Share

Kenangan Kita

Beberapa hari belakangan, Ganta semakin disibukkan dengan urusan internal perusahaannya. Aku merasa sedikit lega, lantaran dia tidak terus berkunjung ke rumah. Aku risih. Ternyata ada lelaki yang nekad menempuh jarak satu jam, hanya untuk menemui sang kekasih. Terlihat sederhana, tetapi menurutku itu berlebihan, karena dalam sehari, Ganta bisa datang bolak-balik sebanyak tiga kali–pagi, siang, dan malam. Rumah Ganta ada di Kota Martapura. Sedangkan, tempat tinggalku ada di Desa Simpang Tiga.

Berita tentang pernikahan kami sudah tersebar ke mana-mana. Tetangga sebelah rumah heboh, karena aku mendapatkan calon suami yang kaya-raya. Mereka mungkin berasumsi, aku menggunakan ilmu pelet untuk menggaet seorang Ganta. Padahal dalam kenyataannya, aku sendiri saja tidak tahu, dari mana dia mengenalku. Seingatku, dia bersama ayahnya–Tuan Ergar, tiba-tiba datang ke rumah, dan melamar di malam hujan rintik itu.

Saat rembulan tertutup awan hitam, aku baru selesai mencuci piring-piring kotor. Sebagai rutinitas, aku menyempatkan diri untuk melihat-lihat kembali foto kita. Walaupun tidak pernah bertemu sana sekali alias virtual akut, aku tidak mempermasalahkan jarak, sejauh ini. Hobi mengedit foto kuterapkan pada beberapa foto kita. Menyatukan dua foto yang terpisah adalah keahlianku: tidak terlalu realistis tapi aku selalu bersemangat.

Kamu terlihat sangat bahagia di dalam layar. Aku bingung, kenapa kamu yang selama ini kuberi kepercayaan, malah mengkhianati janji? Kata orang, cinta itu tidak mudah berubah, dan selalu punya cara untuk kembali. Apakah pernyataan itu benar?

Wajah yang nampak manis dengan potongan rambut brushed on top, terlihat sangat tampan. Senyuman memikatmu menjadi daya tarik tersendiri. Sweater hitam berpadukan dengan jeans, menyempurnakan penampilanmu di sana. Kamu adalah orang yang sederhana, dengan ribuan kebaikan hati. Kekurangan materimu bukanlah menjadi alasanku untuk menjauh. Aku menerima apa adanya kamu, Elgin.

Ingatkah kamu masa-masa PDKT kita? Ya, waktu itu aku baru putus dari mantanku yang toxic. Hubungan kami berjalan hampir satu tahun. Namun akhirnya berakhir, karena terhalang restu orang tua. Ibu melarangku untuk berdekatan dengan pria yang sering berkata kasar. Seperti yang kamu tahu, keluargaku sangat menjunjung sikap sopan-santun. Meski pada kenyataannya, ayahku seringkali kasar dengan ibu.

Tidak lama setelah kejadian itu, aku memilih untuk menjadi wibu–penyuka segala hal tentang budaya Jepang. Di GC Anime, aku bertemu dengan sosokmu, Elgin. Aku ditambahkan pada tanggal tiga puluh Desember 2020, sedangkan kamu, pada tanggal tiga Maret. Awalnya kita tidak saling mengenal satu sama lain, lantaran aku merupakan pribadi yang cuek.

Berbeda denganku, kamu sering muncul, dan berkomunikasi dengan para member. Ketika kamu membalas pesanku yang meminta, untuk mengajarkanku Bahasa Jepang, benih-benih cinta itu mulai bersemi. Kita semakin akrab setiap harinya. Chatting dari menanyakan makan, hingga sleep call pun menjadi kebiasaan. Saat itu, kita akrab hanya sekedar sebagai teman satu grup.

Suatu hari, kamu mengirimkan sebuah foto. Aku yang baru aktif, setelah off tiga hari pun terharu bukan main. Kamu menyewa satu videotron yang menampilkan potretku. Di bawah foto itu kamu beri caption, "Keyra Lilac, setelah mengenal kamu, aku didesak oleh satu perasaan, yang tidak bisa kuungkapkan secara lisan. Ya, aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Meski aku tidak punya apa-apa, aku akan memberikan segalanya untukmu layaknya seorang princess."

Belum selesai sampai di situ, kamu juga mengirimkan chat romantis yang bertuliskan, "Kita berbeda layaknya hitam-putih. Kita juga dipisahkan jarak yang tak kunjung menipis. Rindu yang kupendam sebaiknya diutarakan, karena hatiku sudah tak sanggup menampungnya. Fajar yang menyingsing, kutitip salam hangat pada Keyra. Gadis cantik dari Sumatera yang begitu ingin kutemui, aku mencintaimu dengan segala kurang dan lebihku. Aku berharap kamu memiliki satu perasaan yang sama. Ya, mari berkomitmen, dan menjalani hubungan spesial mulai hari ini."

