Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 302. Mau Ajak Aku Murtad, Ya?

Share

302. Mau Ajak Aku Murtad, Ya?

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-11-21 14:50:20
Sampai di rumah sakit, ternyata Shanum telah dipindahkan ke ruang perawatan biasa, tidak di ICU lagi karena kondisinya stabil.

Setelahnya, Damar langsung menyerahkan buah tangannya dan mendekati sang putri. “Gimana, Sayang? Masih pusing, gak?”

Tak menjawab dengan lisan, Shanum hanya memberi gelengan. Bocah kecil manis dan cantik mirip Damar kemasan sachet itu terpesona dengan bau kue yang harum dan menggoda.

Melihat Shanum meliriknya, Damar menyerahkannya, “Ah, syukurlah kalau kamu gak papa. Ini, Ayah bawakan kue red Velvet kesukaan Shanum. Tadi, Ayah udah tanya dokter, katanya Shanum boleh makan ini.”

“Beneran?” tanya Shanum memastikannya terlebih dulu.

“Bener,” kata Damar. Setelahnya, ia membuka paper bag berisi sekotak kue. Kemudian, mengeluarkan red Velvet itu ke atas pangkuan Shanum dan mulai memotongnya.

Dari arah kamar mandi, Diana menatap sang suami yang sudah di sana. “Mas? Kapan kembali? Kok aku gak denger?”

“Baru aja semenit lalu, Yang.” beritahu Damar. Ia mema
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   423. Sekarat

    “Ini cowok kalo dibiarin makin ngelunjak!”Tanpa menunggu Sagara bertindak lebih jauh, Ara mengambil inisiatif. Dengan gerakan yang sangat cepat, dia menarik pergelangan tangan Sagara dan membanting tubuh pria itu ke lantai menggunakan teknik judo dasar.Bugh!Seketika, tubuh Sagara yang tidak siap melayang di udara, lalu punggungnya menghantam lantai dengan bunyi dentuman yang cukup keras.Pria itu langsung mengaduh dan mengerang kesakitan, “Aaarghhh!”Melihat Sagara meringis kesakitan dengan wajah pucat, Ara mendadak panik. Ia langsung berlutut di sampingnya, takut pria tengil itu benar-benar mengalami cedera serius atau bahkan mati. “Gara! Gara! Kamu nggak apa-apa, kan? Kamu nggak mati, kan?!”Melihat wajah Ara yang pucat pasi karena panik, ide jahil seketika muncul di kepala Sagara. Ia sengaja mengaduh lebih panjang dan mulai berakting dramatis. “Aaaargh ... g-gue ... kayaknya mau mati!”

  • ENAK, PAK DOSEN!   422. Suka Dipaksa, Ya?

    Sagara dan Damar akhirnya tiba di rumah. Namun, alih-alih mendapatkan pengampunan atau pengobatan untuk wajahnya yang babak belur, Sagara justru menerima titah kejam dari sang ayah.“Tidur di luar malam ini! Gak usah masuk ke rumah, ngerti?!” perintah Damar dingin begitu mobil berhenti di garasi.“Yah, kok gitu sih?!” protes Sagara dengan mata membelalak. “Muka aku bonyok begini, bukannya disuruh istirahat malah diusir!”“Salahmu sendiri banyak ttingkah! Udah, buruan turun. Tidur sana di pos satpam bareng Pak Kumis!” usir Damar tanpa perasaan.“Ck! Ayah gak seru banget, sih!”“Makanya jangan bandel! Ayah itu udah cukup sabar sama kamu. Udah ngerusakin mobil orang, mengurung anak orang di kamar hotel, masih aja ada kenakalan yang kamu lakuin. Kamu pikir uang Ayah tinggal metik di pohon, apa?”Sagara mendengus, mencoba membela diri sambil memegangi rahangnya yang berdenyut. “Cowok mah wajar kalo nakal, Yah. Kalau kalem kayak Kak Sh

  • ENAK, PAK DOSEN!   421. Idih, Najis!

