Share

[5] Serangan Balasan

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-03 16:04:25

“Benar itu, Kamaru?” selidik Miranti. “Nak! Nggak ada perempuan lagi, selain wanita panggilan?” bentaknya murka.

Mengapa anaknya asal saja meniduri perempuan? Padahal di luaran sana banyak yang tergila-gila kepadanya.

“Ya Tuhan, Kamaru!!”

“Bu, dia berbohong! Anya ini mahasiswi Kamaru di kampus.”

“Eh, Pak!” Anya memukul paha Kamarudin, “emang kalau mahasiswa nggak bisa jual diri? Banyak tau di kampus yang jadi sugar baby!” sudah kepalang tanggung kan. Aktingnya harus totalitas supaya hidupnya tak semakin menjadi berantakan.

“Makanya jangan cuman liatin yang berbatang aja, Pak.” Ejek Anya, termakan oleh cerita ibu Kamarudin.

“Kamu beneran nggak suka perempuan, Kamaru?!” kali ini Atalaric yang menghardik putra keduanya. Ada raut khawatir yang tampak pada wajah pria paruh baya itu.

“Astaga!” desah Kamarudin, menyugar rambutnya ke belakang. “Pak, saya loh merawanin dia!” jawabnya setengah kesal karena tidak dipercayai. “Coba lihat itu sepanjang lehernya, yang buat saya Pak.”

“Loh katanya night butterflies? Kok masih perawaan?” bingung Atalaric sambil melirik Anya yang gelagapan.

Anu, itu..”

Wah gawat! Kebohongannya yang menyamar sebagai kupu-kupu malam terbongkar. Sepertinya ia kurang totalitas dalam berperan menjadi penjaja body.

Kurang riset kalau kata Kamarudin dikelas-kelas sebelumnya.

Anya panik. Ia bangkit lalu berjalan mondar-mandir, membuat ketiga orang dewasa yang melihatnya terdiam.

“Saya baru debut pertama kali, Pak! First Sale!” Ucapnya lalu mendekati Kamarudin. “Pak ayo cepetan bayar! Saya mau kuliah ini!” tagih Anya menengadahkan telapak tangannya. Ia tak mau lagi berlama-lama di apartemen dosennya. Kepalanya sudah ingin pecah menjadi serpihan tengkorak.

“Sepertinya semalam kita tidak ada membahas tentang harga, Anya?”

Oh, God! Pak Udin!”

“Heh, Heh!” hardik Miranti menarik daun telinga Anya sampai kepalanya menukik ke bawah. “Anak saya namanya bagus, bagus, kamu ganti sama Udin!” amuk wanita itu lalu melepaskan jewerannya.

“Panggil yang bener!” pintanya dengan mata melotot.

“Iy-Iya, Bu. Maaf. Padahal Udin juga bagian dari Kamarudin loh.” Anya buru-buru membuat tanda damai dengan kedua tangannya. “Peace! Bercanda!” Ucapnya yang tentu saja berdusta.

Anya tidak akan berhenti memanggalik Kamarudin dengan panggilan Udin. Nama itu sudah dirinya pilih penuh pertimbangan untuk membesarkan club, ‘Anti Udin-Udin!,’ miliknya. Kamaru terlalu bagus untuk dosen songong seperti Kamarudin.

“Kamu namanya siapa?”

“Juminten, Bu!”

“Anya Calista!” geram Kamarudin. Bisa-Bisanya Anya berbohong kepada ibunya. “Jawab yang benar! Itu ibu saya!”

Plak!!

“Aw!” pekik Anya merasakan panas setelah tangan ibu dosennya mampir ke kulit pundaknya. “KDRT! Gue mau lapor Kak Seto!”

“Kak Seto nggak ngurusin sejenisan kamu!” sewot Miranti. “Udah! Kamu dengerin saya baik-baik!” Miranti lantas meminta Anya menghentikan kegiatan tak terpujinya. “Mumpung belom kebablasan kamu masuk ke lembah  hitam, kamu nikah aja sama anak saya! Sama dia, kamu nggak akan kekurangan uang!”

“Lah, duit saya emang nggak pernah kurang, Bu. Anak Ibu itu saya yang gaji loh! Donatur tetap mata kuliah dia ini saya!”

Ya, benar kan?!