Aku dimabuk asmara karenamu. Bisa kamu bayangkan, aku tidak bisa tidur nyenyak, setelah mendapatkan keromantisan darimu. Tanpa menunggu lagi, karena kita sudah saling mengenal selama tiga bulan, aku pun menerimamu. Kamu adalah pria yang baik, punya segudang harapan, dan sepertinya sangat tulus. Aku merasa yakin, hatiku tidak akan terluka lagi, jika kamu yang menjadi obatnya.

Karena udara malam yang semakin dingin, aku memutuskan untuk pindah ke kamar tidur. Kurasa di sana, mungkin jauh lebih baik. Tangan kiriku membawa beberapa snack makanan ringan seperti: keripik kentang, bola-bola cokelat, mie lidi, dan tortila. Tak lupa, kubawa juga sebotol air mineral sebagai pelengkap.

Sambil memindahkan percakapan kita ke goggle drive, aku tersipu malu dengan gombalanmu dulu. Tiba-tiba, sebuah notifikasi yang selama ini aku tunggu-tunggu muncul. Ya, cerita on goingku diterima kontrak eksklusif oleh salah satu platform. Bunga di hatiku pun terukir di wajah. Aku melompat kecil diatas ranjang. Duniaku kembali bersemi, bersamaan dengan kebahagiaan yang merekah.

Aku sudah mempunyai tabungan bab untuk daily selama tiga bulan. Ibarat kata, aku telah menamatkan bukuku, jauh sebelum kontrak diterima. Rencanaku untuk membeli tiket pesawat tinggal selangkah lagi. Ya, hanya tinggal mengatur bagaimana caranya agar bisa menghubungimu. Bertanya tentang kebenaran, dan melepas rindu adalah impian terbesarku.

Akan tetapi, aku kembali jatuh dalam kesedihan. Bagaimana bisa aku membatalkan pernikahan, yang sebentar lagi dilaksanakan? Janjiku pada Ganta harus dipenuhi. Uang sebesar lima ratus juta telah terpinjam. Kesepakatan telah disetujui oleh kedua belah pihak. Bodoh. Aku terlalu naif, karena mengambil keputusan terlalu cepat.

Karena sikap introvert yang sudah mendarah daging, aku tidak bisa membagi cerita dengan Dini–seorang teman satu literasi yang baru kukenal, satu bulan terakhir. Prinsipku adalah lebih baik menyembunyikan segala lara, ketimbang bercerita seperti kelemahan diri.

Dini adalah anak grup literasi kepenulisan yang aktif nimbrung di GC. Aku sering menyimak chatnya dengan para senior. Kurasa, dia adalah gadis remaja yang mempunyai bakat, di bidang menulis novel. Puisi-puisi yang dia buat juga sangat realistis, dan mengena di hati. Keluarganya pasti beruntung memiliki gadis hebat sepertinya.

Kenangan indah yang kita lalui kuputar lagi. Sebuah video yang ada gabungan foto-foto kita, kulihat dengan sorot sayu. Mataku mengeluarkan hujan, setelah sekian lama menghadapi badai seorang diri. Tidak lama lagi, aku akan segera menjadi bagian dari Keluarga Arzo, istri dari Tuan Muda Ganta.

Aku hanyalah manusia biasa. Memaksa takdir di waktu yang salah, hanya akan memperburuk keadaan. Ibu sudah menaruh harapan besar, pada pundakku yang rapuh. Jika memang kamu kecelakaan, dan tak bisa menghubungi karena keluargamu benci padaku, semoga ada jalan yang bisa membuktikan. Namun, jika memang kamu berselingkuh, semoga langit mengarahkan langkahku, untuk sirna perlahan dari hatimu.

Malam itu, aku memilih untuk tidur lebih awal. Biasanya aku begadang hingga larut malam–pukul tiga dini hari. Entah mengapa, selera untuk melakukan banyak hal seakan hilang, semenjak keputusanku menerima Ganta sebagai calon suami. Hidupku tanpa arah, Elgin. Aku tidak berarti apa-apa, jikalau tanpa dirimu.

"Ra, jangan lupa ke rumahku besok, untuk menyiapkan pernak-pernik pernikahan! Ingat, jangan sampai telat!" Ucapan Ganta kala itu, terngiang-ngilang di indera pendengaranku.

Kuletakkan ponsel di samping bantal. Makanan ringan yang telah habis, kubuang ke kotak sampah, di sudut kamar. Kepalaku jatuh di ranjang yang memiliki motif bunga mawar putih. Napasku naik-turun, mencoba melupakan masalah yang tertumpuk di benak. Mataku pun semakin berat. Setelahnya, aku tidak mengingat apa pun lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status