Beranda / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 289. Gugurkan Anak Ini

Share

289. Gugurkan Anak Ini

Penulis: OTHOR CENTIL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-17 22:00:50

Raline berbalik dengan cepat. Sebelum pergi, ia menepis tubuh karyawan Diana di depannya.

“Minggir!” umpat Raline. Tumit stiletto-nya berputar, membawanya keluar dari ruangan itu, meninggalkan Diana yang tersenyum penuh kemenangan.

“Kalian semua bangsat! Bangsat!”

Saat berjalan sempoyongan menuju ambang pintu, tiba-tiba Raline merasakan perutnya seperti ditusuk ribuan jarum.

Raline terhenti sesaat. Pada saat yang sama, ia tubuhnya membungkuk menahan sakit yang luar biasa.

Kini, tangan kanan Raline memegangi perut yang terasa melilit seperti diremas. Tapi, ia tak berhenti. Ia tak mau jadi bahan tertawaan. Kini, ia tetap berjalan sempoyongan sambil mencari pegangan.

Begitu Raline memegangi tembok di sampingnya, ia mengerang kesakitan, “Aaaargh!”

Tak lama kemudian, tubuhnya ambruk dan karyawan Diana kocar kacir menolongnya. Mereka semua menghampiri Raline yang tak sadarkan diri itu.

“Hei, bangun! Hei, bangunlah!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ENAK, PAK DOSEN!   289. Gugurkan Anak Ini

    Raline berbalik dengan cepat. Sebelum pergi, ia menepis tubuh karyawan Diana di depannya.“Minggir!” umpat Raline. Tumit stiletto-nya berputar, membawanya keluar dari ruangan itu, meninggalkan Diana yang tersenyum penuh kemenangan. “Kalian semua bangsat! Bangsat!”Saat berjalan sempoyongan menuju ambang pintu, tiba-tiba Raline merasakan perutnya seperti ditusuk ribuan jarum.Raline terhenti sesaat. Pada saat yang sama, ia tubuhnya membungkuk menahan sakit yang luar biasa. Kini, tangan kanan Raline memegangi perut yang terasa melilit seperti diremas. Tapi, ia tak berhenti. Ia tak mau jadi bahan tertawaan. Kini, ia tetap berjalan sempoyongan sambil mencari pegangan.Begitu Raline memegangi tembok di sampingnya, ia mengerang kesakitan, “Aaaargh!”Tak lama kemudian, tubuhnya ambruk dan karyawan Diana kocar kacir menolongnya. Mereka semua menghampiri Raline yang tak sadarkan diri itu.“Hei, bangun! Hei, bangunlah!”

  • ENAK, PAK DOSEN!   288. Mengerang Kesakitan

    “Tunggu dulu!”Tapi, Diana tak membiarkan hal itu terjadi. Ia pun segera menyalakan laptopnya dan bersiap melancarkan serangan balasan.“Apa lagi?”Pada saat yang sama, Raline melihat wajah Diana yang masam. Ia tahu, Diana pasti tak tahan dengan suara desahannya. Maka, ia pun segera menyetopnya saat rekaman suara itu baru terputar tiga detik. “Oh, aku tahu. Kamu pasti kepanasan, ‘kan mendengar suara suamimu bercinta denganku? Jadi, kurasa tidak perlu melanjutkannya, sih. Aku hanya tidak mau kamu kolaps mendadak karena syok dan kejang-kejang di tempat ini! Jadi—”Sebelum Raline mengacaukan emosinya, Diana sudah mengantisipasi. Sambil memutar layar ke hadapan Raline, ia berkata, “Sebelum kamu melanjutkan ucapanmu, lihatlh ini sebentar. Barangkali kamu syok dengan apa yang kamu lihat nanti.”Raline menatap Diana sangat jengah, meski ia tak suka Diana menyetop ucapannya, tapi ia juga penasaran dengan apa yang ada di layar laptop ter

