Share

#036 Aroma yang Salah

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-08-10 06:24:38

Sampai di dalam tenda, jelas terlihat jika Campy memang sudah mengatur tenda itu untuk dua orang. Ranjang darurat yang terbuat dari peti barang berjejer, dibuat dalam ukuran lebar cukup untuk dua orang, dengan kain penutup yang lebih tebal dan nyaman.

Tapi Bree bahkan tidak terfokus pada hal itu. Dia hanya bersyukur saat melihat bagian dalam tenda itu ternyata lumayan luas. Ruang ekstra yang dia butuhkan agar tidak harus terus berada berdekatan dengan Rad.

Bree kini duduk termangu diam, di atas peti barang yang telah kosong dan beralih fungsi menjadi kursi.

Bree memandang kosong, berpikir apakah persaingannya dengan Amber ini adalah benar. Semakin kesini, Bree semakin tidak yakin akan mampu untuk bersaing.

Bree mempertimbangkan untuk menyerah, mungkin memang seharusnya Amber dan Rad bersama.

“Duchess, saya akan merendam kaki anda.”

Bree bahkan tidak tahu kapan Aima pergi keluar, dan sekarang sudah kembali membawa ember kayu berisi air hangat untuk kakinya.

“Maaf, Anda tidak bisa beren
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #088 Orang yang Masih Sama

    Terakhir kali Bree memperhatikan pakaiannya adalah saat dia turun untuk makan bersama dengan Irene di hari pertamanya tiba di Marseilles. Kini dia harus melakukannya lagi karena dituntut untuk tampil sempurna dalam menyambut tamu yang akan datang.Aima memberinya gaun berwarna lavender dan putih, polos tanpa corak, namun bersemburat pada bagian pinggang dan tepi bahu dan dada. Membuat Bree terlihat seperti terbalut kelopak bunga mawar bertumpuk.Bree belum pernah melihat gaun seperti itu sebelum hari ini, dan jelas disiapkan untuk saat istimewa oleh Aima.Sampai perhiasan yang saat ini menempel pada tubuhnya, adalah barang baru juga belum pernah dilihat Bree dalam kotak perhiasan miliknya. Perhiasan yang lebih memancarkan aroma uang dan Valois tentunya. Bree menatap tangannya yang digantungi gelang cantik, lalu menyentuh lehernya yang terasa geli karena tidak terbiasa memakai kalung, dan juga telinganya yang terasa berat akibat anti

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #087 Kebohongan yang Tidak Dimaklumi

    Bree sejenak kehilangan arah karena pertanyaan Rad, tapi kemudian bergegas memperbaiki.“Tidak! Bukan begitu. Aku tak mengenalnya. Aku tahu dia… Dia Ben. Benjamin Bourbon Pangeran. Tentu aku tahu dia Pangeran. Ayahku pernah membicarakannya. Tapi tidak mengenal dekat.”Meski sedikit tergagap, alasan Bree masuk akal. Kebohongan yang sempurna, karena siapa saja tentu mengenal Ben. Hampir semua penduduk kerajaan ini mengenal Ben, apa lagi Bree adalah bangsawan. Tapi Rad bukan orang yang semudah itu dibohongi. “Kau mengenalnya!” Rad menepis kebohongan Bree dengan tegas.“Tidak! Aku tidak kenal!” Bree membantah dengan tidak kalah tegas.“Tidak mungkin. Kau berubah!” Rad tidak mungkin dibohongi, karena kecewa saat merasakan bagaimana aroma menyenangkan milik Bree berkurang jauh begitu dia menyebut nama Ben.Kini, semakin lama saat Bree membantah,

