Share

5. ternyata mantan kekasihnya

"Apa maksudnya ayah, kami tidak mengerti apa yang ayah katakan."

"Dia adalah mantan kekasihku sebelum aku mengenal Ibu kalian. Perasaanku yang terdalam tidak bisa kukendalikan saat tiba-tiba aku bertemu dengannya di perusahaan yang sama. Kami mulai akrab lagi dan sadar bahwa kami saling mencintai dan tidak bisa dipisahkan. Karena diri itulah aku minta rima untuk menjadikanku suaminya, aku dan dia saling mencintai jadi tolong mengerti keadaan ini."

"Oh jadi ayah ingin kami memahami perasaan ayah dan betapa besar cinta ayah pada wanita itu sementara ayah sendiri tidak memikirkan bagaimana kalau semua itu ternyata kami ketahui. Dan liat apa yang terjadi, kami benar-benar tahu kan. Sepandai-pandainya Ayah menyembunyikan bangkai pasti baunya akan tercium juga."

"Maaf tapi aku tidak mau mengkonotasikan Rima dengan bangkai. Aku tahu hubunganku akan terungkap tapi aku tidak pernah bersiap untuk kejadian secepat ini."

"18 tahun Ayah bilang cepat, 18 tahun sudah berapa puluh bulan, sudah ribuan hari terlewati dan tidak pernah terbesit sedikitpun dalam benak ayam untuk jujur kepada umi tentang kejadian sebenarnya. Jika ayah memang sama-sama mencintai istri Ayah kenapa ayah tidak berusaha untuk mempertemukan mereka lalu menjadikan mereka rukun dan damai?"

"Kalau begitu aku akan bertanya apakah kalau aku jujur apa kalian mau menerimanya? Tentu tidak bukan. Dalam keadaan kalian sudah dewasa seperti ini saja, kalian tidak bisa berpikir dengan bijak dan menilai objektif, apalagi jika aku jujur dalam keadaan kalian masih kecil dan labil."

"Setidaknya lukanya tidak akan seberat ini ayah."

Sebenarnya aku ingin bicara banyak juga tapi perdebatan antara putra sulungku dan ayahnya sudah mewakili seluruh isi hati ini. Aku tersengguk menangis mendengar percakapan dan kejujuran suamiku. mendengar dengan entengnya dia bicara tentang rasa cinta dan kasih sayangnya terhadap wanita itu. Tentang menu turunnya bawah ia tidak sanggup berpisah dengan kekasih pertamanya.

Aku penasaran tentang berapa umur wanita itu dan di tahun berapakah mereka berjumpa. Apakah dulu Mereka adalah teman kuliah dan wanita itu adalah adik tingkatnya, ataukah dia adalah bekas calon istrinya yang pada akhirnya gagal berjodoh. Aku ingin tahu tentang jawaban itu dengan detail.

"Katakan kepada kami bagaimana agar kami bisa ikhlas dan lapang dada menerima rahasia yang ayah sembunyikan?" tanya Rena dengan air mata berderai. "Bagaimana kami menata hati kami yang patah, akibat kenyataan mengejutkan yang ayah berikan ini. Betapa teganya ayah pada kami."

"Ayah selalu berencana ingin jujur tapi tidak pernah menemukan momen yang tepat," jawab maksud Faisal sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.

"Bukannya kita selalu duduk dan berkumpul, saling berdiskusi dan mencurahkan semua keseharian kita. Kenapa ayah tidak pernah mau mengungkapkannya, meski itu sedikit demi sedikit saja?" tanya Rena, putriku yang duduk di bangku kuliah semester tiga.

"Ayah takut ...." Mas Faisal menjawab pertanyaan anaknya dengan nada rendah sambil meneteskan air mata lalu tertunduk begitu saja. Kami semua terhenyak dan tidak bisa mengatakan apapun lagi. Aku dan ketiga anakku saling memandang dan hanya saling menghela napas.

"Aku mau pergi saja dari rumah ini, aku muak dengan sandiwara orang tua sendiri," ujar Felicia sambil beranjak ke kamar.

"Tidak Nak, kalau kau tinggalkan umi seperti ini maka hidup umi akan semakin merana."

"Hati Feli tidak bisa menerima semua ini umi, Feli sudah dikhianati dan ditipu ayah. Bagaimana Felly akan berjumpa dengannya setiap hari kalau Feli sudah benci dan kecewa."

"Nak, ayah minta maaf," ujar Mas Faisal sambil mendekati Felicia, putriku menangis, meronta tapi Mas Faisal memeluknya dengan erat.

"Lepaskan ayah, aku benci ayah. Ternyata aku bukanlah kesayangan Ayah karena diatasku Ayah punya anak lain. Ayah membohongiku ayah bilang tidak ada yang lebih memenuhi hati ayah selain aku. Aku sedih melihat bagaimana ayah panik ketika anak ayah kritis, sementara di saat yang sama, Ayah mengabaikan perasaan kami. Ayah bohong!" Putriku melepas pelukan ayahnya lalu berlari ke kamarnya dan menutup pintunya dengan kencang.

Kedua anakku yang lain juga membubarkan diri dengan wajah kecewa. Mereka meski sudah ditahan, tetap saja tak mau melanjutkan pembicaraan lagi.

Sekarang tinggallah aku dan suamiku yang saling menatap. Dia ingin bicara tapi aku segera memberi isyarat dengan tangan.

"Maaf, aku mau salat malam dulu. Kita masih bisa melanjutkan pekerjaan jika nanti aku punya tenaga untuk mendengarkanmu. Tapi jika hatiku sudah lelah maka izinkan aku untuk tertidur saja di atas sajadah," jawabku dengan tenggorokan tercekat. Ada sensasi bengkak dan luka mendalam di dadaku yang aku tahan lewat ucapan dan kalimat yang lirih.

Di saat-saat puncak kemarahanku aku tetap ingin berusaha tetap sabar dan tegar.

Selagi mengambil wudhu air mataku menetes bersama dengan usapan air yang aku basuhkan ke wajah. Tak sanggup bertahan betapa lukanya dan berdarahnya dadaku saat ini.

Bahkan saat aku bersujud pun tangisan itu tetap mengalir pilu mengalir pilu.

Betapa teganya suamiku menghianati diri ini yang sudah mengabdikan diri dan memberikannya cinta yang suci. Kurang apalagi pengabdianku selama 24 tahun. Bahkan aku tidak pernah berani berjalan keluar rumah atau berbicara tanpa izin dirinya.

Teganya ia padaku.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yusuf Tafseer
istri seorang muslimah itu aneh sudah tahu hukum agama membolehkan poligami, dan melarang zinah, tapi prakteknya mereka lebih suka suaminya jajan diluar daripada menikah. hukum agama itu wajib ditaati, suka ataupun tidak suka. PAHAM
goodnovel comment avatar
lucy lim
banyak typo ya
goodnovel comment avatar
Rina Wati
enteng bangat bilangnya gak bisa lepas dari mantan,,trus knp kawin sama perempuan lain kejarlah tuh mantan sampe dapat,,gak mau disalahkan pula,,cinta tu BKN gitu,,itu namanya gatel,,cerai saja biar tau dia dimusuhi sama anak2nya,,kan lbh penting anak dari jalangnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status