  • ENAK, PAK DOSEN!   287. Ohhh, Aaaahhh

    “Ada apa?” tanya Diana tidak ramah.Diana memperhatikan Raline dari atas sampai bawah. Wanita itu berdiri dengan anggun, mengenakan gaun Sabrina berwarna magenta yang sangat mencolok, kontras dengan kulit putihnyaSebuah tas mewah berlogo terkenal bertengger di tangan kirinya, sementara di tangannya yang lain tergenggam sebuah map tebal yang entah isinya apa.“Apa begini caramu memperlakukan tamu? Tidakkah kamu mempersilakanku duduk terlebih dulu?” Diana bahkan ingin meremas mulut Raline yang begitu pedas itu, lalu melaburinya dengan cabai giling satu ton! Tapi, Diana tak akan melakukan itu sekarang. Ia ingin melihat sejauh apa Raline ingin berusaha memecah belah hubungannya dengan suaminya sendiri.Setelah mengambil laptop miliknya dan sebuah flashdisk, Diana pun mendekati Raline lagi. Ia berkata dengan suara sedingin es, mempersilakan tamunya duduk. “Oh, baiklah

  • ENAK, PAK DOSEN!   286. Surat Cerai Dari Suamiku

    “Baiklah, Yang ... akan aku lakuin.” Dengan berat hati, Damar akhirnya mengalah. Ia tak mau memperpanjang masalah ini dan membuat istrinya makin kesal padanya.“Berdebat dengan wanita tidak akan ada habisnya. Bisa seri saja sudah hebat!” katanya dalam hati.Kini, tangannya meraih spons kotor itu. Tanpa diduga, Diana menyerahkan spons yang baru. “Pakai ini saja! Nanti bibir Mas alergi, aku lagi yang disalahkan!”“Oh, thanks, Yang.” Damar tersenyum meraih spons bersih itu. Sesekali ia melihat Jimmy yang mengulum bibir, seolah tengah mengejeknya begini: “Itulah tidak enaknya memiliki istri, Tuan! Banyak resikonya kalau kita bersentuhan dengan wanita, tidak akan bisa bebas. Tahu rasa ‘kan sekarang dihukum?”“Apa lihat-lihat?” seloroh Damar saat Jimmy tampak menahan tawa. Wibawa Damar hancur berkeping-keping di depan asisten pribadinya. Sosoknya yang selama ini dikenal tegas dan berkuasa, kini tampak begitu kecil dan hina

  • ENAK, PAK DOSEN!   285. Anjing Betina Rabies

    “Lakukan sekarang juga! Cuci bibir Mas pakai itu, atau aku nggak akan pernah maafin Mas!” Bukannya memberi ampun pada suaminya, suara Diana justru makin melengking tinggi. Ia sama sekali tak memberi celah bagi Damar untuk memberi bantahan sedikit pun.Bukan, bukan berarti ia kejam. Bukan …. Hanya saja, rasa sakit di dadanya makin menghujam saat mengingat Damar mencium Raline dengan begitu mesra-nya, sama seperti saat menciumnya dengan penuh gairah.Kini, Diana mengingat kembali tanggal CCTV yang ada di kantor itu. “Sepertinya itu terjadi saat Mas Damar tiba-tiba mengajakku ke hotel siang itu. Jadi, saat itu dia melakukannya? Ih! Jadi selama itu aku dibohongi?” maki Diana dalam hati. Ia bersedekap sebelah, sambil memegang payung dengan tangan kanannya, menatap Damar penuh otoritas Kini, Damar mengernyit. Nyatanya, menampilkan raut wajah memelas tak akan membuat Diana luluh. Tapi, tak ada salahnya membujuk lagi, ‘kan? Dengan suara renge

  • ENAK, PAK DOSEN!   284. Kejelasan

    “Ya Allah, sakitnya. Kenapa hal seperti ini terjadi lagi?” Larut malam, di dalam kamar yang remang-remang, Diana menangis tersedu-sedu. Air matanya membasahi bantal, melukiskan betapa hancur hatinya. Bayi kecilnya kini menangis kencang di sampingnya. Seolah tengah merasakan kesedihan yang tengah dirasakan sang ibu.Namun, Diana terlalu larut dalam kesedihannya sendiri hingga tak mampu menghiraukan tangisan putranya. Saat Sagara makin menangis kencang, Diana pun akhirnya tak bisa mengabaikannya. Kini,Nia dekap Sagara dalam pelukan hangatnya, ia kecupi pipi dan pucuk kepala putranya yang tampan itu sambil meminta maaf.“Maafkan Mama, Sayang,” bisik Diana di sela tangisnya, namun tangisannya justru semakin menjadi-jadi.Sambil meraih susu yang ia buat sejam lalu di atas nakas, ia menyodorkan ya pada Sagara dan bocah manis itu langsung berhenti menangis. “Mama tidak tahu harus bagaimana lagi. Maaf Mama egois, ya? Mama ga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status