Share

Bab 513

Penulis: Ghea
Direktur rumah sakit segera mengangguk. "Silakan."

Rombongan itu berjalan di rumah sakit, aura mereka begitu mengintimidasi. Orang-orang di dalam rumah sakit langsung bisa mengenali bahwa mereka semua adalah jajaran pimpinan. Terlebih lagi, yang berjalan paling depan adalah direktur utama mereka sendiri.

Lihatlah pria berjas yang dikelilingi di tengah itu. Posturnya tegap, wibawanya luar biasa. Hanya orang dengan kedudukan istimewa yang bisa membuat pimpinan besar rumah sakit menyambut dengan penuh hormat seperti ini.

....

Hening. Suasana kantor seketika jatuh ke dalam keheningan aneh. Ardian menopang kepalanya dengan jari, tampak sedikit pusing. Arlina masih duduk tegak di depannya, seolah-olah menunggu keputusan darinya.

Beberapa saat kemudian, Ardian berkata, "Arlina, kamu tahu, ini bukan sesuatu yang bisa aku putuskan."

"Kalau begitu, tolong sampaikan kata-kataku apa adanya ke pihak atas. Katakan aku nggak menerima keputusan mereka. Aku ingin tahu alasan kenapa memilih Donna. Semua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Iin Iin
mampus kau Donna, penopang ny Arlina jauh lebih kuat daripada paman mu itu..
goodnovel comment avatar
Ade Intan Lestari
naahh kan bapak mertua datang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 530

    Selesai menyapa, Jazlan memejamkan matanya, seolah-olah merasa amat malu. 'Duh ... setiap kali aku merasa kemenangan sudah di depan mata, Tuhan pasti kasih hantaman keras.''Patah tulang rusuk juga bisa sampai dititipin ke bedah jantung, ini harus dibilang takdir atau sial ya?'Lillia juga tak menyangka pasiennya adalah Jazlan. Semalam mereka masih sempat makan barbeku bersama, sekarang Jazlan malah dibawa masuk dengan brankar."Kamu kenapa?" tanya Lillia."Ditabrak mobil," jawab Jazlan dengan wajah nelangsa.Lillia menatapnya lama, akhirnya menghela napas, lalu memerintahkan perawat, "Bawa ke ruang rawat dulu."Meskipun Jazlan dokter di rumah sakit, karena ranjang terbatas, dia hanya bisa mendapat kamar untuk dua orang.Setelah Jazlan dipindahkan ke ranjang, Lillia masuk ke ruang rawat. Melihat Lillia, Jazlan masih merasa malu. Dia sebisa mungkin menghindari tatapan Lillia.Lillia menenangkannya, "Nggak usah malu. Dibanding waktu kamu dikejar babi hutan, ini sih bukan apa-apa."'Pengh

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 529

    "Kalau lain kali kamu ketemu pria mesum model begitu lagi dan aku nggak ada di dekatmu, kamu harus minta bantuan orang lain. Untung orang berengsek kayak mereka cuma segelintir." Jazlan berpesan kepada Lillia.Lillia tidak menjawab, pandangannya terus tertuju pada tangan mereka yang masih saling bertaut.Jazlan langsung tersadar, buru-buru melepaskan genggamannya. "Maaf, tadi aku lagi marah, jadi nggak sadar."Di ujung jarinya masih terasa kehangatan tangan Lillia. Jantung Jazlan berdebar kencang, menyesal karena tadi terlalu sibuk marah sampai tidak sempat benar-benar merasakan bagaimana rasanya menggenggam tangan gadis itu."Nggak apa-apa, terima kasih ya," kata Lillia.Sebenarnya meskipun tanpa Jazlan, dia juga bisa menangani situasi itu. Hanya saja, setelah sekian lama selalu berdiri sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang melindunginya, membuat perasaannya terasa agak berbeda.Meskipun kekanak-kanakan, Jazlan tidak takut menghadapi masalah. Punggungnya yang tegap seolah-olah bisa me

