Share

BAB 21

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2025-08-30 12:56:10

Langit menunjukkan kegelapan yang hanya diterangi bulan sabit dan beberapa bintang. Suasana di kediaman Davies begitu tenang, hanya ada Emily seorang di sana. Keempat tunangannya belum pulang, kini wanita itu tengah memasak untuk mereka.

Tangan sigap memotong buah alpukat, dia begitu menyukai makanan ini. Wajahnya yang tenang, mata cokelat tua yang jernih, serta senyuman samar di bibir menambah kesan hangat yang memancar dari tubuh.

"Ahh ... akhirnya sudah selesai juga. Walaupun kemampuanku gak sehebat Paman Alex, tapi kayanya bisalah dimakan sama mereka," celetuk gadis tersebut.

Tak lama kemudian, suara pintu depan terbuka perlahan. Daniel masuk dengan langkah ringan, mengganti sepatu dan menghela napas lega. Kaki pria tersebut melangkah menuju dapur lalu tatapannya berubah berbinar saat menemukan pujaan hati di ruangan tersebut.

“Anne ....”

Suaranya begitu lembut, membuat Emily yang mendengar panggilan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Ga sabar pingin Emily skin ship & kiss with 4 tunangannya. ^^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Empat Tunanganku   BAB 30

    Semua terpukul dengan kabar pesawat dikendarai Owen yang hilang kontak, di tempat orang tua si kembar itu. Tubuh Olivia bergetar akibat menangis, air mata mengalir deras di pipi. Jasper menjatuhkan cangkir kopi yang ia pegang, tatapan terpaku pada layar televisi yang menayangkan kabar duka tentang sang putra. "Di mana handphoneku, Mah! Ayo cepat telepon Michael. Suruh dia kerahkan semua orang buat nyari Owen," seru Jasper dengan nada gemetar. Olivia yang masih terpukul menoleh memandang sang suami, matanya sudah berlinang air mata. Dengan tubuh gemetar bagai kehilangan tenaga, ia bangkit mencari benda pipih yang diminta Jasper. "Di mana sih handphonenya, Mah," pekik Jasper dengan nada khawatir dan amarah. Lelaki itu mulai mengobrak-abrik barang-barang, tempat yang sering ia taruh sembarang benda pipih tersebut. "Harusnya aku gak menyuruh Owen buat jadi pilot," ujarnya lemah. Jasper tiba-tiba

  • Empat Tunanganku   BAB 29

    Kini waktu keberangkatan Owen, lelaki itu telah bersiap dan sekarang semua tengah sarapan bersama. "Kamu bakal tetap pergi," kata Michael dengan nada dingin. Owen menganggukkan kepala, tangannya menyentuh bahu sang kakak dengan bibir mengulum senyuman. "Kamu tenang aja, aku kan pilot hebat. Kamu tau itu," lontar Owen berusaha menenangkan Michael. "Paman Alex ... maaf, aku gak bisa mengantarmu. Aku ada kelas pagi hari ini," tutur Emily dengan nada lemah. Lelaki itu tersenyum kecil membalas perkataan Emily, apalagi melihat gadis tersebut berkata sambil menyentuh lengannya. "Gak apa-apa, lagian kamu gak bisa anter karena ada kelas. Bukan karena kamu gak mau," balas Owen dengan nada pelan dan lembut. Setelah percakapan ini, mereka makan dengan hening. Harusnya sekarang adalah jadwal Owen bersama Emily, karena ada pekerjaan mendadak jadi digantikan oleh Daniel. "Ay