Dirinya saja mengulang sebanyak tiga kali. Memang murah apa membayar empat sks? Mana totalnya jadi dua belas sks lagi.

“Ya terus ngapain kamu jual diri, Nak Anya?” lama-lama Miranti gemas sendiri. Ia ingin menempeleng wanita yang putranya tiduri.

Ya Ampun!— Haruskah Anya bertaubat? Kenapa pertanyaannya kembali ke arah yang membuat kepalanya berputar-putar.

“Jangan ngibulin Ibu, kamu! Nggak apa-apa kalau kamu orang miskin. Keluarga kami nggak ngeliat background ekonomi. Asal bukan wanita tuna Susila aja. Nah ini kan baru sama anak saya, bayarannya dinikahin aja.”

“Pak! Kamera sebelah mana?”

“Tuh!” Kamarudin menunjuk pada kamera CCTV yang mengarah ke ruang tamu unitnya. Ia pikir Anya hanya bercandaan saja. Ia tidak menyangka kalau gadis itu akan benar-benar berdiri di bawah perangkat keamanan itu.

“Gue nyeraaaahhh!! Tolong!!” teriak Anyar berdada-dada, seperti korban yang memberikan tanda pada tim sar.

“Nggak kuaaat, Wei!”

“Cocok ini buat kamu. Tahan banting! Rumah jadi nggak akan sepi.”

Kamarudin menganggukan kepalanya, setuju dengan penuturan sang ibu.

“Inget ya.. Kamu punya adik perempuan. Nikahi dia. Jangan sampai adikmu terkena karma karena perbuatan kamu ini.” Pesan Atalaric supaya Kamarudin tidak melepaskan gadis bernama Anya itu.

“Saya pasti bisa memperistri dia, Pak.”

.

.

“Gaes, info terpercaya dari sumber paling mutakhir!”

Agen lambe gosip kampus mulai menyebarkan isu-isu tentang penyimpangan Kamarudin. Mereka tak menyamarkan nama atau pun menampilkannya menggunakan inisial.

Tidak hanya dari mulut ke mulut, jari-jari mereka ikut meramaikan kancah pergosipan duniawi. Memperluaskan isu terupdate yang katanya didapatkan oleh saksi mata kejadian.

Kamarudin yang menjadi korban bahkan harus dipanggil oleh ketua Yayasan tempatnya mengajar. Kampus menggelar sidang tertutup,  menuntut klarifikasi tentang berita yang berhembus.

Sebagai lembaga pendidikan, pihak kampus tidak akan mentolerir apa pun bentuk penyimpangan. Mereka menjunjung tinggi norma sosial, terlebih kabar terus mengarah kepada tenaga pengajar yang seharusnya dapat menjadi contoh baik, bagi seluruh mahasiswa yang ada.

Beruntung pihak kampus tidak menutup sebelah mata dan telinga. Mereka tidak asal memberhentikan seseorang sebelum mendapatkan penjelasan dan bukti dari dua pihak yang berkaitan.

Mereka memberikan waktu untuk Kamarudin menyelesaikan masalahnya. Mencari siapa dalang dibalik tersiarnya berita yang Kamarudin klaim tidak benar.

Tak perlu dicari, Kamarudin tahu jelas siapa pelakunya. Tidak ada manusia ditempatnya mengajar yang pernah berspekulasi mengenai orientasinya. Hanya ada satu manusia saja dan ia mengenal sosoknya.

Satu minggu lamanya Kamarudin di-nonaktifkan sejak hari pertamanya mengajar. Pria itu hanya sesekali datang untuk formalitas sembari memantau perilaku Anya di kampus.

Gerak-gerik wanita itu tak pernah lepas dari pandangan Kamarudin. Kamarudin mengetahui dengan jelas, betapa bahagianya Anya karena tak perlu berada di kelasnya.

“Hidup gue bakalan damai mulai hari ini.. Nggak bakalan ada tuh ngulang ke empat kali.”

“Nya, tapi ya, gue nggak percaya ih kalau Pak Kamarudin itu rainbow cake. Macho banget keliatannya. Lo liat aja deh otot-otot tangannya. Keker banget, Nya!”

“Iya tauk. Make kemeja aja, gue tetep bisa nebak kalau dadanya berotot!”

