Home / Pendekar / Era Baru / Melarikan Diri

Share

Melarikan Diri

Author: omuraryu
last update Last Updated: 2021-04-04 04:50:25

Barata melepaskan serangan yang begitu cepat dan mematikan. Lintasan pedangnya begitu tajam, dan mengarah ke leher monster singa. Dengan kecepatan ayunan pedang yang begitu tinggi, Barata memiliki momentum yang besar.

Celah mulai terbuka ketika monster singa melangkah ke depan, dan peluang itulah yang Barata ambil. Dia mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, tetapi serangannya dimentahkan dengan tanduk monster itu.

Terjadi sebuah benturan yang kuat, hingga sekujur tubuh Barata bergidik dalam waktu yang singkat. Barata melihat pedangnya retak dan patah. Tak lama kemudian diikuti oleh suara retakan lainnya.

Barata menyunggingkan senyuman kecil di wajahnya saat dia melihat tanduk monster singa itu retak. Meskipun tidak patah, retakan itu cukup besar, dan hanya perlu satu tekanan saja untuk membuatnya patah.

Dengan kekuatan layaknya seorang pria dewasa biasa, ia mampu melukai monster tangguh itu. Hal ini membuat Barata senang. Sayangnya, hal ini juga memberinya tamparan keras, jika semua sudah berubah saat ini.

Ketika Barata kehilangan tenaga dalamnya, dia menjadi putus asa. Dia memiliki keinginan untuk meninggalkan dunia ini dan perasaan itu begitu besar. Namun, dia tidak ingin mencapai hal itu dengan mati di tangan monster singa.

Barata hanya ingin meninggalkan dunia dengan cara yang lebih terhormat, seperti berada di dalam pertempuran besar. Ketika Barata melihat ke belakang beberapa saat lalu, dia merasa jika keinginannya didorong oleh perasaannya. Tidak seperti biasanya Barata seperti itu, menggunakan perasaannya daripada kepalanya.

“Bagaimana caranya? Sulit sekali. Monster itu sama sekali tidak menunjukkan celah maupun kelemahannya. Kekuatannya juga terus meningkat. Dan juga, apa ini? Semakin dia marah, kekuatannya meningkat berkali-kali lipa!" Barata tidak bisa mengesampingkan kekuatan monster yang ada dihadapannyai. Sebelumnya, ia pernah bertemu dengan seorang pendekar yang memiliki kemampuan mirip dengan monster singa.

Barata meningkatkan kekuatannya ketika amarah berada di puncak. Saat Barata menghadapi lawan seperti ini, dia benar-benar membutuhkan usaha yang keras. Selain itu, dia juga merasa perlu menyelesaikan pertarungan dengan cepat atau dia yang akan dirugikan.

“Dia unggul dalam segi kecepatan dan kekuatan. Sangat sulit untuk mencari kelemahannya. Pada saat tanduknya retak, dia marah dan menyerang secara membabi-buta. Berbeda saat tanduknya masih utuh!!! Apa mungkin tanduknya itu kelemahannya? Apa yang akan terjadi jika aku menghancurkannya?" Barata bergumam, menatap tajam ke arah monster singa.

Barata segera bergerak. Kecepatannya tak secepat sebelumnya, tetapi jauh lebih cepat dari rata-rata pria dewasa.

Tanpa adanya senjata lain kecuali pedang patah, daya serangnya menurun dengan tajam. Barata hanya bisa memanfaatkan senjata yang ada saja. Sulit memang, apalagi ia juga mendapatkan tekanan yang cukup besar dari aura monster singa itu.

Barata tidak ragu untuk menyerang monster itu setelah dia menimbang-nimbangnya. Meskipun pertaruhan yang Barata lakukan memiliki persentase kekalahan yang cukup besar, ia terus maju untuk menyerang.

Barata menggunakan pedang patah di tangannya untuk merusak tanduk di dahi monster singa. Saat pedangnya menebas tanduk monster tersebut, dia menerima serangan yang kuat hingga tubuhnya terhempas jauh sampai menabrak pohon untuk kesekian kalinya.

“Ugh!!!” Pandangan mata Barata tak lagi fokus. Dia tak begitu jelas melihat keadaan monster singa itu. Dia hanya bisa melihatnya secara samar-samar.