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 528

    Jazlan dibuat agak salah tingkah oleh senyuman Lillia."Pemilik warung itu ... dia orangnya memang ramah.""Oh?" Lillia tersenyum tipis. "Ramah karena memang ramah atau karena ada seseorang yang bisik-bisik sesuatu padanya?"Jantung Jazlan langsung berdebar kencang."Bi ... bisik-bisik apa?" Lidahnya sampai nyaris keseleo."Aku lihat habis kamu pesan sate, kamu ngobrol sebentar sama dia. Ngobrolin apa?""Ng ... nggak ngobrol apa-apa ...." Di bawah tatapan Lillia yang semakin tajam, kepala Jazlan makin menunduk. "Aku nggak suruh dia nambah kalimat terakhir itu.""Jadi, Billy juga kamu yang atur ya?"Mendengar itu, Jazlan buru-buru menggeleng. "Yang itu bukan! Aku sumpah! Aku cuma minta si pemilik warung bilang kalau ini pertama kalinya aku bawa cewek sendirian ke tempatnya ...."Suaranya makin lama makin kecil."Oh." Lillia hanya memberi respons ringan.Jazlan melihat Lillia menikmati sate dengan santai, sementara dirinya waswas setengah mati. "Kamu nggak marah, 'kan?"Lillia mengangkat

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 527

    Lillia tersenyum kecil dan tidak berkata apa-apa lagi."Paman Jazlan." Tiba-tiba, suara seorang anak kecil terdengar. Seorang anak laki-laki berusia sekitar tujuh atau delapan tahun berlari menghampiri Jazlan."Billy."Anak itu tampak sangat akrab dengan Jazlan, langsung saja melompat ke pelukan Jazlan."Paman sudah lama nggak datang, nggak kangen aku?" tanya anak itu di pelukan Jazlan."Kangen dong. Paman belakangan ini sibuk." Jazlan mencubit lengannya. "Eh, kamu tambah gendut ya? Belakangan rajin olahraga nggak? Sini, tunjukkan ototmu ke Om."Billy langsung duduk tegak, mengangkat tangannya untuk memamerkan otot bahunya."Lumayan juga, bisa dibandingin sama punya Paman."Lillia menyaksikan interaksi mereka, pandangannya tak sengaja jatuh pada Jazlan. Sepertinya Jazlan memang gampang akrab dengan anak kecil. Bukan hanya Annie atau Billy, bahkan saat Lillia sesekali ke ruangannya untuk konsultasi, selalu ada beberapa anak kecil yang menempel padanya.Dulu Lillia merasa Jazlan kekanak-

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 526

    Tok! Suara ketukan memecah lamunan Jazlan.Lillia mengetuk helm yang masih dipakai olehnya dengan lucu. "Kamu berniat pakai ini pulang?"Jazlan baru sadar. Tadi dia terlalu fokus menerima telepon dari Annie sampai lupa melepas helm. Helm masih terpasang, malah memikirkan ciuman. Benar-benar konyol.Jazlan menyesali pikirannya barusan. Dia buru-buru melepas helm, lalu dengan panik merapikan rambutnya agar tidak terlihat berantakan.Meskipun sudah berkali-kali memalukan diri sendiri di depan Lillia, dia tetap ingin menjaga citra sebagai pria keren."Tadi aku lihat bibirmu sempat bergerak, kamu lagi mikir apa?"Pertanyaan Lillia membuat gerakan tangan Jazlan terhenti. Dia mendadak gugup, menghindari tatapan, buru-buru menjawab, "Nggak, cuma merasa bibirku kaku saja ....""Oh ...." Tatapan Lillia penuh godaan. Jazlan sampai tidak bisa berkata apa-apa."Dah!"Melihat Lillia hendak pergi, Jazlan buru-buru menyusul. "Kamu mau ke mana?""Pulang, memangnya bisa ke mana lagi?""Aku boleh nebeng

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 525

    "Aku juga sering main di klub ini. Kalau lain kali kamu datang, bisa cari aku. Aku ajarin kamu.""Ah, oh, oh." Jazlan menanggapi dengan bengong.Melihat sikapnya begitu datar, Lillia mengira dia tidak butuh, jadi menambahkan, "Tentu saja, kalau kamu mau panggil pelatih juga bisa, mereka 'kan lebih profesional.""Hah?" Jazlan baru sadar apa yang dikatakan Lillia. Seketika, dia merasa girang luar biasa. "Nggak, nggak, nggak! Aku nggak mau pelatih. Kamu saja yang ajarin aku.""Sebenarnya kamu sudah lumayan kok, aku juga nggak bisa ajar banyak.""Nggak, nggak, nggak! Aku masih cupu banget, aku paling cupu sedunia. Aku butuh bimbinganmu."Tadi masih minder karena kalah, sekarang malah menjatuhkan diri sendiri.Jazlan langsung bersemangat lagi. Dia memanfaatkan obrolan soal gokar untuk terus mengobrol dengan Lillia.Annie pelan-pelan mundur, kembali ke sisi Arlina dan Rexa. "Papa, Ayah aneh ya?""Ada apa?" Rexa menunduk, menatapnya lembut."Kayak orang lain, apa dia kesurupan?"Mendengar itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status