Share

#213 Kita yang Hidup

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 11:56:29
“Bree!”

Aroma Bree seakan menghantam tenggorokannya, mengirimkan kehausan dan nafsu yang membuat mata Rad berkabut.

Dalam pandangan Bree, mata Rad perlahan terlihat tercemar oleh kabut hitam.

“Tidak, Rad!”

Melupakan apa yang bisa dilakukan Rad saat matanya benar-benar berubah hitam dan lepas kendali, Bree justru menghambur dalam pelukan Rad, dan menyentuh kedua pipinya.

“Rad? Dengar aku, jangan begini. Lawan itu!” Bree bergumam cepat.

“Rad...Hhhk!”

Tangan berkuku hitam milik Rad, mencengkram leher Bree, mencekik dan memutuskan aliran udara ke paru-parunya. Dan pastinya dengan mudah bisa saja mematahkan leher Bree.

Bree meronta, dan mencakar tangan Rad. Cakaran yang kekuatannya tak lebih seperti usapan mesra.

"R...aad.."

Diantara napasnya yang tersengal, Bree mencoba memanggil.

“TIDAK!”

Suara yang mirip sekali dengan geraman binatang, muncul dari bibir Rad.

Dan tangan yang mencekik itu, mengendur.

Bree mendorong tangan itu menjauh, sambil terbatuk-batuk, mengambil napa
aisakurachan

of course :))

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zakiah Hijab
susah suit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #253 Masa Lalu yang Tidak Terima

    Bree menggeleng, tapi Rad tidak mungkin melepaskan setelah melihat wajah Bree yang berubah. “Bree, ada apa? Kenapa kau tidak jadi menceritakannya padaku?” Jelas Bree menghindar, karena sekarang tak ingin memandang Rad. “Tidak penting, Rad. Hal itu tidak pernah terjadi saat ini.” “Aku ingin tahu!” desak Rad. Semakin Bree menolak, semakin mencurigakan bagi Rad. “Kau tidak membutuhkan cerita itu, dan tak akan berpengaruh apapun saat ini!” tolak Bree. “Tapi itu adalah kisah yang melukaimu.” Bree kembali menghindari tatapan mata Rad. “Aku benar bukan? Katakan saja.” Pendapat Rad memang sangat tepat. Bree menghela napas, lalu menatap Rad yang kini berdiri di hadapannya, melindunginya dari keramaian. “Rad yang mengatakan hal itu padaku dulu, tidak ada saat ini. Hanya ada kau yang sudah sempurna di mataku. Aku tidak mau merusak apapun yang ada di antara kita, terutama dengan rasa bersalah darimu.” Rad menggeleng. “Aku ingin tahu karena itu adalah pelajaran bagiku, yang telah meng

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #252 Sudah Cukup yang Ada

    "Ada penyihir di Marseilles?" "Ssst!" Rad meminta Bree menurunkan suara, karena suaranya terlalu keras. Mereka berada di keramaian jalan raya Marseilles, tak seharusnya dia menyebut penyihir sekaras itu. Tadi Bree menceritakan pada Rad soal batu sihir Sorrel yang ada pada Abel, dan Rad tanpa sengaja menyebut penyihir yang diceritakan ibunya. “Ya, benar. Aku sendiri juga baru tahu. Tapi selama dia tidak membuat keributan aku tak akan melakukan apapun padanya. Lagi pula ibuku mengenalnya. Dia tak akan berani macam-macam jika tahu siapa ibuku.” “Hoo...Ternyata mereka bisa dimana saja.” “Ya, tapi sama seperti Inhumane yang lain, mereka biasanya berkelompok. Tapi aku tidak tahu bagaimana sistemnya. Mungkin mereka berbagi pengetahuan sihir dan lainnya.” “Aku tak sabar ingin belajar sihir ini. Tapi sekaligus takut.” “Takut kenapa?” “Takut tak cukup pintar untuk bisa menguasainya.” Bree lalu menceritakan tentang Abel yang tidak bisa melakukan sihir elemen. “Hmm… Jika soal pintar, aku