Fans garis keras! Anya tak heran kalau kedua sahabatnya tak termakan gosip buatannya. Kalau di Indonesia ada film judulnya Pengabdi Setan, nah— kedua temannya ini cocok untuk casting sinetron azab berjudul Pengabdi Kamarudin.

“Siapa sih anjir yang nyebarin hoax begituan! Punya dendam apaan orangnya?!”

“Pastinya kesumat sih,” ucap santai, santai. Orang-orang termasuk sahabatnya tidak akan tahu jika gosip tersebut bermula dari mulutnya. Sudah banyak orang yang membicarakan Kamarudin. Seisi kampus mungkin.

“Nggak kelas banget, asli! Jangan-Jangan dia salah satu dosen, atau nggak mahasiswi yang cintanya ditolak lagi sama Pak Kamarudin.”

Anya terbatuk. Wanita itu tersedak oleh minuman, yang belum sukses melewati kerongkongannya.

“Nya, santai! Nggak ada yang mau ngambil minuman lo!” Flora membelai punggung Anya. “Kasihan nyokap lo, kalau lo mati duluan!”

“Sembarangan!” sembur Anya. “Gara-Gara omongan si Angel, Anjing!” makinya.

“Ya kali yang nyebarin hoax mantan fans, Udin! Nggak mungkin! Pasti dari awal dia emang udah gedek sama tuh dosen!”

“Kayak lo?”

“He’em,” cetus Anya menyampaikan analisis yang sebenarnya lebih tepat disebut dengan koreksi mandiri.

“Bukan lo kan, Nya?” Flora memicingkan matanya. Disamping Anya, Angel melakukan hal serupa, membuat Anya diapit oleh tatapan menyelidik kedua sahabatnya.

“Nggak lah! Kayak kata lo, yang bilang Udin punya otot, gue percaya kok, kalau dia nafsunya sama cewek!” Lidah Anya berkelit. Ia harus melindungi dirinya sendiri. Anya tahu sebar-bar apa kedua sahabatnya jika menyangkut dosen mereka.

‘Mati digebukin mereka gue yang ada!’ batin Anya, bergidik ngeri.

“Balik yuk.. Udah jam segini. Ntar malem kan kita mau cau lagi.” Ajak Anya. Ia sudah lelah berhadapan dengan segala hal tentang Kamarudin. Hanya di kamarnya ia dapat rehat sejenak.

Ketiganya berjalan bersisian. Sampai pada lapangan futsal terbuka yang menghubungkan gedung dengan tempat parkir, Anya dikejutkan oleh keberadaan Kamarudin. Pria itu berdiri menjulang sembari menatap ke arahnya.

“ANYA!” panggil Kamarudin keras. “Tetap berdiri disana, Baby! Tolong jangan menghindar lagi dari saya!”

Ucapan Kamarudin itu membuat seluruh penghuni fakultas menjadikan Anya sebagai pusat perhatian. Semua mata memandang Anya. Berbisik-bisik membicarakan apa yang mereka dengar.

“Aaaa!!”

Jeritan gadis-gadis menggema, tak terkecuali kedua sahabat Anya kala Kamarudin berlutut menggunakan kedua kakinya.

Baby.. Kamu sendiri saksi kalau saya bukan penyuka sesama jenis. Tolong jangan begini. Kita tidak perlu lagi bersembunyi dari teman-teman kuliah kamu. Saya sudah menginformasikan kepada Rektor dan Dekan kita, jika sebentar lagi kita akan menikah. Sudahi ya, marahnya?”

“P-P-Pa-Pak! Lo ng-ngap-ain?”

Kamarudin merogoh kantong kemejanya, mengeluarkan cincin berlian yang dirinya beli secara dadakan. “Anya Calista, Kekasih saya.. Saya melamar kamu di depan seluruh pasang mata. Ayo kita meneruskan rencana pernikahan yang sempat tertunda..”

Dibalik senyum yang Kamarudin tampakkan, ada seringai tipis yang tak disadari oleh orang lain, selain Anya.

Dan Anya mengerti— jika dosennya tengah melancarkan serangan balasan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
baru baca sampe sini lucu banget.... beneran menghibur.........
goodnovel comment avatar
qeynov
terima kasih Kak ...️
goodnovel comment avatar
Subaedah Sambara
lucu danlucu thor aku suka bangeeet ,lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status