Short
Cobaan Istri Yang Ditinggal Suami

Cobaan Istri Yang Ditinggal Suami

By:  Hoshea TheodorKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
6Mga Kabanata
1.6Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Aku tak sengaja mengirimkan foto pribadiku ke ayah mertua dan sejak saat itu, masalah pun mulai datang silih berganti. “Sayang, siapa pria yang menindih di atasmu?” Tanya suamiku dengan nada penuh emosi. Sementara aku hanya bisa menatapnya dengan pandangan kosong dan tak berani menjawab….

view more

Kabanata 1

Bab 1

Namaku Lusi, seorang istri yang ditinggal suami pergi bekerja.

Hari itu, seperti biasa aku memakai pakaian tidur transparan dan berdiri di depan cermin, menikmati pantulan diriku sendiri.

Renda ungu itu menutupi bagian sensitif, belahan dada yang samar-samar terlihat, pinggul montok alami, dipadukan dengan stoking hitam dan sepatu hak tinggi.

“Seharusnya semua pria ingin menaklukkan tubuh seperti ini, ‘kan?”

Aku menggigit bibir bawah, menatap diri sendiri dengan tatapan menggoda sambil berpose penuh godaan.

“Ceklik!”

Setelah selesai foto, aku langsung kirim ke suamiku. Tapi anehnya, dia tak juga membalas. Padahal biasanya langsung dibalas, kenapa kali ini tidak?

Aku merasa aneh dan buru-buru memeriksa ponsel.

Dan saat itulah aku sadar, ternyata fotonya salah kirim. Aku malah kirim ke ayah mertuaku!

“Aduh, gara-gara foto profilnya mirip sekali! Kalau sampai dilihat, bisa memalukan sekali!”

“Nggak bisa, harus cepat-cepat dihapus sebelum ketahuan.”

Dengan jantung berdebar, aku diam-diam masuk ke kamar ayah mertua. Dia sedang tidur siang di atas ranjang dan ponselnya sedang dicas di sisi dalam. Aku segera membungkuk hendak mengambilnya, tapi baru saja tangan menyentuh ponsel, tiba-tiba tubuhku terasa berat, sepasang tangan besar menahanku dari belakang.

“Siapa itu?!”

Suara ayah mertua terdengar lantang saat dia terbangun dan tubuhku langsung tertindih, tak bisa bergerak.

Dalam sekejap, bagian dadaku yang bulat besar tertekan hingga berubah bentuk.

Ototnya kekar sekali.

Itu pikiran pertama yang muncul di kepalaku.

Tak kusangka, meski usianya tak lagi muda, tubuh ayah mertua jauh lebih kekar dibanding suamiku yang baru usia tiga puluhan.

Wajahku langsung merona dan jantungku berdegup kencang.

“Ayah… ini aku.”

“Lusi? Kupikir ada pencuri. Apain kamu ke kamarku?”

Dia melepaskan tangannya, lalu menatapku tajam, seolah sedang menilai sesuatu.

Aku gelagapan, tak berani menjawab. Tapi, pandangannya langsung tertuju ke ponsel yang kuselipkan di belakangku.

“Serahkan sini!”

Meski suamiku bukan anak kandungnya, tapi dia selalu menghormatinya seperti ayah sendiri. Apa yang dikatakan ayah mertua mutlak di rumah ini, tidak ada yang bisa membantah. Walau sebenarnya berat hati, aku terpaksa menyerahkan ponselnya.

Begitu melihat foto di layar, mata ayah mertua langsung terbelalak dan muncul rona merah di wajahnya yang biasanya dingin.

Sementara wajahku terasa panas seperti terbakar, malu luar biasa. Rasanya ingin lenyap dari dunia saat ini juga.

“Ma… maaf ayah. Sebenarnya foto itu untuk Jerhemy, tapi tak sengaja malah terkirim ke sini.”

Mendengar itu, dia menyipitkan mata, menatapku dari atas sampai bawah dan merenungkan sesuatu.

“Lusi, aku paham. Jerhemy sering pergi jauh, menyetir truk keluar kota dan jarang pulang. Aku paham kamu pasti kesepian.”

