Share

Dosenku Penyembuh Lukaku
Dosenku Penyembuh Lukaku
Author: Sherlys01

Bab 1

Author: Sherlys01
last update Last Updated: 2025-09-29 19:00:25

“Dasar anak durhaka! Berani-beraninya kamu mencuri barang kakakmu!”

“Bu-bukan aku yang mencurinya- AHH!”

Mason mengayunkan tangannya, cambuk tersebut mengenai tangan Eva hingga meninggalkan garis panjang merah yang pedih. Eva jatuh tersungkur.

“Padahal kami sudah bersusah payah membesarkanmu. Seperti inikah caramu membalas budi??”

Tubuh Eva gemetaran disertai rasa perih yang menusuk. Air mata Eva mengalir dengan deras di wajahnya.

“Bukan aku...”

“Masih nggak mau ngaku ya??”

Mason mengangkat tangannya, Eva buru-buru merangkak ke arah Mason dan memegang kakinya.

“Ayah, aku mohon percayalah padaku. Bukan aku yang mencuri barang kakak.”

Mason mendorong tubuh Eva menggunakan kakinya, “kalau bukan kamu lalu siapa lagi?? Di rumah kita, cuma kamu yang berani melakukannya.”

Eva terdorong, tangannya yang penuh dengan luka menopang tubuhnya yang hampir jatuh ke lantai. Dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya.

“Sudahlah, Eva. Lebih baik kamu mengaku saja, ayah pasti mau kok memaafkanmu.”

Eva menoleh ke arah Chloe.

“Chloe, kamu nggak perlu mengasihani dia. Sudah sepantasnya dia mendapatkan hukuman seperti ini. Berani berbuat berarti berani menerima konsekuensi.” Ucap Amelia sambil memegang kedua tangan Chloe.

“Tapi bu.. tubuhnya sudah penuh dengan luka seperti itu, aku nggak tega melihatnya.”

Amelia mengusap kepala Chloe dengan lembut, “kamu memang anak yang pengertian,” tatapan tajam Amelia beralih ke Eva, “nggak seperti adikmu ini yang nggak mau mengakui kesalahannya.”

Eva sedikit tertunduk, lalu mengusap air matanya. Dengan sisa tenaganya, Eva berusaha untuk bangkit berdiri.

“Ibu... aku sama sekali nggak mengambil apapun dari kakak. Kalau ibu nggak percaya, ibu bisa tanyakan kepada pelayan yang disini.”

Eva menunjuk ke arah pelayan, tetapi mereka semua menundukkan kepala dan tidak berkata apapun. Eva yang melihat itu, seketika dunianya menjadi hancur.

Mereka yang biasanya menjadi sandaran bagi Eva, ternyata kini berbalik mengkhianatinya. Tidak ada satupun dari mereka yang mau membantunya. Eva menarik kembali tangannya dengan perlahan.

“Hmph, lihatlah. Bahkan mereka semua hanya diam saja, itu berarti kamu memang bersalah. Anak durhaka sepertimu memang harus diberi pelajaran!”

Mason mengayunkan cambuknya dengan kuat dan mengenai kaki Eva. Ia kehilangan keseimbangan lalu terjatuh tersungkur. Darah segar mengalir dari kakinya, kulitnya terasa sangat perih seperti disayat.

“Mulai hari ini, kamu bukan lagi bagian dari keluarga Brown. PENGAWAL!”

Beberapa pengawal yang mengunakan setelan jas berwarna hitam datang menghampiri Mason.

“Usir anak durhaka ini dari rumah. Bawa dia ke tempat yang jauh supaya nggak bisa kembali lagi.”

Mereka semua mengangguk, lalu segera memegang lengan Eva dan mengangkatnya. Dahi Eva berkerut, ia sedang menahan sakit di sekujur tubuhnya. Saat Eva sedang diseret keluar, ia menoleh ke belakang dan melihat wajah tersenyum Chloe.

'Ternyata... sejak awal aku memang nggak pernah dianggap keluarga.'  Pikir Eva.

Eva dimasukkan ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman keluarga Brown. Setengah jam kemudian, mobil tersebut berhenti di tengah jalan jembatan. Eva ditarik keluar dengan kencang hingga terjatuh.

“Bapak, ku mohon jangan tinggalkan aku disini...”

Eva memegang kaki pengawal tersebut sambil menangis. Pengawal tersebut merasa sedikit iba, tetapi ia segera memalingkan wajahnya.

“Maaf nak, ini adalah perintah.”

Eva terus menggoyangkan kaki pengawal tersebut, ia menghela nafas dan segera menarik kakinya.

