Share

#233 Pernah yang Berbahaya

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-09-28 06:18:43
“Kegemaranmu adalah melukis?”

Pertanyaan yang membuat Bree menoleh sejenak, dan melihat Abel dengan rambut masih berantakan berjalan menghampiri, lalu berdiri mengamati hasil lukisan Bree.

Bree sedang melukis di ruang depan, mengamati halaman kastil dari jendela. Sejak beberapa hari yang lalu, memang Bree selalu lukis di tempat ini, ingin menangkap pemandangan yang menjadi modelnya.

“Kau sudah bangun akhirnya?” Bree menggelengkan kepala, sambil tersenyum geli. Tidak menyangka Abel bisa tidur hampir selama dua puluh empat jam.

Abel datang kemarin, lalu tertidur sebelum malam datang. Dan saat ini sudah hampir sore lagi, Abel terlihat seperti orang yang memang baru bangun tidur.

“Ya. Aku terlalu memforsir kekuatan beberapa minggu sebelumnya, jadi sekarang aku harus membayar harganya. Istirahat lebih lama dari yang seharusnya, tapi paling tidak sekarang lebih segar.”

Abel mengangkat tangan, meluruskan punggung dan menggeliat.

“Pekerjaan menjadi Hunter sangat berat?” tanya Bree.

“Ti
aisakurachan

enak sih susu sm madu :)

| 4
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #241 Keadaan yang Sebenarnya

    “Apa maksudmu bukan manusia?” Namun dalam hati, Bree meralat pertanyaan itu, karena sudah melihat bagaimana Amory menginjak salju tanpa merasa kedinginan. Pendapat Abel lebih benar. “Kau bukan manusia!” ulang Abel. Kali ini ditujukan untuk Amory. Mata hazel Amory menatap Abel. “Dan kau siapa? Aku belum pernah melihatmu di sini.” Amory meneliti wajah Abel lalu tersenyum. “Aku tak mungkin akan melewatkanmu jika kau ada---kau terlalu tampan untuk dilupakan. Apa kau baru? Apa kau Knight yang baru? Kau tidak terlihat seperti Knight.” Amory meneliti Abel dari ujung kaki sampai kepala. “Dia siapa?” Abel mendesis bertanya pada Bree. “Dia saudara Rad, tapi seharusnya dia manusia.” Bree masih belum bisa percaya.Amory menatap Bree dan Abel bergantian, lalu heran. “Sejak tadi kalian menyebut aku bukan manusia? Kau tahu siapa Rad?” Amory membelalak, menatap Bree. Bree tidak tahu harus menjawab bagaimana jadi memilih diam. Tidak yakin apakah mengakui tentang pengetahuannya soal ini aka

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #240 Kaki yang Telanjang

    “Kau tidak bisa melakukan sihir tanpa batu ini?” tanya Bree. Abel menggeleng. “Tidak. Katakanlah pelajaranku belum sampai ke arah itu. Sihir Elf lebih sulit dipelajari daripada sihir yang dipelajari oleh Ben, karena itu pelajaranku belum mengalami banyak kemajuan.” “Tiba-tiba aku menjadi malas untuk belajar,” kata Bree. Ia teringat Sorrel sedang mendatangi kakeknya, dan kemungkinan membahas tentang dirinya. Jika berjalan lancar tentu Bree ingin mempelajari beberapa kemampuan sihir dari kakeknya. Tapi jika sekelas Abel saja masih kesulitan, maka dirinya juga akan mengalami kesulitan yang sama. Apalagi dirinya tidak terbiasa dengan segala keajaiban sampai beberapa waktu lalu. “Jangan terlalu berkecil hati, Bree. Penguasaan sihir Elf juga berdasar atas bakat. Jika seseorang sangat berbakat, maka dia akan dengan mudah mempelajarinya. Bakatku tidak ada pada sihir semacam ini, karena itu aku sedikit kesulitan.” “Lalu kau berbakat dalam apa?” “Itu rahasia. Aku tak bisa mengatakan

