Share

#203 Cemburu yang Kuat

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-09-21 12:35:36

Campy yang tadi ada di depan pintu, perlahan mundur dan menutup pintu ruang lukis itu. Bisa memperkirakan akan ada keributan. Dan Rad kini juga sudah memperkirakan ada yang salah karena aroma Bree berubah, hanya tidak tahu apa yang menyebabkannya.

“Apa maksudmu, Bree?” Rad mendengar semua, hanya tak paham dengan konteks makan yang dimaksud Bree.

“Jangan mengambil darah dari wanita itu.” Bree masih mencengkeram tangan Rad kuat-kuat, tapi mencoba untuk tidak membentak.

"Tapi aku harus makan, Bree. Sudah cukup lama aku tidak makan. Kau memberikan darahmu terlalu banyak kemarin, karena itu aku bisa bertahan sekian lama untuk tidak makan, tapi ini tetap batasnya.”

Rad juga tidak paham kenapa laparnya kali ini datang lebih lambat. Dia memang tidak terluka saat melawan Ben, tapi bukan berarti tidak mengeluarkan banyak tenaga. Rad harus melakukan banyak atraksi akrobatik untuk menghindari seluruh serangan Ben. Tapi ia benar-benar tidak lapar sampai hari ini.

“Aku tahu kau harus makan, k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #256 Perasaan yang Berbeda

    Rad melangkah ke area utama rumah yang menjadi pusat dari clan Rosseate. Tempat dimana Nox tinggal bersama dengan Astrid. Bree kemungkinan besar juga ada di sana, tetapi Rad tidak menemukan jejak aroma Bree dimana pun. Aromanya telah tertutup sempurna oleh aroma menjijikkan yang tersebar di sana. Sambil mengeluh dalam hati, Rad meneruskan langkah, sambil mengamati sekitar tempat itu. Tidak banyak berubah, seperti yang ada dalam ingatan Rad. Dia dulu juga tinggal di sana, bersama ibunya, karena status ibunya tentu saja. Tapi kemudian mereka pindah ke bagian luar pemukiman, karena ayahnya ingin lebih sering bertemu dengan Rad dan ibunya mengabulkan itu. Menurut yang ingat Rad, setelah keputusan itu, Nox dan ibunya menjadi jauh. Amory memang mengabulkan permintaan Nicholas, tapi tanpa persetujuan Nox. Amory menyetujui permintaan Nicholas, dengan pertimbangan Rad masih membutuhkan nama Valois. Dia tidak mungkin menolak permintaan Nicholas, karena bagaimanapun dia yang akan mewarisk

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #255 Mulut yang Melawan

    Bree membuka mata saat merasakan tubuhnya terhempas, sementara sakit menyengat di bagian punggungnya. Tapi saat membuka mata, Bree masih merasa tersesat. Apa yang dilihatnya tetap hitam, sampai akhirnya matanya menyesuaikan diri. Bree melihat jika ruangan tempatnya berada sekelilingnya adalah tembok berwarna hitam. Karena itu membuat Bree merasa berada di kegelapan. Dan tidak ada apa-apa di ruang itu, selain tembok dan lantai kayu hitam. Jendela pun tidak ada. Satu-satunya yang membuat Bree bisa melihat--menjadi sumber cahaya, adalah dua lubang yang tak lebih besar dari kepalan tangan ada membuka di dekat langit-langit. Lubang itu juga yang membuat udara di ruangan itu menjadi tidak terlalu pengap. Ruangan khas ala vampir, karena mereka tidak memerlukan penerangan untuk melihat. Dan tentu ruangan itu dingin membeku, karena penghuninya tidak merasakan udara dingin. Kesadaran itu mengendap dalam benak Bree, sekaligus membuatnya merasakan dingin yang tidak berhubungan dengan musim.

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #254 Aroma yang Tidak Ada

    “Bree?!” Rad menoleh dan bergegas menjauh dari kerumunan saat merasakan aroma Bree menjauh. Sebentar kebingungan karena seharusnya Bree masih berdiri di tempat dimana beberapa detik lalu dia melihatnya. Tapi Rad hanya melihat bungkusan yang tergeletak di tanah. “Merde!” Rad berlari ke arah gang sempit yang menjadi arah dimana jejak aroma Bree berasal, dan tentu tidak ada apapun. Aroma Bree berpusar bersama angin di area itu . Rad memandang sekitar sejenak --memastikan tak ada yang melihat, lalu melompat ke atas atap bangunan toko dengan ringan. Dia tahu dengan mudah kalau Bree dibawa oleh sesuatu yang bukan manusia. Aromanya terlalu cepat menjauh dan menghilang. Kalaupun Bree berlari sekuat tenaga, maka tidak mungkin aromanya akan bergerak secepat ini. Rad menatap sekitar dan tidak melihat apapun lagi, siapa pun yang membawa Bree bergerak dengan amat cepat. Tapi di atas sini, Rad kembali menemukan setitik aroma Bree yang terbawa angin. Sekali lagi memastikan tidak ada yang m

