Share

BAB 22

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-31 12:56:23

"Kalau gitu makasih Paman Mikey."

Lelaki itu mengangguk sebagai balasan, Daniel dan Ethan langsung bangkit mendengar percakapan tersebut.

"Kalau gitu kami juga mau bantu," seru mereka cepat.

Michael dan Emily menoleh memandang kedua pria tersebut.

“Bagian buang sampah kamu, dan aku bersihkan meja,” timpal Owen lagi.

Ethan justru bersandar santai di kursinya sambil mengangkat tangan. “Kalau gitu aku jadi supervisor. Aku ngawasin kalian semua kerja.”

Mendengar perkataan Ethan, mereka hanya memutarkan bola mata, Emily segera menarik tangan putra pertama Olivia ini.

“Paman Han, bangun!” seru Emily.

"Kamu juga harus membantu!"

Ethan langsung cemberut kala mendengar perintah Emily, tetapi menurut dia membantu mereka melakukan pekerjaan

Setelah dapur rapi, mereka segera pergi ke ruang tengah untuk main game bersama.

Waktu berla
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Empat Tunanganku   BAB 29

    Kini waktu keberangkatan Owen, lelaki itu telah bersiap dan sekarang semua tengah sarapan bersama. "Kamu bakal tetap pergi," kata Michael dengan nada dingin. Owen menganggukkan kepala, tangannya menyentuh bahu sang kakak dengan bibir mengulum senyuman. "Kamu tenang aja, aku kan pilot hebat. Kamu tau itu," lontar Owen berusaha menenangkan Michael. "Paman Alex ... maaf, aku gak bisa mengantarmu. Aku ada kelas pagi hari ini," tutur Emily dengan nada lemah. Lelaki itu tersenyum kecil membalas perkataan Emily, apalagi melihat gadis tersebut berkata sambil menyentuh lengannya. "Gak apa-apa, lagian kamu gak bisa anter karena ada kelas. Bukan karena kamu gak mau," balas Owen dengan nada pelan dan lembut. Setelah percakapan ini, mereka makan dengan hening. Harusnya sekarang adalah jadwal Owen bersama Emily, karena ada pekerjaan mendadak jadi digantikan oleh Daniel. "Ay

  • Empat Tunanganku   BAB 28

    "Vera," panggil Owen lembut. Emily yang namanya dipanggil menoleh, ia mendapati Owen yang berdiri tak jauh darinya, lelaki itu mendekat dengan tangan memegang botol minuman. Jarum jam kini menunjuk angka sembilan malam, semua telah tertidur karena kelelahan habis bermain. "Kamu kebangun atau belum tidur?" tanya lelaki itu saat sudah dekat dengan sofa. Gadis tersebut menghela napas pelan, ia bersandar di kepala sofa dan memejamkan matanya. "Ahhh ... gak tau Paman Alex, aku agak gelisah," tutur perempuan itu. Owen yang mendengar balasan Emily tersenyum, lelaki itu kini mendaratkan bokong ke sofa dan tatapannya tertuju pada sang pujaan. "Gelisah gara-gara apa? Vera," tanya lelaki itu dengan nada lembut. Tatapan mata lelaki itu fokus pada Emily, begitu lembut dan dalam. Senyuman terukir di bibir pria tersebut. "Aku mau kerja besok, menggantikan kapten Reno," jel

  • Empat Tunanganku   BAB 27

    Senyuman sumringah Emily langsung terbit kala menatap pemandangan Disneyland, mata berbinar memandang sekeliling. Ia segera menoleh ke arah empat tunangannya. "Ayo! Kenapa diam aja? Main sepuasnya," seru Ethan merangkul Emily. "Ya, ayo Emily. Aku tau, eh kami tau kamu tertekan dengan urusan kampus, jadi hari ini buat dirimu senang, okey," timpal Daniel berdiri di sisi sang tunangan. Setelah berkata demikian lelaki itu menggandeng lengan Emily lalu melangkah membawa gadis ini pergi. Owen melihat hal ini segera mengejar mereka, lelaki itu berlari membuat Michael menggelengkan kepala. Ia melangkah dengan santai mengikuti mereka dan berhenti saat adik bungsunya berhenti. "Ayo naik ini, kamu berani gak," ucap Daniel dengan nada bersemangat. "Ayo! Siapa takut, aku kan sering mengendarai pesawat," balas Owen menyombongkan diri. Gadis yang dikelilingi empat lelaki itu tertawa renyah, melihat