    “Gak usah gitu, nanti kemakan omongan sendiri nyahok!” kekeh Damar, masih sempat-sempatnya menggoda Arnold. Ia menatap Ara sekilas, lalu dengan suara tenang menambahkan, “Tapi, syukurlah kalau si bocah tengil ini gak hamilin kamu.”“Ketemu juga baru sekali, kok hamil! Ayah ada-ada aja, deh!” gerutu Sagara sambil memutar bola matanya malas.“Hm, ya udah kalau gitu masalah clear, ‘kan? Sagara, uang jajan kamu Ayah potong untuk gantiin mobilnya Ara, dan kamu Ara, gantiin juga motor Sagara,” putus Damar dengan nada final yang tidak bisa diganggu gugat.Kini, Ara mengembuskan napas panjang, merasa beban di pundaknya sedikit terangkat. Tapi, was-was juga karena tatapan sagara padanya masih penuh ancaman. “Baik, Tuan Setyawan. Jadi lega dengernya,” ucap Ara. Meski suaranya terdengar sopan pada Damar, tatapannya mengarah lurus pada Sagara dengan kilatan kemenangan.Di balik sikap tenang yang ditunjukkan Ara, Sagara justru sebaliknya. I

  • ENAK, PAK DOSEN!   420. Pikiran Liar

    Damar bahkan tak repot-repot membela anaknya. Alih-alih memasang badan, ia justru berdiri tegak sambil menyilangkan tangan di depan dada. Sebuah senyuman tipis penuh kepuasan muncul di wajahnya saat melihat Sagara babak belur di tangan Arnold.Bagi Damar, ini adalah pelajaran yang setimpal. Ia sudah terlalu sering mengurut dada menghadapi kenakalan Sagara, dan melihat musuh bebuyutannya melakukan ‘tugas’ mendisiplinkan putranya adalah pemandangan yang cukup menghibur.Setelah Arnold tampak terengah karena lelah melampiaskan emosinya, dan wajah Sagara sudah dihiasi lebam serta sudut bibir yang pecah, barulah Damar melangkah mendekat. Ia menatap putranya yang terduduk lemas di lantai dengan pandangan tanpa simpati. “Tenang, anakku bakalan tanggung jawab,” kata Damar santai, seolah tidak baru saja terjadi baku hantam di depan matanya.Arnold memicingkan mata, menyeka keringat di dahinya sambil menatap tajam ke arah

  • ENAK, PAK DOSEN!   419. Akui Kesalahanmu, Jangan Jadi Pengecut

    “Ya udah, ayo pergi!”“Ke mana, Yah?”“Mansion Harven, minta maaf cepat atau Ayah buang ke segitiga bermuda.”“Emang Ayah gak nyesel nanti? Kata Bunda, dulu Ayah seneng banget pas aku lahir. Kok kaya gini sekarang?”“Gak, gak nyesel. Ayah bisa buat lagi yang kaya kamu, tuh! Dua belas! Dulu, kamu emang imut-imut dan gemesin. Sekarang, amit-amit kelakuan kamu, Saga!”“Ck! Udah tua juga masih aja doyan buat lagi! Ayah itu udah tua, Bunda noh masih muda. Nanti, Ayah nambah anak lagi, lalu meninggal, jadi beban ‘kan buat Bunda? Kasian harus ngurus adik yang kecil, dan … eh, tapi kalo ayah meninggal, Bunda bisa dapetin Sugar Daddy yang lebih cakep!”Damar mengumpat, “Perlu Ayah obras mulut kamu, Saga? Bisa diem, gak?”“Oke, aku diem!” Tanpa membuang waktu, Damar menyeret Sagara menuju mobil SUV hitam miliknya. Ia tidak peduli ini sudah hampir tengah malam. Jika Arnold berani menuduh putranya melakukan hal asusila, maka Damar akan membuktikan sebalikn

  • ENAK, PAK DOSEN!   418. Kamu Hamilin Anak Orang?

    “Kamu pasti pacarin dia, tidurin, terus kamu tinggalin, ‘kan? Iya, ‘kan?” Damar memberondong Sagara dengan tatapan curiga. Dia memelototkan matanya, dan kedua tangan berkacak pinggang.Didesak sang ayah, Sagara mundur. Dia tetap mengelak, “Yah, jangan curigaan mulu, deh! Aku gak mungkin kaya gitu!”“Mungkin aja!” Sela Damar cepat. Telunjuk kanan menuding wajah Sagara yang menyebalkan itu, menyesalkan kenapa putranya harus meniru jejaknya yang kelam. “Apa kamu kira, Ayah gak tau apa yang kamu lakuin diluar sana, Saga? Ayah tau semuanya! Termasuk … kamu yang pernah tidur dengan dua wanita!”Sagara memejamkan mata sejenak. Ia mengakui kesalahan itu, tapi tak mau mengeluarkan suara agar ayahnya tak makin memprovokasi.“Saga!”“Yah, please, jangan merembet ke mana mana. Oke, untuk yang satu itu … lupain. Dan masalah anaknya Arnold, itu penting. Gini, aku sama sekali gak tau kenapa dia nabrak gitu aja! Katanya sih buru-buru! Aku bahkan dikasih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status