Monster singa itu meronta-ronta kesakitan. Aumannya begitu kuat hingga menggetarkan sekitarnya. Auman itu pula yang membuat Barata sadar, dan dia tak memiliki pikiran untuk melawannya lagi. Barata merasa belum memiliki kekuatan yang besar untuk menghancurkannya. Ia juga berpikir kalau dia perlu menambah kekuatannya lagi.

Dengan sekuat tenaga, ia bangkit. Beberapa kali ia goyah saat berjalan. Namun, ia tetap memaksakan diri. Ia harus menyelamatkan diri dari tempat itu, maka dia segera lari.

Bagaimanapun, dia sudah asal masuk ke wilayah monster singa tanpa mengetahui apapun, sehingga dia menyebut dirinya sendiri ceroboh dan bodoh.

Sebelum dia meninggalkan monster singa itu, Barata mengamatinya sekali lagi. Monster itu menatap dirinya dengan penuh kebencian dengan niat membunuh yang sangat besar.

Tidak ada keraguan jika dirinya akan terbunuh jika dia maju dan menyerangnya lagi. Barata menggertakkan giginya, dan dia lari berlawanan arah dari posisi monster singa itu.

“Makhluk itu benar-benar mengerikan. Tidak ada celah maupun peluang yang bisa aku manfaatkan, dan aku sudah membuatnya marah. Sepertinya, aku hanya bisa lari dan kembali lagi kemari ketika kekuatanku sedikit pulih,” ujar Barata. Dia memang berhasil membuat luka pada tubuh monster singa, hanya saja dia tidak yakin seberapa besar dampak dari luka itu pada monster tersebut.

Barata mempercepat langkahnya, dan dia menggunakan sisa kekuatannya. Dia berlari menuju ke arah dalam lembah. Entah mengapa, dia merasa akan aman jika masuk ke area tersebut daripada berlari keluar. Tidak peduli sekuat apa monster itu mengejar dan meraung, Barata terus berlari mengerahkan seluruh kekuatannya yang tersisa.

Nafas Barata tak beraturan dan dadanya terasa sangat sesak. Dia nyaris kehabisan nafas ketika melarikan diri. Walaupun Barata tak memiliki perubahan pada fisiknya, kekuatannya benar-benar dikembalikan sepertii pria dewasa pada umumnya.

Ketika ia melarikan diri, Barata sempat berpikir tentang keadaannya, apakah kejadian ini hanya dia seorang yang mengalaminya atau juga menimpa seluruh pendekar. Pertanyaan itu terus menggelayut di pikirannya, dan membuatnya penasaran.

Barata terus saja melangkah hingga dia sampai di suatu tempat yang sangat berbeda. Entah tempat apa itu, tetapi dia merasa jika tempat itu tak pernah ada di area tersebut. Sulit untuk menerima apa yang ada di depannya saat itu. Sungguh tidak masuk akal bahkan dia sendiri tak bisa mempercayainya

Perlahan, dia mendekati tempat tersebut. Saat berada di depannya saja, dia merasa seperti berhadapan dengan binatang yang tengah kelaparan dan berubah menjadi tak terkendali.

Barata mengamati area sekelilingnya. Dibalik tempat yang cukup indah ini tersimpan kengerian yang tak terkira. Tanah yang awalnya bidang dan datar membentuk kawah yang tak sedikit. Banyak retakan di antaranya. Selain itu, banyak sekali batu-batu kokoh di sekitar tempat itu membentuk sebuah dinding yang kuat.

“Tempat macam apa ini? Apa sebelumnya ada tempat semacam ini? Pasti ada yang aneh dengan tempat ini. Huft ... Huft ....” Barata berusaha mengatur nafasnya. Dia mendekati tempat tersebut dan memegang beberapa bagian yang cukup unik dan tak pernah dia lihat sebelumnya.

“Ada yang aneh dengan tempat ini. Apa aku harus lari atau masuk? Huft ... risiko terlalu besar, tetapi aku yakin aku bisa melewatinya,” ucap Barata membulatkan tekadnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
terlalu berat bahasa nya.. ga bisa dibayangkan oleh imajinasi..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status