Share

7. Putus

last update Last Updated: 2024-01-31 15:09:50

"Aku deg-deg an."

"Santai aja."

Shafa berusaha menenangkan diri, malam ini Reno mengajaknya kerumah untuk makan malam sekalian syukuran ulang tahun Fara.

Acaranya tidak terlalu banyak orang karna hanya teman dan tetangga dekat saja yang datang diundang.

Fara yang melihat putra nya datang dengan Shafa berusaha untuk tetap tersenyum menyambut kedatangan mereka.

Shafa mencium tangan Fara menyapanya dengan sopan. "Hallo tante, apa kabar?."

"Alhamdulillah baik. Tante kira kamu udah ngga sama Reno." Ucap Fara dengan tawa renyah nya membuat Shafa tersenyum paksa.

"Oh iya, ini tante aku ada beli sesuatu buat tante semoga suka."

"Repot-repot makasih ya." Fara tetap menghargai pemberian Shafa.

"Sama-sama tante."

Canggung.

Shafa mengeratkan rangkulan nya pada tangan Reno. Reno dengan peka langsung mengajak Shafa untuk menghindar dari mamahnya. "Mah, aku kesana ya sama Shafa."

"Iya sana, kasih coba kue buatan mamah. Ini mamah lagi nunggu Acha kok gak dateng-dateng ya sama papahnya." Ucap Fara.

Benar juga, Reno belum melihat Acha.

Rangkulan tangan Shafa terlepas saat Reno kembali membalikkan badannya. "Biar aku panggil kerumah nya."

"Iya iya coba kamu panggil dulu." Setuju Fara.

"Shaf, gue kerumah Acha dulu sebentar lo makan aja, coba kue buatan mamah lo pasti suka." Ucap Reno pada Shafa yang termenung.

Reno meninggalkannya begitu saja, walaupun hanya sebentar tapi harusnya Reno tau kecanggungan antara dirinya dan Fara.

Fara melihat Shafa yang hanya diam. "Dari tadi tante tungguin Acha dia ngga dateng-dateng malah duluan kamu sama Reno." Ujar Fara.

"Gitu ya tante, mungkin masih siap-siap."

Fara menggeleng tidak setuju. "Acha gak mungkin lama siap-siap nya, dia gak mau ribet orangnya."

Shafa hanya tersenyum menanggapi ucapan Fara karna bingung harus bereaksi seperti apa. Fara terus saja membahas Acha padahal disini Shafa adalah pacarnya Reno sekaligus calon menantunya kelak.

Apa Fara tidak memikirkan perasaan Shafa? Atau memang sengaja?

"Tante."

"Alolo anak gadis tante akhirnya dateng." Riang Fara langsung menghampiri Acha yang datang bersama Reno dan Bagas.

Lagi dan lagi Shafa dibiarkan sendirian seperti orang asing.

"Selamat ulang tahun ya tante. Maaf ya aku cuman ngasih ini."

"Aduh, makasih ya sayang." Fara mencium pipi kanan dan kiri Acha, beda sekali perlakuannya kepada Shafa tadi.

"Kalian tuh kenapa lama banget, padahal tinggal nyebrang aja loh." Protes Fara.

"Papah cari celana lama banget, kaya gak punya celana lain aja."

Bagas tertawa. "Papah kan hanya memantaskan saja."

"Kamu tuh udah tua gak perlu merhatiin penampilan."

"Tua-tua gini penampilan penting loh, siapa tau ada janda." Gurau Bagas.

"Kamu ini." Fara ikut tertawa.

Shafa yang melihat orang-orang itu berusaha menguatkan hati nya. "Reno." Panggilan Shafa membuat Reno tersadar jika ada pacarnya disana pandangan yang lain pun ikut menoleh pada Shafa.

"Aku mau pulang aja."

"Kenapa, acaranya belum mulai lo juga belum makan apapun."

Fara pura-pura tidak mendengar saja, ia mengajak Acha untuk duduk dan menawarkan makanan buatannya.

"Liat, tadi tante beli buah apel seger-seger banget kamu cobain deh."

Acha mengambil satu buah apel lalu mengupasnya dengan pisau kecil.

"Itu pacarnya Reno?" Bagas berbisik dengan Fara.

"Iya."

"Tapi aku kurang suka." Bisik Fara pelan.

Acha menatap Bagas dan Fara yang sedang berbisik, pandangannya ikut memperhatikan Reno dan Shafa.  Terlalu fokus memperhatikan kedua orang itu Acha tanpa sadar melukai tangannya dengan pisau yang digunakannya mengupas kulit apel.