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #253 Masa Lalu yang Tidak Terima

    Bree menggeleng, tapi Rad tidak mungkin melepaskan setelah melihat wajah Bree yang berubah. “Bree, ada apa? Kenapa kau tidak jadi menceritakannya padaku?” Jelas Bree menghindar, karena sekarang tak ingin memandang Rad. “Tidak penting, Rad. Hal itu tidak pernah terjadi saat ini.” “Aku ingin tahu!” desak Rad. Semakin Bree menolak, semakin mencurigakan bagi Rad. “Kau tidak membutuhkan cerita itu, dan tak akan berpengaruh apapun saat ini!” tolak Bree. “Tapi itu adalah kisah yang melukaimu.” Bree kembali menghindari tatapan mata Rad. “Aku benar bukan? Katakan saja.” Pendapat Rad memang sangat tepat. Bree menghela napas, lalu menatap Rad yang kini berdiri di hadapannya, melindunginya dari keramaian. “Rad yang mengatakan hal itu padaku dulu, tidak ada saat ini. Hanya ada kau yang sudah sempurna di mataku. Aku tidak mau merusak apapun yang ada di antara kita, terutama dengan rasa bersalah darimu.” Rad menggeleng. “Aku ingin tahu karena itu adalah pelajaran bagiku, yang telah meng

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #252 Sudah Cukup yang Ada

    "Ada penyihir di Marseilles?" "Ssst!" Rad meminta Bree menurunkan suara, karena suaranya terlalu keras. Mereka berada di keramaian jalan raya Marseilles, tak seharusnya dia menyebut penyihir sekaras itu. Tadi Bree menceritakan pada Rad soal batu sihir Sorrel yang ada pada Abel, dan Rad tanpa sengaja menyebut penyihir yang diceritakan ibunya. “Ya, benar. Aku sendiri juga baru tahu. Tapi selama dia tidak membuat keributan aku tak akan melakukan apapun padanya. Lagi pula ibuku mengenalnya. Dia tak akan berani macam-macam jika tahu siapa ibuku.” “Hoo...Ternyata mereka bisa dimana saja.” “Ya, tapi sama seperti Inhumane yang lain, mereka biasanya berkelompok. Tapi aku tidak tahu bagaimana sistemnya. Mungkin mereka berbagi pengetahuan sihir dan lainnya.” “Aku tak sabar ingin belajar sihir ini. Tapi sekaligus takut.” “Takut kenapa?” “Takut tak cukup pintar untuk bisa menguasainya.” Bree lalu menceritakan tentang Abel yang tidak bisa melakukan sihir elemen. “Hmm… Jika soal pintar, aku

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #251 Pelajaran yang Perlu

    “Godaan itu wajar terjadi, Bree. Mereka berada dalam kastil yang konon memiliki Duke mata keranjang. Tentu ada beberapa yang berharap bisa menggodaku dan memperbaiki nasib dengan menjadi simpanan. Meski mereka salah, aku tak akan pernah melihat mereka selain sebagai potensi makanan.” “Dan kau membiarkan mereka yang menggodamu tetap bekerja di kastil?!” Bree belum selesai. “Ya, tentu saja. Aku akan mengganti semua pelayan dua tahun ke depan. Mereka akan pergi juga akhirnya. Dan belum ada yang kurang ajar sampai membuatku tak nyaman. Jadi aku membiarkannya.” “Apa yang dilakukan mereka untuk menggodamu?” “Hmm… Mereka berlama-lama saat mengantarkan minuman, lalu sengaja memakai baju yang lebih terbuka. Oh, yang terburuk, mereka berusaha memakai parfum yang hanya membuatku mual saja. Sikap-sikap yang seperti itu kurang lebih.” Rad mendecak saat teringat hal ini. Parfum mencolok adalah cara menggoda terburuk. “Bagus kalau kau masih mengingat semuanya.” Bree menipiskan bibir, sambil te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status