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #251 Pelajaran yang Perlu

    “Godaan itu wajar terjadi, Bree. Mereka berada dalam kastil yang konon memiliki Duke mata keranjang. Tentu ada beberapa yang berharap bisa menggodaku dan memperbaiki nasib dengan menjadi simpanan. Meski mereka salah, aku tak akan pernah melihat mereka selain sebagai potensi makanan.” “Dan kau membiarkan mereka yang menggodamu tetap bekerja di kastil?!” Bree belum selesai. “Ya, tentu saja. Aku akan mengganti semua pelayan dua tahun ke depan. Mereka akan pergi juga akhirnya. Dan belum ada yang kurang ajar sampai membuatku tak nyaman. Jadi aku membiarkannya.” “Apa yang dilakukan mereka untuk menggodamu?” “Hmm… Mereka berlama-lama saat mengantarkan minuman, lalu sengaja memakai baju yang lebih terbuka. Oh, yang terburuk, mereka berusaha memakai parfum yang hanya membuatku mual saja. Sikap-sikap yang seperti itu kurang lebih.” Rad mendecak saat teringat hal ini. Parfum mencolok adalah cara menggoda terburuk. “Bagus kalau kau masih mengingat semuanya.” Bree menipiskan bibir, sambil te

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #250 Kepercayaan yang  Tipis

    "Bagaimana bisa kau memilih waktu yang tepat untuk melakukan pengantaran?” tanya Bree, sambil menjulurkan kepala, memandang keluar dari jendela kereta yang sedang berjalan. “Apa” Rad mendongak, karena dia baru saja sedang membaca beberapa dokumen yang memang dibawanya dari kastil tadi. Bree menunjuk ke arah jendela keluar. “Itu aku membicarakan cuaca yang cerah hari. Apa kau sengaja memilih saat cerah saat mengirim kapal itu pergi?” Rad mengintip keluar, lalu menggeleng. “Tidak sampai seperti itu, Bree. Aku tidak bisa meramal cuaca. Dan sebenarnya cuaca cerah adalah kesulitan untukku. Bukan waktu yang tepat bagiku untuk keluar, tapi memang waktu yang tepat untuk keberangkatan sebuah kapal.” Rad berpindah, dan duduk di samping Bree. Dia tadi duduk di hadapan Bree karena butuh untuk membaca dokumen. Tapi Rad sadar, dia meninggalkan Bree diam sendiri jika terus membaca. “Paling tidak perjalan mereka akan lancar selama beberapa saat, sampai ketujuan,” lanjut Rad. “Kenapa mereka t

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #249 Awal Jalan yang Sulit

    “Kau yakin?” tanya Rad “Ya, aku sangat yakin.” Bree kembali meraih tangan Rad dan meletakkannya di pipi. “Aku tidak mungkin menghindarinya, karena saat ini aku adalah satu-satunya Donovan yang tersisa.” Rad mengangguk. Dia tidak bisa menghapus fakta ini. Mereka tidak bisa menyingkirkan rencana kehamilan begitu saja. “Apa kau tidak menginginkannya? Maksudku di luar tugas dan lainnya?” Bree hanya menyebut kemungkinan yang bisa terjadi, dia tak mungkin tahu semua apa yang ada dalam pikiran Rad. Tapi pertanyaan itu berhadiah jentikan jari pada kening Bree. “Jangan konyol, Bree! Tentu saja aku menginginkannya. Hanya saja, kau tidak hamil adalah jalan yang lebih mudah. Karena setidaknya ibuku tidak akan menuntut lebih jauh jika kau belum hamil.” Waktu penghianatan Rad kepada Amory semakin dekat Jika Bree mulai mengandung. Meski sudah siap menghadapi, bukan berarti Rad menginginkan hal itu terjadi. “Tapi karena kau sangat menginginkannya, maka mari kita tempuh jalan yang sulit

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #248 Pilihan yang Lebih Mudah

    Rad mengelus kedua pipi Bree, dan menangkup keduanya. “Begitu aku menyadari perasaanku padamu, maka tugas itu sudah tidak berarti lagi. Mustahil aku meneruskan rencana itu." Bree mengangkat tangan, menyentuh punggung tangan Rad yang ada di pipinya, lalu memandang wajahnya. Jernih dan tegas, seperti tadi. Tidak ada keraguan, sangat yakin dengan apa yang dikatakannya. Tapi Bree tahu konsekuensi dari semua itu tidak mungkin akan mudah. Keputusan Rad ini bukan tidak berdampak. “Keputusan ini akan berbahaya untukmu. Kau akan melawan seorang pemimpin klan,” bisik Bree. Rad tersenyum, dan mendekati Bree. Menempelkan keningnya pada dahi Bree, dan memejamkan mata. “Apa aku pernah mundur saat menghadapi bahaya untukmu?” bisik Rad. “Tidak.” “Maka kali ini juga sama. Kita tidak mungkin mengambil jalan lain. Aku tak akan membiarkan mereka menyentuhmu, maupun menyakitimu.” “Dia sangat hebat bukan?” Bree menyentuh kedua pipi Rad, Rad membuka mata dan memandang Bree. Bree tidak ingin kenyat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status