Beranda / Gairah / Dosen Fisiologi Cantik / Bab 3 Terbawa Gairah

Share

Bab 3 Terbawa Gairah

Penulis: Yaya
Sambil berbicara, tangan Ken terus bergerak mendekat ke arah dadaku. Tubuhku tak bisa menahan dan gemetar hebat. Dia langsung menggenggam dua buah dadaku, napasnya menjadi berat, lalu mulai meremas dan menekan tanpa ragu, lalu menjelajahi tubuhku sedikit demi sedikit.

Bagian itu bukan hanya membesar, tapi juga sangat lembut. Jari-jarinya langsung tenggelam, seolah-olah ditelan habis seluruhnya.

Tanpa bra, hanya dengan menarik lepas kancing baju, dua buah dada yang montok langsung melompat keluar.

“Uhm… geli sekali….” desahku dengan wajah memerah, lalu mendorongnya menjauh sambil menegangkan dada untuk menolak.

Namun, tubuhku yang sensitif sudah lebih dulu luluh tak berdaya. Aku merapatkan kedua kaki dengan gelisah, terus-menerus menggesekkan paha, rasanya seperti ada banyak serangga yang merayap di dalam, menggigit dan mencabik kulitku dari dalam.

Tangan besar Ken semakin kelewatan, bahkan langsung menyelipkan dua jari dan mulai menggesek….

Bagaimana bisa dia melakukan itu? Itu bagian paling sensitif!

“Ja… jangan!” Aku panik dan berusaha melepaskan diri dengan tangan kecilku, tapi tanpa sengaja malah memegang benda milik Ken. Meski masih terhalang celana, aku bisa merasakan panas dan kekuatannya, bahkan terasa lebih hebat dari mahasiswa asing berkulit hitam. Rasanya seperti memegang besi panas yang membara.

Ken menegakkan tubuhnya sedikit, menelan ludah dengan keras, “Bu dosen genit, kamu mau membantuku pakai tangan? Tapi aku mau langsung memuaskanmu!”

Tanpa disadari, tangan besarnya menyusuri punggung dan pinggangku, lalu menyelinap masuk dari bawah rok. Dengan gerakan pelan, dia mulai meremas bokongku.

Lalu, terdengar suara “plak” saat dia menepuk bokongku dengan keras!

Daging di bokong montokku bergetar seirama. Tubuh yang begitu liar ini nyaris meleleh seperti air, sementara aroma khas wanita dewasa perlahan menyebar di udara.

“Benar-benar montok, pasti diam-diam sangat menginginkan seorang pria, ‘kan?”

Ukuran thong yang kupakai hanya sebesar telapak tangan dan modelnya diikat tali. Dia menarik tali di sisi kiri bokongku, lalu dengan satu tarikan lembut….

Tak kusangka, Ken benar-benar seberani itu. Seluruh tubuhku gemetaran dan suaraku terdengar hampir menangis, “Aku… aku ini dosenmu, kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini.”

“Dasar genit, masih pura-pura polos denganku? Setiap ada waktu, kamu selalu menggunakan mainan kecil itu pas mengajar. Kami kira aku nggak tahu?”

Dia menekan kepalaku dengan kuat dan memaksaku berlutut di lantai. Wajahku memerah dan tubuhku gemetar. Kedua kakiku terbuka membentuk huruf V terbalik, seperti anjing betina yang sedang birahi.

“Aku tahu kamu sangat kesepian dan ingin dipuaskan dengan kasar. Tenang saja, aku akan memuaskanmu sekarang juga!”

“Kalau aku nggak bisa membuatmu tunduk hari ini, anggap aku kalah!”

Wajahnya tampak garang saat melepas celana boxernya, lalu memeluk pinggulku dan dengan gerakan penuh tenaga, dia langsung menekan tubuhnya ke arahku.

Tiba-tiba, deringan telepon memotong semuanya. Ternyata itu panggilan dari satpam di lantai bawah.

“Bu Sisil, tadi aku sempat melihat bayangan seseorang masuk ke gedung asrama dosen lewat CCTV. Sepertinya dia masuk ke kamarmu. Jangan-jangan ada maling?”

Mendengar ucapan satpam itu, Ken langsung gemetar ketakutan. Belum sempat melakukan apa-apa, dia buru-buru bangkit dari tubuhku.

“Nggak… nggak ada….” jawabku terbata-bata, berusaha menjelaskan. Kalau sampai kejadian ini dilihat satpam, pasti akan sulit dijelaskan.

Bagaimanapun aku ini seorang dosen perempuan yang hampir berhubungan dengan mahasiswa. Belum lagi aku punya pacar yang sudah berpacaran bertahun-tahun!

