Accueil / Pendekar / Eksistensi Putra Guntur / PANCA DAN ORANG SEKTE BINTANG MERAH

Share

PANCA DAN ORANG SEKTE BINTANG MERAH

Auteur: kazuhiro
last update Dernière mise à jour: 2023-01-11 21:22:34

Tombak Perak pun langsung membulatkan matanya. Merasa harga diri mereka diinjak-injak. Namun, bagaimana lagi. Mereka harus mengikuti perintah Jarum Maut sebagai pemimpin kelompok. Oleh karenanya, tanpa berdebat lagi, mereka lekas melompat ke udara, berpancar sebagaimana sebelumnya, untuk menghindari sekte Bintang Merah.

"Dasar aneh! Datang tak diundang pulang tak ingin diantar. Bedebah sialan!"

Panca yang menyaksikan hal tersebut sontak dibuat bingung. Dia sesaat memaki sebab waktunya telah terbuang sia-sia karena kelompok tersebut.

Lalu sesat Panca tertegun. Dia teringat dengan ucapan warga kemarin di arena bundar dekat pasar, di mana sekte Jalak Hitam memiliki ahli lukis yang bisa menggambar sketsa hanya dengan mendengar ciri-cirinya.

Hal tersebut lekas membuat Panca segera meraup mulutnya dan sedikit terkejut karena dia lupa mengenakan topeng.

"Cih. Bodoh sekali," gumamnya.

"Tidak heran orang-orang tadi mengatakan aku buronan sekte. Kemungkinan omongan warga kemarin ada benarnya." Panca sambil mengenakan topeng hitam dengan sedikit motif garis coklat di pinggirnya.

"Tapi kenapa mereka melarikan diri? Ah sudahlah. Tidaklah penting. Sebaiknya aku bergegas."

Namun, baru saja Panca hendak berangkat ke pasar untuk obat Yati. Tiba-tiba dia merasakan kedatangan eksistensi lain yang cukup banyak, membuat sorotan matanya sesaat terlihat bersiaga.

"Siapa di sana?"

Suara teriakan pria itu membuat Panca lekas berbalik badan dan manatap ke arah pohon rindang. Seorang pria berpakaian merah marun dengan sedikit aksesoris tambahan, tengah menyorot tatap ke arah Panca. Tampaknya dia petinggi dari suatu sekte.

"Kenapa diam saja? Apa kau tidak bisa berbicara?" tambah pria tersebut.

Hal itu lantas membuat Panca segera membalasnya. "Apa kau punya sopan santun? Kenapa aku harus berbicara di bawahmu?"

"Kenapa aku harus menurutimu?" Pria tersebut membantah.

Namun, sorotan mata Panca begitu percaya diri. Seolah puluhan orang di atas pohon yang sedang mengitari dirinya, tidak membuatnya gentar sama sekali.

Pria itu pun paham kenapa Panca begitu percaya diri. Dia lekas turun, karena menyadari orang di depannya bukanlah orang yang mudah digertak.

"Siapa kau dan kenapa ada di sini?" Pria itu bertanya kembali, saat dirinya berpijak tidak jauh dari Panca.

"Hanya orang biasa yang lewat sini," jawab Panca.

"Kami sedang mencari keberadaan satu kelompok dan melihat sinyal mereka yang asalnya dari tempat ini? Apa kau melihat orang-orang yang mencurigakan?"

"Tidak."

"Bohong! Kau pikir aku tidak tahu, baru saja terjadi pertarungan di tempat ini?" Pria tersebut pun lekas membantah. "Kau pikir kau sedang berhadapan dengan siapa?"

"Memangnya siapa?" Panca tanpa takut sedikitpun.

"Cih. Aku Bagu Lareng, salah satu pemimpin fraksi di sekte Bintang Merah. Ingat, kau berusaha menyembunyikan informasi, berarti kau mencoba melawan sekte Bintang Merah."

"Huh. Lantas siapa yang peduli dengan itu?" balas Panca. Dia tidak suka jika ada yang memprovokasinya.

"Kurang ajar! Hajar dia!"

Bagu Lareng yang tidak menyukai sikap Panca pun segera memerintahkan pasukannya untuk menyerang Panca. Dia menjauh ke belakang, sedang para bawahan segera menggempur Panca beramai-ramai.

Seakan tidak malu mengeroyok orang. Namun, Panca tidak gentar sedikitpun. Dia malah dengan serius meladeni mereka.

SLING SLINGSLINGSLING SLING

Ayunan pedang mereka terdengar jelas menyapu angin. Panca dengan tenang menghindar dan membalikkan serangan telak dengan tangan kosong.

Pedang-pedang lawan terlihat beterbangan, disusul sapuan kaki Panca yang sangat kuat, yang membuat mereka terhempas bersamaan.

Sejumlah bawahan lalu mengepung dan hendak menusukkan pedang ke arah Panca. Namun, Panca segera melompat berputar, kemudian menginjak pedang mereka.