  • Empat Tunanganku   BAB 26

    Waktu bergerak begitu cepat, para tunangan Emily secara bergantian melakukan pendekatan. Tak terasa tiga minggu berlalu mereka sudah serumah, kini semua tengah berada di kediaman orang tua gadis untuk berkumpul. "Apa-apaan ini! Ethan, Owen! Jangan mengganggu," gerutu Jhon. Lelaki paruh baya itu melirik kesal ke arah empat tunangan sang putri, tatapannya begitu tajam. Ia melengos saat hanya ditanggapi dengan senyuman. "Ada apa dengan kami, Paman. Kami kan cuma membantu Emily, lagian Paman merundung gadis kami, kami gak terima lah," balas Ethan. Owen mengangguk membenarkan ucapan Ethan, dia bahkan merangkul sang kakak dan segera disikut oleh lelaki tersebut. "Jangan sok dekat kamu! Aku masih marah sama kamu gara-gara rebut jadwalku bersama Mily," omel Ethan dengan nada kesal. John melihat pertengkaran ini memijat batang hidung, sedangkan Daniel sibuk membantu Maria membawa hidangan ke meja m

  • Empat Tunanganku   BAB 25

    Emily menutup wajahnya saat mengingat kejadian saat dia istirahat, niat hati hendak mencairkan suasana dan menggoda sang tunangan. Kini malah dia yang terus terbayang adegan tersebut, kini di kelas wanita itu tengah melalukan praktek. "Pamanmu sangat perhatian ya." Suara seorang wanita dan tepukkan di pundak membuat ia terkejut, dia menoleh ke sambil dengan mata melotot dan mengelus dada karena spontan berpacu begitu cepat. Ia memandang geram pada perempuan itu dan mengembuskan pipi. "Laura! kamu mengejutkanku," omel Emily dengan nada pelan. Laura hanya tersenyum tanpa dosa saat mendengar gerutuan sang teman, dia bahkan mengedikkan bahu, Mereka kini di ruangan praktek, memperhatikan beberapa mahasiswi-siswa yang mulai perintah sang dosen. "Emily, Laura! Apa kalian sudah bisa sampai tidak memperhatikan," omel sang dosen. Mendengar bentakkan tersebut membuat semua terkejut, apalagi du

  • Empat Tunanganku   BAB 24

    Perempuan bermata cokelat tua itu menatap layar handphonenya, membaca deretan kalimat yang dikirim oleh Daniel. Hati merasakan kehangatan, kali ini dengan perasaan berbeda. Jari Emily segera menari diatas keyboard ponsel. [Aku sudah ditengah perjalanan, Paman Noah. Kamu gak perlu khawatir, makasih sudah mengkhawatirkanku.] [Oh ya, aku dijempur asistennya Paman Han, kamu sendiri gimana Paman Noah? Operasi lancar?] Tak perlu menunggu lama, beberapa detik kemudian, balasan masuk. [Lancar, pasiennya stabil. Syukurlah kalau kamu udah dijemput. Tapi aku agak kecewa karena bukan aku yang jemput kamu.] Emily tersenyum kecil, hati kecil menghangat, menatap ponselnya lama sebelum membalas. [Buat apa cemburu, lagian besok bukannya aku bakal bersamamu. Lagian besok aku libur, sekalian lihat-lihat tempatmu bekerja. Aku sebentar lagi mau magang lho.] Sepanjang perjalanan mereka terus mengirim

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status