"Auchhhhh." Darah segar keluar dari ujung jari Acha.

Perhatian semua orang mendadak teralihkan pada Acha yang meringis kesakitan.

Reno yang awalnya membujuk Shafa agar tidak pulang dulu langsung menghampiri Acha dengan khawatir. "Lo kenapa gak hati-hati sih." Ucapnya melihat jari sahabatnya yang mengeluarkan darah.

"Gak sengaja." Reno berdecak, jari tangan Acha yang terluka Reno hisap tanpa rasa jijik. Semua yang Reno lakukan terjadi secara spontan, Reno tidak memikirkan bagaimana orang lain melihatnya.

Shafa keluar dari rumah itu disaat orang lain memperhatikan Acha, dia tidak ada harga dirinya disana. Tangisannya pecah, Shafa sudah tidak bisa lagi bertahan dihubungan toxic nya lebih baik dirinya putus saja dengan Reno.

*****

Bara menatap Reno tidak percaya bisa-bisa nya cowok itu sangat santai setelah diputuskan lewat telpon oleh Shafa.

Shafa benar-benar mengakhiri hubungan mereka, Reno tidak berkomentar apa-apa dia menghargai keputusan Shafa jika Shafa mengajaknya putus ya sudah Reno bisa apa.

"Lo gak ada rasa sedih atau nyesel?" Tanya Bara, Reno mengangkat bahu nya tidak tau.

"Gokil sih lo. Pacaran satu tahun berasa pacaran satu minggu."

"Tapi yang pacaran satu minggu aja klo diputusin udah bilang aku gak bisa hidup tanpa kamu." Lanjut Bara.

"Apa yang harus gue sedih in, dia minta putus masa iya harus gue tahan-tahan. Inget cinta itu gak dipaksakan."

"Tau apa lo tentang cinta?." Geram Bara pada Reno.

"Udahlah gue males ribet, kalo emang dia serius sama gue pasti dia gak bakalan minta putus."

"Gimana Shafa gak minta putus kalo perhatian lo aja hampir semuanya buat Acha, SAHABAT lo." Bara menekankan kata sahabat untuk menyinggung Reno.

"Gak ada hubungannya sama Acha. Shafa minta putus karna kemauannya sendiri tadi lo juga dengarkan alasan dia minta putus."

"Terserah lo deh." Bara cape berbicara pada orang yang tidak pernah mau sadar.

Disaat Bara dan Reno sedang cekcok mempermasalahkan Reno yang putus dengan Shafa, Acha dirumahnya sedang asik tertawa membaca komik yang baru dibelinya lewat aplikasi oren.

Bagas berdiri diambang pintu kamar Acha memperhatikan putrinya yang tertawa sendiri. "Makan dulu." Tegur Bagas memberikan sepiring nasi dan juga ayam goreng pada Acha.

Raut wajah Acha yang tadinya riang dalam sekejap berubah kembali ke setelan pabrik. "Kecap?." Bagas lupa, Acha memang tidak bisa makan tanpa kecap.

"Gak usah deh."

Bagas mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa gak usah, kamu gak mau makan?." Tanya Bagas menatap putri nya yang hanya memandang piring makanannya.

"Makan gini aja."

Tumben sekali.

"Kasihan papah capek bulak-balik." Bagas terhenyak mendengar penuturan Acha.

Mata Bagas berkaca-kaca terharu. Reno harus tau tentang ini, Bagas mengeluarkan handphone dari kantong celananya lalu menelpon Reno.

"Reno."

"Acha udah bisa kasihan sama om, Ren."

"Alhamdulillah."

Papahnya benar-benar lebay, Acha mengunyah makanannya sambil memperhatikan papahnya yang sibuk telponan dengan Reno membicarakan tentang dirinya.

Acha jadi kebayang bagaimana heboh nya Bagas jika Acha bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa merepotkannnya, tapi sayang itu hanya bayangan saja karna Acha belum ada kepikiran untuk melakukannya sama sekali.

Ribet.

To be continude

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dunia friendshit   44. Misi pertama

    "Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r

  • Dunia friendshit   43. Second choice

    "Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-

  • Dunia friendshit   42. Sabar Pak dokter

    "No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya

  • Dunia friendshit   41. Perjodohan

    Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de

  • Dunia friendshit   40. Acha dendam

    Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna

  • Dunia friendshit   39. Modus jangan

    Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status