“Benaran nggak ada?” tanya satpam itu dengan ragu.

Aku berdeham pelan, “Terima kasih perhatiannya, Pak Budi. Mungkin tadi ada mahasiswa yang datang ke kamarku untuk tanya soal tugas, kamu salah paham. Di kamarku ini juga nggak ada apa-apa, nggak mungkin ada maling.”

Setelah mendengar penjelasanku, barulah satpam itu menutup teleponnya.

Ken pun sudah pergi diam-diam. Melihat sosoknya yang kabur dalam keadaan malang, entah kenapa aku malah merasa sedikit kecewa. Tadi, saat hasrat menyerang, aku benar-benar tak bisa mengendalikan diri dan hampir melakukan hal gila dengannya.

Namun sekarang, setelah tersadar kembali, barulah aku sadar betapa keterlaluannya diriku tadi.

Tubuhku masih terasa panas, seperti digerogoti ribuan semut dan dibakar bara api. Ada keinginan besar untuk melampiaskan semuanya pada seorang pria, tapi aku sendiri tak berani.

Dalam hati, aku sempat kesal pada satpam, kenapa dia harus menelepon di saat seperti itu?

Dan juga pada Anton, pacarku yang jarang sekali pulang. Perempuan itu punya perasaan, mana bisa terus-terusan dipendam begini?

Akhirnya, aku mengirimkan pesan padanya, [Sayang, kapan kamu pulang?]
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 7 Dia Pantas Yang Lebih Baik

    Melihat aku diam saja, Pak Budi kembali menenangkan, “Bu Sisil, jangan terlalu sedih. Kamu masih muda, nanti juga pasti ketemu orang yang lebih baik.”Menurutku, Pak Budi memang orang yang baik. Meskipun hanya satpam, dia tahu cara menenangkan orang.Aku hanya bisa tersenyum paksa dan mengangguk pelan sebagai tanda terima kasih padanya.Namun, saat aku pikir hidupku akan perlahan membaik dan bisa keluar dari bayang-bayang masa lalu itu, kehadiran mantan pacarku justru kembali mengacaukan segalanya.Malam itu, tiba-tiba aku menerima sebuah video dari mantan.Begitu melihat isi videonya, aku langsung membeku.Itu adalah rekaman saat aku dan Ken berselingkuh. Dalam video itu, wajahku merah merona, terlihat seperti sedang menggoda Ken, tampak sangat liar dan murahan.Aku sendiri hampir tak percaya bahwa itu adalah diriku, seorang dosen universitas yang dulu begitu anggun dan bermartabat. Bagaimana bisa menjadi seperti itu?Apa dia berniat mengancamku dengan video ini? Tubuhku langsung tera

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 6 Selingkuh Di atas Ranjang

    Yang benar-benar tak kuduga, malam ini pacarku pulang lebih awal!Dia punya kunci kamar juga, jadi kebetulan langsung memergoki aku dan Ken yang sedang berselingkuh.Wajahnya tampak menyeramkan, emosinya langsung meledak. Dia langsung melayangkan tamparan ke wajahku sambil berteriak, “Dasar jalang! Bisa-bisanya kamu melakukan ini padaku? Aku kerja banting tulang untuk masa depan kita, tapi kamu malah mencari pria lain! Empat tahun hubungan kita, sia-sia semuanya!”Yang kurasakan hanya perih yang menyengat di pipi, bengkaknya seperti roti isi darah. Aku benar-benar tak tahu harus menjelaskan apa. Ketahuan selingkuh saat di ranjang, mana bisa beralasan lagi….Aku hanya bisa menenggelamkan kepala di depan dada dan menangis.Ken di sebelahku juga jelas ketakutan. Dia hanya memakai celana dalam dan bersembunyi di pojok kamar sambil gemetaran. Padahal badannya tinggi besar hampir dua meter, tapi sekarang malah seperti kelinci mati!Kemudian, dia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku benar-b