“Nak, semua ini bisa terjadi karena kesalahanmu sendiri. Kalau saja kamu meminta maaf dari awal, mungkin kamu masih memiliki tempat tinggal.”

“Ta-tapi... aku memang nggak bersalah. Kenapa kalian semua nggak ada yang memercayaiku?”

Pengawal tersebut menggelengkan kepalanya, lalu ia berjalan kearah mobil dan meninggalkannya begitu saja.

“Tunggu!”

Eva merentangkan tangannya, tetapi mobil itu sudah pergi menjauh. Eva hanya memandangi mobil tersebut hingga tak terlihat lagi. Kemudian, ia menundukkan kepalanya sambil menangis.

Eva berusaha untuk bangkit berdiri, kemudian ia menoleh ke samping. Lampu bangunan kota yang menyala memberikan nuansa yang indah, ia belum pernah melihat pemandangan yang seperti ini.

“Ibu... aku sangat merindukanmu. Aku ingin segera bertemu denganmu.”

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Eva terus berjalan tanpa tujuan. Rintik-rintik hujan mulai turun, ia mendongakkan kepalanya dan melihat kearah langit malam yang gelap. Tidak lama kemudian, hujan semakin deras dan mengenai luka bekas cambukan.

“Hisss!”

Eva refleks memegang lengannya, rasa perihnya sangat menusuk hingga ke tulang. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri tetapi tidak ada tempat untuk berteduh. Saat sedang berjalan, ia tidak sengaja menyenggol orang lain. Karena tubuhnya yang lemas ia terjatuh ke samping.

“Hati-hati dong kalau jalan! Gunakan matamu bukan dengkulmu.” Bentaknya.

“Maaf...”

Orang itu pergi dengan menggerutu, “dasar anak zaman sekarang.. sering banget melamun.”

Eva ingin bangkit berdiri, tetapi tubuhnya semakin melemah. Sejak dari pagi, Eva belum memakan apapun. Lalu ia melihat ada seseorang yang membuang roti sisa. Dengan sekuat tenaga, ia merangkak ke arah roti itu dan memakannya dengan lahap.

Beberapa saat kemudian, Eva melihat sebuah mini market di Seberang. Eva merasa sangat haus dan ingin membeli sesuatu. Tanpa berpikir lama, ia langsung menyebrang jalan. Kemudian cahaya lampu mobil menyilaukan matanya, sebuah mobil melesat cukup cepat ke arahnya, lalu semua pandangan berubah menjadi gelap.

‘Apa yang terjadi? Apakah aku sudah mati?’

Eva tidak bisa merasakan apapun, tetapi ia bisa mendengar suara seseorang samar-samar. Suara tersebut terdengar sangat panik.

“Bagaimana ini, tuan?? Lukanya sangat parah!”

“Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, cepat masuk ke mobil!”

‘Jadi seperti ini ya akhir dari hidupku?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 5

    William tampak tertegun. Ia tak menyangka kalau Eva memperkenalkan dirinya begitu saja. Lalu bibirnya perlahan membentuk senyuman lembut.“Eva ya? Nama yang sangat indah.”Eva langsung menoleh ke arah William, “indah apanya? Namaku ini ‘kan tergolong pasaran dan terdengar biasa saja…”William mendorong kursi roda Eva dan berkeliling di sekitar taman. Eva hanya duduk diam sambil mengamati bunga-bunga yang melewatinya.“Kamu tahu nggak kalau nama kamu itu sebenarnya punya arti yang sangat indah, bahkan jauh lebih indah dibandingkan bunga-bunga ini.”Eva menggelengkan kepalanya, “memangnya ada nama yang lebih bagus daripada nama bunga?”“Tentu saja ada. Salah satunya adalah namamu sendiri, Nama ‘Eva’ sebenarnya memiliki arti ‘hidup’ atau bisa juga ‘pemberi kehidupan’. Sangat indah ‘kan?”Eva terkejut mendengarnya, ia tidak mengatakan apapun. Bahkan dirinya sendiri tidak menyangka kalau namanya memiliki makna yang cukup dalam.William menghentikan langkahnya, lalu ia berlutut sehingga waj

