Share

Perdebatan Tak Berujung

Pria itu tersenyum lebar, seolah baru saja mendapat kabar bahagia. Sungguh melihatnya tak merasa bersalah sedikit pun, membuat hati ini makin tercabik-cabik. Andai tak takut durhaka, sudah gue cakar-cakar mukanya yang ganteng itu. Biar jelek sekalian. 

Ketiga sahabat gue menyaksikan pertengkaran ini dengan antusias. Chika berkali-kali terlihat menata rambutnya yang dimodel churly. Dasar teman nggak ada akhlak. Bukannya bantuin malah keganjenan. 

Entah apa lagi yang diucapkan pria itu. Fokus gue teralih pada tiga cewek jomlo yang sayangnya sahabat gue itu. Tangan ini tiba-tiba ditarik oleh bang Alfin. Lalu gue diseret menjauh dari tempat itu. 

"Lepasin, bang!" Gue berusaha melepaskan diri dari cekalan pria itu. Namun dia bergeming. Langkahnya terus mengayun menjauh dari keramaian. Hingga kami sampai di sebuah taman yang sepi. Hanya ada satu dua orang duduk-duduk di sini. Menghela napas lelah, akhirnya gue pasrah. Menunggu apa yang akan dikatakan

Cahaya Asa

Hai, ketemu lagi. Makasih yang sudah setia menunggu kelanjutan cerita ini. Jangan lupa tinggalin jejak, ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status