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 5 Dilema

    “Jangan pedulikan dia, Bu Sisil. Ayo, kita lanjut lagi, aku belum puas….” bisik Ken di telingaku, sementara tangannya semakin liar.Aku menggigit bibir, menahan gejolak dalam hati, lalu menghentikannya.“Halo Pak Budi, ada apa?” tanyaku dengan suara gemetar setelah mengangkat telepon.“Bu Sisil, barusan aku seperti melihat ada mahasiswa masuk ke kamarmu. Kamu nggak apa-apa, ‘kan?” tanya Pak Budi, satpam kampus yang terdengar khawatir.Jantungku langsung berdebar. Aku menoleh ke arah Ken yang masih rebahan di sampingku dengan tatapan penuh hasrat.“Oh, nggak apa-apa, Pak Budi. Aku yang menyuruhnya datang untuk les tambahan. Nggak perlu khawatir,” jawabku pura-pura tenang.Pak Budi terdiam sejenak, dia tampak tak percaya dan bertanya lagi, “Les tambahan malam-malam begini, Bu Sisil?”“Iya, soalnya ada materi yang belum dia pahami. Jadi, aku bantu jelaskan lagi.”Akhirnya, Pak Budi pun tak bertanya lebih lanjut lagi. Dia hanya mengingatkan untuk hati-hati, lalu menutup telepon.Aku melemp

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 4 Menahan Dulu

    Setelah menunggu lebih dari setengah jam, akhirnya dia membalas, “Sisil, aku baru bisa pulang seminggu lagi, kamu tahan-tahan dulu, ya.”Selalu saja jawaban seperti itu. Dia pikir semudah itu?Hasrat yang dipancing oleh Ken tidak juga mereda, malah semakin lama semakin membara.Perasaan gelisah dan keinginan yang sulit dijelaskan semakin menguasai hati dan pikiranku, bahkan sempat terlintas pikiran untuk nekat mencari pria lain demi mengisi kekosongan ini.Tiba-tiba, ponselku bergetar.Aku membuka Whatsapp, ternyata ada pesan dari nomor baru, [Bu Sisil, aku Ken, ada hal yang ingin kutanyakan.]Jantungku sontak berdebar kencang. Setelah ragu cukup lama, akhirnya aku membalasnya.Ken pun langsung membalas lagi, [Bu Sisil, aku masih belum paham beberapa hal soal mata kuliah fisiologi, boleh minta les tambahan darimu?]Menatap kalimat di layar itu, seketika pikiranku menjadi kacau.Di satu sisi, aku sadar tak boleh lagi terjerumus ke dalam hubungan berbahaya itu. Tapi di sisi lain, bayanga

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 3 Terbawa Gairah

    Sambil berbicara, tangan Ken terus bergerak mendekat ke arah dadaku. Tubuhku tak bisa menahan dan gemetar hebat. Dia langsung menggenggam dua buah dadaku, napasnya menjadi berat, lalu mulai meremas dan menekan tanpa ragu, lalu menjelajahi tubuhku sedikit demi sedikit.Bagian itu bukan hanya membesar, tapi juga sangat lembut. Jari-jarinya langsung tenggelam, seolah-olah ditelan habis seluruhnya.Tanpa bra, hanya dengan menarik lepas kancing baju, dua buah dada yang montok langsung melompat keluar.“Uhm… geli sekali….” desahku dengan wajah memerah, lalu mendorongnya menjauh sambil menegangkan dada untuk menolak.Namun, tubuhku yang sensitif sudah lebih dulu luluh tak berdaya. Aku merapatkan kedua kaki dengan gelisah, terus-menerus menggesekkan paha, rasanya seperti ada banyak serangga yang merayap di dalam, menggigit dan mencabik kulitku dari dalam.Tangan besar Ken semakin kelewatan, bahkan langsung menyelipkan dua jari dan mulai menggesek….Bagaimana bisa dia melakukan itu? Itu bagian

  • Dosen Fisiologi Cantik   Bab 2 Praktek Langsung

    Seketika, wajahku pun memerah. Ada banyak mahasiswa lain di kelas, tapi bisa-bisanya Ken bicara seblak-blakan itu?“Silakan duduk, Ken. Aku bisa jelaskan bagian struktur fisiologisnya.”Namun, ada sorotan hasrat yang samar dari tatapan matanya, seperti serigala jantan yang sedang birahi. Entah kenapa, tubuhku jadi gemetar tanpa bisa dikendalikan.Mahasiswa lainnya juga menambahkan, “Bu, kami semua masih perjaka, jadi kami juga mau melihat struktur fisiologis perempuan. Karena kamu punya banyak pengalaman dalam teori, bagaimana kalau buka celananya dan mengajariku langsung?”Benar-benar keterlaluan!Dadaku terasa berdebar dan tubuhku panas membara. Aku menatap mereka dengan tatapan tajam dan penuh amarah.“Ada batasan antara laki-laki dan perempuan. Kalau kalian mau lihat yang nyata, cari pacar sendiri saja.”Awalnya, aku hanya berniat menjelaskan struktur fisiologis secara lisan saja. Tapi, sebagai dosen, tugasku adalah menyampaikan ilmu dan menjawab kebingungan. Kalau sampai ada mahas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status