Lantas melihat hal tersebut. Bagu Lareng yang tambah kesal segera melompat dan mengirimkan beberapa serangan tenaga dalam. Cahaya kemerahan melesat ke arah Panca, seiring Bagu Lareng menghempaskan telapak tangan secara bergantian.

Hal itu membuat Panca langsung menekan pijakanya pada pedang-pedang tersebut dan melompat lalu melakukan salto belakang yang membuatnya terhindar dari serangan Bagu Lareng.

BUM BUM

Serangan Bagu Lareng meledak menghantam tanah. Sementara para bawahan berpencar menjauh, memberi akses untuk Bagu Lareng duel dengan Panca.

Dan tentu saja. Segera keduanya saling bertukar jurus setelah itu. Masing-masing dengan kelihaiannya mengolah serangan. Namun tidak berlangsung lama. Panca berhasil melancarkan serangan telapak hingga mengenai wajah Bagu Lareng, disusul dengan dua tinju telak mengenai dada Bagu Lareng hingga membuatnya terhempas ke belakang.

"Kurang ajar!" ketus Bagu Lareng.

Kemudian dia segera memfokuskan tenaga dalam dan melakukan beberapa gerakan, untuk menggunakan ajian tapak setan. Namun ketika tubuh Bagu Lareng sudah dipenuhi oleh cahaya hijau kemerahan. Secara tiba-tiba sosok kepulan asap hitam menyambar Panca yang membuat Panca dalam sekejap hilang dari tempat tersebut.

Hal itu membuat Bagu Lareng terkejut dan menghentikan esensi energi ajian tapak setannya.

"Apa yang terjadi?"

"Apa yang barusan itu?"

Tidak beda dengan para bawahan. Mereka berbisik-bisik, penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.

***

Sementara di tempat lain. Panca muncul di hutan bambu bersamaan dengan asap hitam tadi. Lalu asap hitam tersebut merubah wujudnya, yang kemudian membuat Panca mendelik, sedikit terkejut.

"Kau?" celetuk Panca.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Eksistensi Putra Guntur   KEMBALINYA PANCA

    Sangat familier, hingga sontak mata Wira mendapati sebuah cahaya kebiruan memancar di udara dan jatuh bak meteor tidak jauh di depannya. Bunyi ledakan energi terdengar jelas, seiring hempasan angin yang cukup hebat meluas ke segala arah."Mustahil. Apa aku tidak salah lihat?" celetuk Wira. Kemudian dia berucap lirih, sedikit tertegun. "Tuan?"Di sisi lain, Huzen juga membulatkan matanya. "Apakah ini ...?"Siapa lagi kalau bukan Panca. Terlihat dengan raut tegas, Panca mengayunkan pedang, seiring percikan petir menyelimuti tubuhnya. Hanya butuh sekian detik, para binatang siluman di tempat itu terpental hingga tewas setelah menerima serangan Panca."Tuan? Tuan!"Wira berlari ke arah Panca dengan perasaan sangat senang. Huzen juga menyusul. Tanpa basa-basi Wira memeluk Panca, yang saat itu Panca terdiam sejenak dengan tidak membalas pelukannya."Tuan? Awalnya aku sangat mengkhawatirkanmu, kemudian percaya kau tidak akan kembali, aku pikir aku tidak akan bisa lepas dari merindukanmu. Dan

  • Eksistensi Putra Guntur   ENERGI YANG FAMILIER

    "KHI KHI KHI. Setelah tiga hari tidak bertemu, rupanya kau sudah mengumpulkan nyali untuk bersikap sombong. Huh. Tidak peduli betapa kerasnya kau melatih kemampuanmu. Pada dasarnya ini adalah alam kami dan manusia yang telah sampai di tempat ini, hanyalah daging segar yang pantas untuk dipanggang. KHI KHI KHI.""Jangan banyak omong," sela Panca."KHI KHI KHI. Hajar dia!"Atas perintah pemimpin makhluk neraka alam bawah, seluruh rekannya pun segera berlari ke arah Panca sambil menyeringai. Beberapa dari mereka kemudian melompat dan segera menggempur Panca dengan pedang besar bergerigi.Panca sedikit menyerong kakinya dan bergerak menghindar dengan sangat lihai, yang membuat para makhluk neraka alam bawah itu cukup terkejut. Bagaimana bisa seorang manusia yang tiga hari kemarin sangat lemah, sekarang memiliki kemampuan yang sangat baik.Para makhluk neraka alam bawah itu terus saja mengayunkan pedangnya. Namun, hingga beberapa detik berlangsung, belum ada yang membuat Panca merasa teran