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 4

    Di malam hari, Eva tidak bisa tidur. Ia ingin pergi ke toilet, tetapi ia tidak tahu cara untuk menurunkan pagar besi tersebut. Ia terus meraba dan menggoyangkan pagar besinya.“Kamu mau ngapain?”Eva terkejut dan langsung menoleh ke belakang. William sedang berdiri di samping kasur dengan mata yang terkantuk.“Aku… mau ke toilet.”“Aku sudah pernah bilang ‘kan, kalau perlu sesuatu langsung beritahu aku saja.”“Kamu saja sedang tidur, bagaimana aku- ahh!”Tanpa aba-aba, tubuh Eva sudah digendong oleh William. “shh… sudah malam jangan teriak-teriak.”“Kamuu..” Eva langsung memukul dada William.William hanya tersenyum melihat tingkahnya, lalu ia segera membawa Eva ke toilet. Pergerakan yang tiba-tiba itu membuat Eva refleks merangkul leher William.Saat keluar dari bangsal, cahaya lampu mulai menyinari wajah William. Kulitnya yang putih terlihat sangat bersih, hidungnya mancung, bibir tipisnya samar-samar tampak tersenyum. Eva juga bisa mendengar suara detak jantung William yang stabil.

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 3

    William membaringkan tubuh Eva dengan perlahan, ia mengambil selimut dan menyelimutinya hingga ke dada. William menatap Eva sejenak, pikirannya sedang kacau. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang ini.Ponsel milik William berdering, lalu ia mengangkatnya.‘Pak, saya sudah mencari tahu informasi tentang anak itu. Dia bernama Eva Brown, usia 19 tahun. Ibu kandung Eva sudah meninggal dunia sejak ia dilahirkan, jadi sekarang dia tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.’William melirik ke arah Eva, tetapi ia hanya diam mendengarkan. Terdengar lagi suara dari telepon.‘Selama tinggal di keluarga tersebut, Eva tidak pernah makan dengan kenyang. Kamarnya juga ditempatkan di gudang yang sempit, sejauh orang yang sering memberikannya makan hanyalah para pelayan saja.’William menghembuskan nafas panjang, ia tidak menyangka kalau Eva sudah sangat menderita selama ini. Tidak heran jika gadis itu sudah tidak memiliki semangat hidup lagi.“Apa yang sebenarnya terjadi di malam itu? Sebelum d

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 2

    Eva merasa tubuhnya seperti terguncang dan terdengar suara orang yang berbicara.“Cepat bawa dia ke UGD!”Tetapi suara tersebut semakin lama semakin menghilang, hingga akhirnya semua terasa sangat hening.‘Ibu, sebentar lagi aku akan menyusulmu. Tunggu aku ya.’Sementara itu di luar ruang UGD, seorang pria sedang berbincang dengan dokter.“Bagaimana keadaannya?”Dokter menghela nafas, “hah… nyawanya berhasil kami selamatkan, untung saja bapak membawanya tepat waktu. Tetapi kondisi tubuhnya sangat memprihatinkan.”Dokter tersebut menoleh ke arah Eva yang sedang tak sadarkan diri di ruang UGD. Ia menggelengkan kepalanya.“Kami menemukan cukup banyak luka luar di seluruh tubuhnya, lukanya terlihat seperti bekas cambukan. Bahkan menyebabkan pembuluh darah di kakinya pecah.”Pria itu sedikit terkejut, “separah itu? Lalu bagaimana dengan kondisi fisiknya yang lain?”Dokter tersebut diam sejenak, ia terlihat sedang menarik nafas dalam-dalam. Lalu ia mulai berbicara.“Selain luka luar, dia ju

  • Dosenku Penyembuh Lukaku   Bab 1

    “Dasar anak durhaka! Berani-beraninya kamu mencuri barang kakakmu!”“Bu-bukan aku yang mencurinya- AHH!”Mason mengayunkan tangannya, cambuk tersebut mengenai tangan Eva hingga meninggalkan garis panjang merah yang pedih. Eva jatuh tersungkur.“Padahal kami sudah bersusah payah membesarkanmu. Seperti inikah caramu membalas budi??”Tubuh Eva gemetaran disertai rasa perih yang menusuk. Air mata Eva mengalir dengan deras di wajahnya.“Bukan aku...”“Masih nggak mau ngaku ya??”Mason mengangkat tangannya, Eva buru-buru merangkak ke arah Mason dan memegang kakinya.“Ayah, aku mohon percayalah padaku. Bukan aku yang mencuri barang kakak.”Mason mendorong tubuh Eva menggunakan kakinya, “kalau bukan kamu lalu siapa lagi?? Di rumah kita, cuma kamu yang berani melakukannya.”Eva terdorong, tangannya yang penuh dengan luka menopang tubuhnya yang hampir jatuh ke lantai. Dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya.“Sudahlah, Eva. Lebih baik kamu mengaku saja, ayah pasti mau kok memaafkanmu.”Eva me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status