tapi tetap ramah.”

Setelah itu, ia melangkah keluar dari ruangan, menyisakan jejak aroma parfum maskulinnya dan perasaan hampa yang menggantung di udara.

(,,・e・)pー━**※*⌒*

Di ruang rapat yang penuh dengan papan presentasi, grafik elektabilitas, dan layar besar yang menampilkan headline media, Leonard duduk
Dentik

(¬_¬;) Ngerinya...

| J'aime
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 70

    Leonard menatapnya lekat, bola mata hitamnya penuh luka sekaligus keberanian baru. Bibirnya bergetar sebelum akhirnya ia berbisik, nyaris seperti doa yang dipertaruhkan.“Maukah kau menikah denganku?”Kata-kata itu menggantung di udara.Waktu seolah berhenti.Suara televisi meredup, detak jam pun hilang. Yang tersisa hanya dentuman jantung keduanya—keras, cepat, dan saling bersahutan.Nadine terdiam. Suara hatinya pecah beradu dengan gemuruh pikiran. Matanya masih menatap Leonard, namun tubuhnya kaku, seolah dunia menahannya untuk sekadar mengangguk.Menikah? Kata itu seperti cahaya dan pisau sekaligus. Indah, tapi menakutkan.Air mata yang sempat reda kembali menggenang. “Leo… kau—kau serius?” suaranya bergetar, nyaris tenggelam oleh isak yang ditahannya.Leonard mengangguk pelan, matanya tak bergeser barang sedetik. “Aku tak pernah sejujur ini seumur hidupku, Nadine. Semua yang pernah kulakukan, semua yang pernah kamu lalui… aku ingin menebusnya. Dengan caraku. Dengan hidupku. Denga

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 69

    Di ruang interogasi yang lengang, hanya ada detak jam dinding yang mengisi jeda hening.Tik… tak… tik… tak…Leonard duduk di kursi besi yang dingin, tubuh tegapnya tampak kokoh, tapi kedua tangannya saling menggenggam erat di atas meja logam. Wajahnya memang tenang, seolah tak terguncang sedikit pun, namun mata gelapnya menyimpan letupan yang tak seorang pun bisa baca.Di balik sorot mata itu, ada badai—amarah, kecewa, dan kehilangan yang ia tekan kuat-kuat.Saat ini, ia diminta menjadi saksi atas kasus keluarga Boaler. Statusnya sebagai tunangan Daisy membuat keterangannya dianggap krusial.Suara pintu berdecit lirih, lalu terbuka pelan. Seorang petugas masuk, menyapukan pandangan sejenak ke Leonard, sebelum berjalan mendekat.Tanpa sepatah kata pun, petugas itu menyelipkan sebuah ponsel ke tangannya, singkat, terburu-buru—seperti sebuah konspirasi kecil yang tak boleh diketahui siapapun.Tatapan mata mereka saling bertemu sepersekian detik. Ada pesan tak terucap di sana: gunakan wak

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 68

    Nadine mendongak, matanya sembab namun berkilat penuh tekad. Ia menepis tisu yang tergeletak di meja, lalu bangkit dengan langkah terburu.“Aku harus menemuinya…” gumamnya. Jemarinya gemetar saat meraih mantel yang tergantung di kursi. Napasnya memburu, seakan paru-parunya dipaksa oleh dorongan nekat yang tak bisa lagi ditahan.Namun sebelum tangannya mencapai gagang pintu, suara berat memotong ruang sunyi safehouse itu.“Berhenti, Nona.”Jack berdiri bersandar di pintu, menghalangi jalan keluar. Tatapannya keras, namun ada kelembutan samar yang berusaha ia sembunyikan.Nadine mengerjap, bibirnya bergetar. “Jack, jangan halangi aku. Aku harus bicara dengan Leonard—dia butuh aku.”Pria paruh baya itu, menghela napas panjang, lalu melangkah masuk. “Nona pikir siapa yang memintaku menjaga pintu ini? Leonard sendiri.”Kata-kata itu menghantam Nadine lebih keras dari bentakan. Ia terdiam, pandangannya goyah. “Apa… apa maksudmu?”Jack mendekat, menatapnya dalam-dalam. “Tuan bilang, sampai b

