Share

15/1. Delusi Semata

Nyatanya kenyataan menghantam sisi kesadaran. Bangunlah dari mimpi indah, sebelum semakin sulit melepaskan diri dari belenggu luka.

***

Beberapa hari ini Syila merenung akan nasibnya yang jelas-jelas bukan ilusi semata. Banyak hal yang ia pikirkan di kamar kosnya yang tak seberapa luas. Menerawang sambil menatap langit-langit kamar. Kini senyumnya tak lagi palsu seperti yang selama ini ia tunjukan ketika bertemu orang. Melainkan senyum ketulusan dari hati terdalam.

Sikap Raka yang berubah kala itu sedikit melambungkan harapan. Namun, kenyataan menohok batin. Mengembalikan kesadaran akan harapan semu. Syila tertawa miris, percuma berharap. Jika kenyataannya status dan kesenjangan ataupun masa lalu, merupakan jurang yang memisahkan antar keduanya.

"Syil?" Resti melon

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status