Share

14. duduk bicara

Setelah berbicara dengan anak mas Faisal dan berusaha untuk menenangkan pemuda itu aku segera memberi isyarat kepada Rima agar mengikuti keluar. Wanita yang tadinya masih bersimpuh di lantai dan memohon agar aku melanggangkan hubungannya dengan mas Faisal segera kusuruh bangun agar dia mengikutiku keluar.

Anehnya wanita yang konon katanya adalah orang yang dihormati di kantornya itu dengan tidak berdayanya bangkit lalu mengikuti langkah kakiku.

Sekarang lihat di sinilah kami duduk di ujung balkon rumah sakit sambil menatap lalu lalang kendaraan yang berjalan di bawah sana. Jajaran gedung dan rumah penduduk serta luasnya cakrawala menjadi pemandangan di siang itu. Aku dan dia duduk sambil memegang cangkir plastik berisi kopi, duduk dalam kediaman bibir kami masing-masing.

."Jadi bagaimana Mbak apa keputusan yang akan Mbak ambil untuk kami?"

"Apa kini kau menggantungkan hidupmu di atas keputusanku? Apa kau yakin keputusanku adalah keputusan yang adil?"

"Aku tidak tahu tapi kau punya kei
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rina Wati
lihatlah laki2 gak tau diri itu,,merasa gak bersalah,,dan apa ktnya pulanglah mau Nemani anak dan istrinya dasar laki2 laknat,,sama saja sama jalangnya mesara paling disakiti
goodnovel comment avatar
Idadalia Mutiara79
tau akan menyakitkan ketika di nomor duakan, knp mau dinikahi pria beristri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status