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #086 Teman yang Datang

    Campy menggeleng sebagai jawaban, dan setelahnya Bree heran. Karena sama sekali tidak merasa jika jawaban itu mengecewakan, atau menyedihkan.Bree bertanya karena ingin kau apakah Rad akan pindah dari kamarnya atau tidak. Tapi seharusnya Bree merasa kecewa saat tahu Rad masih ada di kamarnya, namun kenyataannya tidak seperti itu.Berita Campy yang menyatakan Rad masih harus ada di kamarnya, tidak memberi efek seperti yang diinginkan oleh Bree, dan ini membuatnya menghela napas.“Apa aku seburuk itu sampai kau harus berduka cita?”Rad kesal saat mendengar desahan napas berat itu, mengira jika Bree sedang keberatan karena masa tinggalnya di kamar itu masih belum berakhir.Bree menggeleng sebagai tanggapan, karena penyebab desahan napas itu bukan karena berduka cita. Jelas Bree tidak akan mengoreksi Rad, karena tidak mau membuat pria itu mengira dirinya menerima keberadaannya di kamar

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #085 Ide yang Brilian

    Rad jarang merasa menyesal, dan saat ini dia juga tidak menyesal karena telah menyarankan Bree untuk melukis lagi.Rad menobatkan ide itu, sebagai ide paling cemerlang yang pernah dia hasilkan tahun ini. Bahkan ide untuk membuat perjanjian baru dengan kapten kapal yang berlayar daerah barat, tidak bisa mengalahkan ide Bree melukis lagi. Padahal perjanjian baru itu membuat Marseilles mendapat lebih banyak emas Apa yang dia dapatkan dari Bree yang melukis jauh lebih berharga dari emas itu. Yaitu aroma.Aroma menyenangkan yang amat disukainya itu, kini tidak pernah berakhir. Terus menguar dari tubuh Bree, dan terus seperti itu. Terkadang samar, namun tidak pernah hilang sama sekali. Bree bahagia.Pada hari-hari tertentu, kadang aroma itu bahkan sangat kuat. Membuat Rad nyaris tidak ingin meninggalkan kastil. Aroma itu membuatnya betah, dan tak ingin keluar dari kastil,

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #084 Senyum yang Sulit Tertolak

    Bree menatap langit yang ada di depannya, lalu beralih pada palet yang ada di tangannya. Warna biru yang ada di sana tidak terlalu memuaskan. Bree membutuhkan lebih banyak putih, karena terlalu tua. Tapi saat menengok ke arah kotak bubuk warna miliknya, Bree mendesah kecewa. Tidak ada apapun lagi di sana. Dan memang hampir semua warna yang ada disana sudah hampir habis. Bree memakai hampir semuanya. Ada satu warna yang terlihat nyaris utuh, lilac ungu. Dia belum membutuhkan warna itu sampai sekarang. Dan sekarang pun dia tidak membutuhkannya. Dia paling banyak membutuhkan warna biru langit, orange dan merah untuk daun musim gugur, dan tentu kuning untuk semburat. Dan kini lukisannya masih setengah jadi. Bree menutup kotak warna hitam dan menatap lukisannya, lalu tersenyum. Meski belum selesai, Bree sudah jatuh cinta pada lukisan itu. Ini mungkin lukisan yang paling membuat Bree puas, karena warna yang dia inginkan semuanya muncul dengan sempurna. Kotak itu telah membawa lukisan

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #083 Luka yang Hilang

    Rad menyentuh pipi kirinya yang tentu saja tidak sakit. Dia bahkan lupa jika pipi itu terluka kemarin malam. Luka ringan, tapi memang berdarah. Masalahnya Rad terlalu sibuk berpikir hal lainnya sampai melupakan luka itu. Biasanya Rad akan meminta Campy untuk menutup luka dengan obat atau kain, agar tidak terlihat jika lukanya sudah sembuh. Rad menutupi luka agar terlihat normal, karena manusia biasa lukanya tidak akan sembuh hanya dalam beberapa menit, meski luka kecil. Seperti sekarang, luka cakaran yang ada pada pipi Rad hilang sepenuhnya, tidak berbekas apapun. Juga luka pada tangan Rad yang kemarin lusa dipakai untuk memecahkan jendela, tidak tampak lagi. Tapi karena tidak ada saksi saat kejadian kecuali Campy, tidak ada yang mempertanyakan hilangnya luka itu secara mendadak. Dan kini satu saksi yang melihat luka di pipinya, yaitu Bree. Untung saja, Rad bisa dengan cepat menimbang suasana, dan mencari jalan keluar. Sedikit kepanikan menyerangnya tadi, tapi kemudian kembali

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status