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 67

    Ny. Boaler mencoba berdiri, tapi dua aparat segera menahan lengannya. Tuan Boaler sendiri hanya terdiam, wajahnya merah padam, antara marah dan putus asa. “Kalian tidak tahu siapa kami! Kami bisa membeli kalian semua!” raungnya, sebelum salah seorang aparat menariknya keluar dengan paksa.Tamu-tamu berdesis, beberapa menutup mulut dengan kipas tangan, sebagian lagi bergegas mundur menjauh, tak ingin terlibat.“Tidak! Kalian tidak bisa melakukan ini! Kami keluarga terhormat!” teriak Tuan Boaler, wajahnya memerah, urat leher menonjol. Ia mencoba berdiri menahan aparat, tetapi lengannya segera dibekuk ke belakang.“Lepaskan aku! Aku punya kekuasaan! Aku—” suaranya teredam saat wajahnya ditekan paksa ke meja marmer panjang yang tadi dipenuhi gelas sampanye.“Papa!” Daisy menjerit, tubuhnya bergetar.Di tengah kekacauan itu, Leonard masih berdiri tegap di lantai dansa, memperhatikan semua dengan tatapan elang. Hanya segaris senyum tipis yang muncul di ujung bibirnya.Daisy mendadak menole

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 66

    Di ruang kerjanya yang luas, Leonard berdiri di depan cermin tinggi. Jas hitamnya sudah terpasang rapi, dasi merah tua melingkar di lehernya, menyisakan aura yang lebih dingin dari biasanya. Sementara seorang valet terakhir kali merapikan lipatan jasnya, Leonard hanya memandang bayangan dirinya dengan tatapan kosong.Pintu terbuka, dan Victoria—ibunya—masuk dengan langkah anggun. Gaun malam berwarna emerald hijau membalut tubuhnya, kilau perhiasan berlian memantul dari cahaya lampu kristal. Di belakangnya, Alexander Sinclair, ayah Leonard, menyusul dengan setelan abu-abu yang klasik namun tetap berwibawa.“Leonard,” suara Victoria lembut, tapi penuh tekanan terselubung. “Kau tahu betapa pentingnya malam ini. Keluarga Boaler tidak hanya sekutu bisnis, mereka bisa menjadi fondasi politik kita. Jadi, aku ingin kau bersikap ramah kepada Daisy. Jangan melakukan kesalahan.”Leonard mengangkat alisnya sedikit, bibirnya melengkung tipis dalam senyum sinis. “Ramah? Atau pura-pura jatuh cinta p

  • Dosa di Ranjang Sang Penguasa   BAB 65

    Evelyn membeku. Matanya membesar. “Dari… dari mana kalian dapat ini?”“Tidak penting dari mana,” sahut pria itu dingin. “Yang penting sekarang: kau harus memilih. Tetap menjadi pion kecil dalam permainan Daisy, atau… bekerja sama dengan kami, dan keluar hidup-hidup dari kekacauan ini.”Suasana mobil mendadak terasa sesak. Evelyn menggenggam map itu erat, jemarinya bergetar. Ia tahu, sekali saja ia salah jawab, nyawanya bisa melayang sebelum sempat kembali ke apartemen malam ini."Jadi bagaimana?" pertanyaan kembali dilemparkan pada Evelyn. Wanita itu menghirup napasnya panjang."Apa tidak ada penawaran tambahan? Pilihn yang kalian berikan sama-sama merugikanku." Suara Evelyn tertahan oleh emosi.Pria yang duduk di depannya. Sosok berjas hitam dengan tatapan sedingin baja, menyunggingkan senyum tipis.“Wanita pintar,” gumamnya pelan. “Kau mencoba menawar, padahal posisimu tak lebih dari seekor domba di tengah kawanan serigala.”Evelyn menegakkan punggungnya. Meski wajahnya pucat, matan

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status