Home / Young Adult / Dunia friendshit / 6. Scene kissing

Share

6. Scene kissing

last update Last Updated: 2024-01-31 15:09:07

Malam.

"Mochi buat lo."

"Tengsuuuu." Manik mata yang bersinar seperti kucing menyambut suka cita box mochi varian rasa dari Reno yang baru saja pulang dari Bandung.

Cowok itu langsung kerumah Acha setelah tiba di Jakarta. Beberapa hari meninggalkan sahabatnya membuat perasaan Reno bercampur aduk, dirinya selalu ingin segera melihat Acha.

Kangen?

Reno tidak pernah menemukan titik terang perasaannya yang dirinya tau hanya dia ingin segera melihat Acha itu saja.

"Kerjaan lo gini terus?" Tanya Reno pada Acha yang tidur bersandar memakan mochi yang dibawakannya sambil menonton drakor dilaptopnya.

"Ngerjain apa lagi emang?." Acha balik tanya tanpa mengalihkan perhatiannya.

Reno geleng-geleng salah memang dirinya bertanya seperti itu.

Melihat Acha yang begitu fokus menonton Reno jadi kepo dengan apa yang sahabat nya itu tonton. Reno ikut berbaring disebelah Acha matanya ikut menonton tapi baru beberapa menit dirinya nebeng tiba-tiba Acha berbisik di kupingnya.

"Ini drakor 18 plessss." Reno menoleh membuat wajahnya dengan Acha berhadapan langsung.

Wajah Acha yang putih bersih dengan alis tebal dan bulu mata yang lentik tanpa polesan apapun terlihat sangat cantik. Reno berkedip melihat keindahan itu, kemana saja dirinya kenapa Reno baru sadar jika Acha secantik ini.

"Liat, liat. Ini Scene favorit gue." Ucap Acha.

Reno tertegun saat melihat scene kissing drakor yang sedang mereka tonton.

"Gue penasaran.... No, Ayo."

"Ayo apaan lo?."

"Kita ciuman kaya mereka."

Bola mata Reno melotot. "Astagfirallah, Acha." Reno segera mematikan laptop itu lalu menaruhnya ke nakas, melihat drakor seperti itu akan membawa pengaruh buruk untuk Acha tidak bisa Reno biarkan.

Acha berdecak kesal.

"Istigfar lo."

"Apaan sih, cuman ciuman doang kaya gak pernah aja lo."

"Eh mulutnya, gue emang gak pernah ya." Ucap Reno nyolot.

"Gak pernah apa?."

"Ciuman."

Acha menyipitkan matanya mencari kebohongan di wajah Reno. "Mang eakk?."

Reno menoyor jidat Acha gemas. "Iyalah anjir, emang gue cowok apaan, gue cowok mahal." Jawabnya.

"Tapi gue penasaran, apa enaknya ciuman?." Pertanyaan Acha kembali mendapat toyoran mulus dijidatnya.

"Lo masih kecil gak usah penasaran sama hal kaya gitu. Nonton aja udah salah, harusnya lo nonton Upin Ipin aja."

Acha mendengus sebal. "Gue udah 19 tahun udah legal. Kalo lo gak mau ciuman sama gue gue sama  cowok lain aja." Ucap Acha dengan entengnya membuat Reno menatapnya tajam.

"Sebelum lo sama cowo ciuman, bibir tuh cowok udah biru duluan." Tegas Reno.

"Udah jangan aneh-aneh. Buang semua pikiran konyol lo itu."

"Bacot lo."

Reno tidak membalas lagi, ada sesuatu yang baru disadarinya Reno melihat kesekeliling kamar Acha dan baru sadar jika kamar Acha sangat rapih setelah tiga hari dirinya tinggal, biasanya selalu amburadul seperti sarang babi. Apa Acha yang merapihkan nya? Tapi rasanya sulit dipercaya jika cewek malas itu yang melakukannya.

"Yang rapihin kamar lo siapa?."

Acha menoleh pada Reno dengan wajah malas nya."Papah."

Reno menghela nafas panjang memang tidak bisa berharap pada Acha. Selain nonton dan makan Acha tidak bisa melakukan apapun lagi, kalo pun bisa dia tidak akan sudi meribetkan diri.

"Dari pada lo nontonin drakor yang gak berpaedah dan nge rusak otak lo, mending belajar beresin kamar biar gak selalu ngerepotin orang lain."

Mulai.

Acha memutar bola matanya malas. "Plis deh gue capek dengerin omongan lo yang itu itu terus."

"Gue juga capek ngomongin lo yang kaya gini-gini terus." Reno menimpalinya dengan sepadan.

"Gue gak nyuruh."

"Karna gue peduli." Ucapan Reno berhasil membuat Acha bungkam.

Keduanya saling diam.

Reno melipat kedua tangannya kebelakang leher, Acha yang disebelah Reno melirik diam-diam dengan ekor matanya hidungnya bergerak mencium sesuatu yang tiba-tiba seliweran di penciumannya.