  • Empat Tunanganku   BAB 28

    "Vera," panggil Owen lembut. Emily yang namanya dipanggil menoleh, ia mendapati Owen yang berdiri tak jauh darinya, lelaki itu mendekat dengan tangan memegang botol minuman. Jarum jam kini menunjuk angka sembilan malam, semua telah tertidur karena kelelahan habis bermain. "Kamu kebangun atau belum tidur?" tanya lelaki itu saat sudah dekat dengan sofa. Gadis tersebut menghela napas pelan, ia bersandar di kepala sofa dan memejamkan matanya. "Ahhh ... gak tau Paman Alex, aku agak gelisah," tutur perempuan itu. Owen yang mendengar balasan Emily tersenyum, lelaki itu kini mendaratkan bokong ke sofa dan tatapannya tertuju pada sang pujaan. "Gelisah gara-gara apa? Vera," tanya lelaki itu dengan nada lembut. Tatapan mata lelaki itu fokus pada Emily, begitu lembut dan dalam. Senyuman terukir di bibir pria tersebut. "Aku mau kerja besok, menggantikan kapten Reno," jel

  • Empat Tunanganku   BAB 27

    Senyuman sumringah Emily langsung terbit kala menatap pemandangan Disneyland, mata berbinar memandang sekeliling. Ia segera menoleh ke arah empat tunangannya. "Ayo! Kenapa diam aja? Main sepuasnya," seru Ethan merangkul Emily. "Ya, ayo Emily. Aku tau, eh kami tau kamu tertekan dengan urusan kampus, jadi hari ini buat dirimu senang, okey," timpal Daniel berdiri di sisi sang tunangan. Setelah berkata demikian lelaki itu menggandeng lengan Emily lalu melangkah membawa gadis ini pergi. Owen melihat hal ini segera mengejar mereka, lelaki itu berlari membuat Michael menggelengkan kepala. Ia melangkah dengan santai mengikuti mereka dan berhenti saat adik bungsunya berhenti. "Ayo naik ini, kamu berani gak," ucap Daniel dengan nada bersemangat. "Ayo! Siapa takut, aku kan sering mengendarai pesawat," balas Owen menyombongkan diri. Gadis yang dikelilingi empat lelaki itu tertawa renyah, melihat

  • Empat Tunanganku   BAB 26

    Waktu bergerak begitu cepat, para tunangan Emily secara bergantian melakukan pendekatan. Tak terasa tiga minggu berlalu mereka sudah serumah, kini semua tengah berada di kediaman orang tua gadis untuk berkumpul. "Apa-apaan ini! Ethan, Owen! Jangan mengganggu," gerutu Jhon. Lelaki paruh baya itu melirik kesal ke arah empat tunangan sang putri, tatapannya begitu tajam. Ia melengos saat hanya ditanggapi dengan senyuman. "Ada apa dengan kami, Paman. Kami kan cuma membantu Emily, lagian Paman merundung gadis kami, kami gak terima lah," balas Ethan. Owen mengangguk membenarkan ucapan Ethan, dia bahkan merangkul sang kakak dan segera disikut oleh lelaki tersebut. "Jangan sok dekat kamu! Aku masih marah sama kamu gara-gara rebut jadwalku bersama Mily," omel Ethan dengan nada kesal. John melihat pertengkaran ini memijat batang hidung, sedangkan Daniel sibuk membantu Maria membawa hidangan ke meja m

  • Empat Tunanganku   BAB 25

    Emily menutup wajahnya saat mengingat kejadian saat dia istirahat, niat hati hendak mencairkan suasana dan menggoda sang tunangan. Kini malah dia yang terus terbayang adegan tersebut, kini di kelas wanita itu tengah melalukan praktek. "Pamanmu sangat perhatian ya." Suara seorang wanita dan tepukkan di pundak membuat ia terkejut, dia menoleh ke sambil dengan mata melotot dan mengelus dada karena spontan berpacu begitu cepat. Ia memandang geram pada perempuan itu dan mengembuskan pipi. "Laura! kamu mengejutkanku," omel Emily dengan nada pelan. Laura hanya tersenyum tanpa dosa saat mendengar gerutuan sang teman, dia bahkan mengedikkan bahu, Mereka kini di ruangan praktek, memperhatikan beberapa mahasiswi-siswa yang mulai perintah sang dosen. "Emily, Laura! Apa kalian sudah bisa sampai tidak memperhatikan," omel sang dosen. Mendengar bentakkan tersebut membuat semua terkejut, apalagi du

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status