“Tapi tetap saja, kamu nggak boleh sembarangan berteman di sosial media.”

Perkataan ayah mertua memang terdengar tersirat, tapi aku bukan orang bodoh. Begitu mendengarnya, aku langsung tahu maksudnya.

Dia pasti mengira aku kesepian dan sedang menggoda pria lain lewat obrolan mesra!

Aku pun buru-buru menjelaskan,

“Ayah, kamu salah paham. Foto itu benar-benar untuk Jerhemy.”

Namun, dia hanya tersenyum sambil melambaikan tangan.

“Sudahlah, kamu nggak perlu tegang. Aku juga pernah muda, jadi bisa paham. Itu hal yang wajar, asal tahu batas dan nggak melewati batas.”

“Ada macam-macam orang di sosial media sekarang. Lain kali jangan kirim yang kelihatan wajah, jaga privasi baik-baik.”

Tapi sungguh, aku sama sekali tidak sedang menggoda siapapun.

Merasa disalahpahami, aku ingin menjelaskan lebih lanjut, tapi sepertinya ayah mertua sudah tak tertarik mendengar.

“Sudahlah, aku mau keluar nanti. Aku akan hapus fotomu nanti, kamu keluar dulu.”

Aku hanya bisa menghela napas dan menurut.

Yang tak kusangka, ternyata foto itu tidak dihapus sama sekali!

Malam itu, saat ayah mertua pulang sudah cukup malam. Khawatir dia belum makan, aku pun turun dari ranjang dan berniat menanyakannya.

Namun, baru sampai di depan pintu kamarnya, aku mendengar suara yang membuat wajah memerah.

“Kamu cantik sekali, aku jadi ingin menyentuhmu.”

“Cepat, cium dia!”

Ayah mertua membawa perempuan ke rumah?

Aku langsung mengernyit. Sejak ibu mertua meninggal, dia selalu hidup sendirian. Kalau sekarang sudah punya pasangan, itu hal yang baik juga. Hanya saja, aku penasaran siapa perempuan itu.

Sekarang banyak penipu berkeliaran, sementara suamiku juga sedang tak di rumah. Sebagai menantu, aku tentu harus ikut menjaga dan memastikan semuanya aman untuk ayah mertua.

Dengan hati-hati, aku mengintip melalui celah pintu.

Detik berikutnya, aku langsung terpaku. Setengah tubuhku terasa lemas karena terkejut.

Ternyata hanya ada ayah mertuaku seorang diri di dalam kamar. Tak ada bayangan perempuan lain sama sekali.

Ayah mertua sedang berbicara dengan fotoku!

“Pantas saja anakku begitu tergila-gila padamu, memang menggoda sekali!”

“Sayang sekali, ternyata perempuan genit. Pakai baju begini dan dikirim pula ke laki-laki lain. Anakku lagi nggak ada di rumah, mana mungkin aku membiarkan barang sebagus ini jatuh ke tangan orang lain?”

Apa maksudnya?

Tidak jatuh ke tangan orang lain? Jangan-jangan, ayah mertua mau….

Sensasi terlarang dan menyimpang ini seperti aliran listrik yang mengalir liar di seluruh tubuhku. Logikaku berkata aku seharusnya maju dan menghentikannya, tapi tenggorokanku terasa panas dan kering. Aku sama sekali tak bisa bersuara.

Benar kata orang, membandingkan itu hanya membuat sakit hati. Dulu, kupikir semua pria sama seperti suamiku, seperti sosis ayam kemasan.

Barulah hari ini aku benar-benar paham, apa arti lelaki sungguhan.

Mengerikan sekali. Kalau itu sampai masuk, bukankah itu akan sangat dahsyat sekali?

Sebenarnya, ada satu hal yang tidak salah dari ucapan ayah mertua. Suamiku jarang pulang membuat tanah subur ini tak pernah digarap. Sudah lama aku seperti lahan kering yang menanti hujan dan kini rasanya semakin membara.

Melihat pemandangan ini, dorongan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata langsung berubah menjadi aliran hangat yang menyeruak ke perut bawahku.

Aku….
Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
6 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status