Acha mengendus ketiak Reno, itu adalah sumbernya. "Bau ikan asin lo." Cetus nya.

Mata Reno yang semula terpejam kembali terbuka mendengar ucapan Acha. "Gue belum mandi."

Acha mendorong dada Reno agar cowok itu menjauh dari nya. "Mandi sono lo." Usir Acha menutup lubang hidungnya.

"Apaan sih orang gak bau, lebay lo, makan nih ketek gue." Reno mengapit leher Acha di keteknya, cewek itu berontak dengan sekuat tenaga berteriak memanggil papah nya meminta tolong.

Beginilah mereka percakapan apapun akan berakhir dengan pertengkaran yang ujungnya akan tetap selalu sama.

Bagas yang mendengar teriakan putri nya tidak ada panik-paniknya sama sekali, Bagas bersikap acuh sambil menonton pertandingan bola ditv seolah tidak mendengar apapun.

Tidak papa lah jika Reno macam-macam pada Acha itu justru bagus, Bagas jadi gampang untuk menikahkan mereka dan Reno pun pasti tidak bisa menolak.

Memang diluar nurul pemikiran Bagas, apa yang dilakukannya semua demi Acha karna Bagas sudah tua dia tidak tau akan hidup sampai kapan dan bagaimana nasib putri nya nanti jika dirinya sudah tidak ada.

Selama ini Bagas tenang meninggalkan Acha karna ada Reno, tapi jika Reno menikah dengan orang lain siapa yang bisa diandalkan untuk mengurus dan menjaga Acha.

Apalagi mendengar berita jika Reno sudah memiliki pacar, itu adalah ancaman besar bagi Bagas. Bagaimanapun juga Bagas harus bisa mempersatukan Acha dan Reno.

Titik.

*****

"Walah, ini anaknya almarhum Jeng Tasya toh?."

Acha tersenyum canggung, jiwa introvert nya menangis saat dikerubungi ibu-ibu Arisan dirumah Reno.

Sial, harusnya hari ini Acha tidak usah keluar kamarnya, malang nasibnya Reno malah menawarkannya bolu pisang siapa yang akan menolak?

"Cantik kan, tapi sayang anaknya gak pernah mau bersosialisasi." Tutur Fara mamah Reno pada teman sosialita nya.

"Tante ada anak bujang ganteng loh, kamu mau jadi mantu tante gak?."

"Enak aja, anak ku udah boxing duluan."

"Katanya anak mu sudah punya pacar."

Fara menggeleng. "Gak suka aku sama dia, terlalu menye-menye anaknya." Ujar Fara blak-blak an.

Acha ingin menangis, tapi mulutnya tetap mengunyah bolu pisang buatan Fara dengan hati yang tersendu-sendu.

Reno cowok itu dari tadi tidak menampakan batang hidungnya, saat ditelpon Reno memang bilang agar Acha mengambil bolu pisangnya sendiri kerumah karna dia sedang ada jadwal dirumah sakit dan bilang akan pulang sebentar lagi tapi Acha sudah satu jam dirumahnya Reno tidak kunjung muncul untuk menyelamatkannya.

"Tante." Panggil Acha pada Fara yang  sedang tertawa manja bersama teman-temannya.

"Iya sayang, kenapa. Mau bolu pisangnya lagi? Biar tante ambilin." Acha menahan tangan Fara.

"Aku ke kamar Reno ya, punggung aku pegel."

"Yaudah kamu istirahat ya. Kalo perlu apa-apa tinggal panggil tante." Acha tersenyum lalu segera pergi ke kamar Reno.

Akhirnya Acha bisa bernafas lega, dirinya tidak sanggup berlama-lama dengan ras terkuat dimuka bumi.

Acha merebahkan badannya dikasur empuk Reno, aroma maskulin yang menempel pada kasur Reno membuat Acha selalu merasa nyaman. Matanya perlahan terpejam, kesadarannya dalam sekejap mata langsung diraup oleh alam tidurnya.

Kebiasaan Acha jika kerumah Reno memang tidak akan jauh dari makan dan tidur. Aneh rasanya jika Acha datang untuk bersih-bersih dan membantu Fara, dua hal yang mustahil untuk sekarang.

Tapi Fara tetap mendambakan Acha sebagai menantunya, disaat ibu-ibu lain mencari menantu yang rajin dan pintar membenahi rumah Fara justru kebalikannya.

Prinsipnya jika sanggup untuk membayar pembantu atau asisten kenapa harus merepotkan diri, lebih baik bersantai dan memanjakan diri karna uangnya tidak akan dibawa mati.

Fara adalah contoh ibu-ibu sosialita yang banyak didambakan oleh para menantu diluar an sana.

To be continude

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dunia friendshit   44. Misi pertama

    "Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r

  • Dunia friendshit   43. Second choice

    "Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-

  • Dunia friendshit   42. Sabar Pak dokter

    "No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya

  • Dunia friendshit   41. Perjodohan

    Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de

  • Dunia friendshit   40. Acha dendam

    Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna

  • Dunia friendshit   39. Modus jangan

    Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status