  • Eksistensi Putra Guntur   PEDANG NAGA API

    Leluhur Siang lalu menoleh ke arah Tikus Api Ungu, yang membuat Tikus Api Ungu langsung mengerti. Tikus Api Ungu segera merapalkan beberapa gerakan tangan dan seketika sebilah pedang muncul setelah cahaya keunguan memancar di telapak tangannya."Ambilah. Itu untukmu," ucap Leluhur Siang.Panca agak mendelik, lalu sedikit ragu-ragu mengambil pedang tersebut. Saat Panca menyentuh gagang pedang, pedang tersebut lekas memancarkan cahaya kuning kemerahan."Pedang apa ini, Leluhur Siang?""Pedang Naga Api," jawab Tikus Api Ungu.Hal itu membuat Panca terkejut. Sebagaimana dia ketahui, bahwa Pedang Naga Api adalah salah satu pusaka kuno legendaris yang tidak pernah ada yang tahu keberadaannya. Hanya ada banyak cerita hebat soal pusaka kuno itu, yang bisa membuat para pendekar tergila-gila ingin mendapatkannya."Pedang Naga Api? Benarkah ini untukku?" Panca masih tidak peracaya bahwa dia adalah pewaris dari pusaka luar biasa tersebut. Kini dia memiliki dua pedang yang hebat. "Tentu saja. Na

  • Eksistensi Putra Guntur   LANGKAH MENERIMA TAKDIR

    "Huh. Dasar kalian." Siang Kumandala mengeluh, kemudian segera membuang tatapannya ke arah Panca. "Hey anak muda. Apa yang mereka katakan padamu? Apakah mereka juga bercerita tentang keburukanku?"Siang Kumandala tampak bewibawa dan bersahaja, bahkan kepada Panca yang belum saling kenal.Mendengarnya, Panca terdiam sejenak. Siang Kumandala pun sontak menghilang dari tempatnya dan tiba-tiba telah berada di depan Panca, yang membuat Panca terkejut."Apa yang mereka katakan padamu? Ha? Katakan! Katakan!"Panca tertegun, lalu menggeleng. "Ti-tidak. Tidak ada. Mereka hanya mengatakan hal aneh kepadaku. Mereka mengatakan bahwa aku akan menjadi majikan mereka saat ini dan aku akan mewarisi sesuatu dari majikan mereka sebelumnya."Siang Kumandala tersenyum lebar, yang lekas menampakkan gigi bersihnya. Dia pun segera menghilang dan kembali ke tempatnya tadi."Huh. Aku pikir mereka menceritakan keburukanku. Awas saja," ucap Siang Kumandala."Kami telah mengabdi ratusan tahun, bagaimanapun kondis

  • Eksistensi Putra Guntur   EKSISTENSI JIWA LELUHUR

    "Kita sekarang ada di Kuil Jiwa Leluhur, yang berada di Alam Bawah. Kedatanganmu ke sini, bukan tanpa alasan. Kau ditakdirkan langit untuk berada di sini dan mewarisi peninggalan majikan kami sebelumnya," jelas Tikus Api Ungu.Mendengar hal itu, Panca tampak berpikir. Apakah ini sama dengan Gundal Pama. Lagi dan lagi takdir menemukan Panca, dengan membawa sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya."Alam Bawah? Kuil Jiwa Leluhur?""Ya, Majikan. Kita sekarang berada di Alam Bawah. Jiwamu terjebak di sini atas takdir yang telah ditetapkan. Mungkin sudah bertemu dengan beberapa makhluk di luar sana, sebelum masuk ke tempat ini? Mereka adalah makhluk neraka Alam Bawah."Panca pun teringat dengan para makhluk neraka tadi, membuatnya sedikit mendelik."Aku adalah Tikus Api Ungu, dia adalah Bilah Pedang Kehampaan, dan Majikan bisa memanggil monyet ini dengan sebutan Raja Kabut Hitam. Kami bertiga adalah Prajurit Dewa Alam Bawah, yang ditugaskan untuk menjaga Kuil Jiwa Leluhur ini. Warisan di dala

  • Eksistensi Putra Guntur   KEDATANGAN MAJIKAN

    Jelas Panca tidak akan tinggal diam. Dia merembeskan aura kebiruan miliknya dan segera meladeni gempuran sejumlah makhluk neraka itu.SIUF BUG DUAKBeberapa jurus begitu lihai diperagakan oleh Panca. Menghindar dan menangkis, lalu membalikkan serangan dengan sangat baik. Namun, jumlah kekuatan dari makhluk neraka itu cukup besar, membuat Panca kewalahan menghadapinya.Pada satu kesempatan Panca lengah. Beberapa serangan telak dikirim pada Panca hingga akhirnya Panca terpental ke belakang dan menubruk batu besar di sana hingga retak.BRUK"Uhuk!"Panca terbatuk dan memuntahkan darah segar dari mulutnya."Sial. Mereka terlalu kuat. Aku tidak bisa seperti ini." Panca bergumam, dengan tatapan sinis menyorot ke arah para makhluk neraka.Menyadari perbedaan kekuatan yang cukup jauh, Panca pun segera berbalik dan melesat ke atas batu besar, untuk kemudian melarikan diri."KHI KHI KHI. Kau pikir kau akan lari ke mana?" ujar pemimpin kelompok itu. Segera dia meminta rekannya untuk mengejar Panc

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status