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #239 Batu yang Istimewa

    "Kau sudah bangun?" Sapaan itu sekarang ditujukan untuk Bree, diucapkan oleh Abel. Bree bangun sangat siang, meski dia tidur sebelum makan malam. Ya, setelah Sorrel pulang, Bree menghabiskan waktu untuk menyumpah, sampai tak lama kemudian tertidur. Pertemuan dengan Sorrel tak hanya melelahkan secara fisik, tapi juga pikiran Bree. Terlalu banyak hal baru yang dia terima, dan tentu siksaan karena harus mengatur apa yang dia pikirkan. “Jika kau mencari Rad, dia tadi keluar. Aku rasa ke pelabuhan. Tadi ada salah satu tamu Marquiss, lalu mereka keluar.” Abel melanjutkan keterangan, karena Bree tidak menyahut. “Aku tahu itu. Aku tidak perlu ke sini untuk tahu hal itu.” Bree tentu saja sudah bertanya soal Rad pada Aima begitu bangun tadi, dan mendapat jawaban yang sama.Dan ini menyebalkan untuk Bree. Tadi malam dia tertidur sebelum Rad sempat bicara, dan terbangun saat dia sudah pergi. “Oh… Aku kira kau mencari Rad.” Abel tersenyum, lalu kembali pada pekerjaannya. “Kau sedang apa?

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #238 Bahaya yang Mengintai

    “Menjijikan sekali!” Sorrel mengulang penilaian dengan wajah terluka. Rad dengan sedikit kesengajaan memikirkan tentang keadaan Bastien setelah diculik, lalu Blanche. Balas dendam ringan, karena Rad tahu pikiran mengerikan itu akan mengganggunya.Sorrel bahkan tidak membunuh untuk makan, jadi jelas apa yang dilakukan Ben berada dalam taraf yang amat buruk menurut Sorrel. “Kau bertemu dengan musuh yang seperti itu juga? Ini menarik,” kata Sorrel, sambil duduk kembali. “Menarik dalam artian buruk maksudku, tidak menarik dalam artian yang baik,” keluh Sorrel. “Kalian sudah menangani ini bukan?” Sorrel menoleh pada Abel yang mengangguk, sekaligus memberikan detail apa yang dilakukan Hunter mengenai peristiwa Ben itu. “Seperti biasa mereka lambat.” Sorrel juga mencela lambatnya Dewan Tertinggi dalam mengambil keputusan. “Mereka harus belajar jika tidak semua Inhumane tidak bisa dipercaya.” Sorrel menggeleng. “Tapi itu adalah ajaran yang mereka terima, jadi aku maklum saja.” Sorrel

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #237 Aroma yang Memilih

    “Bree?” Rad mengelus pipi Bree, lalu menarik napas panjang, memastikan tidak memikirkan apapun yang aneh tentang Bree. “Apa aku tertidur?” Bree heran melihat tubuhnya berbaring di pangkuan Rad. Bree perlahan bangun dan duduk. Bree langsung kembali diserang kepanikan, saat matanya memandang Sorrel. Teringat apa yang terjadi sebelum dirinya tertidur tadi. “Tidak usah terlalu panik, kau hanya harus memikirkan hal-hal yang kau sukai, Bree. Seperti Gris, berlatih pedang, atau mungkin melukis.” Rad, sambil mengelus pipi Bree, mengucapkan kata untuk membuat Bree membayangkan hal lain dalam pikirannya. Tidak terlalu liar lagi seperti tadi. “Hobi yang sangat menarik,” kata Sorrel. “Aku menyukai bagaimana kau ingin menjadi kuat dengan berlatih pedang dan berkuda. Itu pilihan yang bagus.” Sorrel memuji sambil mengangguk. “Kau masih berhutang penjelasan kepada kami.” Rad menerjang pembicaraan itu, tak ingin Sorrel terfokus pada Bree. “Ya, benar. Hampir saja aku lupa soal itu.” Sorrel menu

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #236 Rahasia yang Berat

    Sorrel terkekeh mendengar amukan Rad. Menggoda dengan menggunakan kekuatan yang bisa membaca pikiran adalah hiburan bagi Sorrel . Berhasil membuat Rad mengamuk adalah keberhasilan untuk dinikmati. “Akan aku jelaskan, Rad. Tidak perlu marah seperti itu.” Sorrel mengangkat tangannya untuk menenangkan Rad. “Tapi untuk menjelaskan, aku harus tahu lebih banyak tentang hubungan kalian, karena baru kali ini aku melihat pasangan inhumane antara vampir dan Imperfect.” “Non!” Rad menolak, dan sekuat tenaga tidak memikirkan jawaban yang diinginkan Sorrel dengan berbagai cara. Rad memikirkan segala hal yang sekiranya tidak berbahaya, mulai dari kerangka kapal sampai susunan pasukan Marseilles. Pokoknya apapun selain Bree. Namun, reflek pertahanan pikiran Bree tidak sekuat itu. Begitu Sorrel menyebut ‘hubungan kalian’, dengan otomatis Bree menghadirkan ingatan segala--segalanya yang berhubungan dengan Rad. Dan segalanya berarti termasuk detail yang terjadi di kastil Le Man, penginapan, ist

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status