Home / Fantasi / Ex Mr Duke / Masih Mengingatnya

Share

Masih Mengingatnya

last update Huling Na-update: 2022-05-05 13:02:36

"Apa laki-laki itu temannya? dia akrap sekali," ujar Aaron. Dia menaruh sendok itu di atas piringnya. Wajahnya menunduk lesu, baru kali ini tidak ada yang mau berteman dengannya.

Sang Kesatria itu mengepalkan tangannya, ia langsung keluar dari Restaurant itu untuk menghampiri dua anak yang sudah mengabaikan tuan mudanya. "Tunggu!" teriaknya.

Williams mengamati pakaian laki-laki di depannya, baju zirahnya dan pedang di samping pinggang kanannya. "Ayo Alice,"ujarnya menarik sang adik.

"Tunggu! apa kamu tidak memiliki sopan santun? sudah beruntung dirimu di sukai tuan muda ku," ujarnya menatap tajam.

"Apa itu penting?" Williams melangkah ke depan, tatapannya tak kalah dingin. Ibunya selalu mengajarkan tidak boleh membedakan status. la sangat benci seseorang yang mengandalkan statusnya dalam hal yang tidak benar.

Sang Kesatria itu selangkah mundur, apa yang ia takutkan pada anak kecil seumuran majikannya? tapi aura membunuh itu lebih kuat dari auranya. Entah kenapa? ia pernah merasakan aura itu.

"Jangan mengusik Adik ku, aku tidak akan segan pada mu." Kata Williams menekan. Dia akan melindungi ibu dan adiknya dari siapapun. Sekalipun orang itu adalah sang penguasa. "Ayo Alice!" sambungnya lagi seraya menarik tangan gadis mungil di sampingnya.

"Tuan muda, biar saya saja yang menghadapinya," ujar kusir kuda itu. Dia melangkah ke depan dua majikannya. Kusir kuda itu, bukanlah kusir sembarang. Laki-laki itu sangat ahli bermain pedang. Suatu hal yang Wiliams dan Alice sembunyikan, keduanya jago bela diri dan ahli bermain pedang. Selama di Kekaisaran Adrien, keduanya telah memiliki seorang guru yang di segani oleh semua bangsawan. Awal pertemuan keduanya, Ibunya, Sofia yang tampa sengaja menolong seorang laki-laki yang terkena sebuah peluru. Selama itu pula, kedua anaknya di asah oleh guru itu dan menjadikan keduanya jago dalam segala hal. Sofia pun malah mendukung, ia ingin kedua anaknya bisa melindungi dirinya sendiri, jika ada sesuatu yang mendesaknya.

"Tidak perlu! jangan meladeninya, kita tidak memiliki urusan dengannya," ujar Wiliams dingin.

"Lion!" anak kecil di belakangnya menyadarkan sang kesatria yang bernama Lion itu. "Apa ada sesuatu yang membuat mu melamun?" tanya Aaron, kemudian melihat kereta yang telah menjauh.

"Ti-tidak ada, tuan. Sebaiknya kita pulang," ujar Kesatria Lion.

Siapa anak kecil itu? kenapa aku tidak merasa asing dengan wajahnya batinnya.

"Apa yang kamu lakukan pada mereka? awas saja, jika kamu berbicara macam-macam padanya, aku tidak akan memaafkan mu."

"Tidak Tuan! aku tidak berbicara apa-apa pada mereka. Aku hanya mengatakan, tuan muda ingin berteman saja."

Aaron tak begitu percaya pada Kesatrianya, melihat wajahnya tadi. Kesatria Lion pasti mengatakan sesuatu.

"Awas saja, jika terbukti kamu melakukannya, ayo kita pulang. Ayah pasti mencari kita," ujarnya sembari menuju ke arah kereta.

Tak berselang lama, kereta itu berhenti di halaman depan yang cukup luas. Aneka bunga berjejer rapi di halaman itu, butiran demi butiran salju itu menutupi hamparan rumput hijau dan beraneka bunga itu.

Kaki mungilnya terus berjalan sampai tubuh itu memasuki sebuah kediaman. Dia terus berjalan ke lantai dua, menghampiri sebuah ruangan. "Aku ingin beristirahat, kamu pergilah Lion," ujarnya menunduk lesu.

"Apa ada sesuatu yang tuan muda resahkan?"

"Tidak ada!" jawabnya ketus. Tangannya memutar handle pintu. Lalu menutupnya kembali.

Kesatria Lion menatap pintu bercat putih itu, ia tahu siapa yang menyebabkan semuanya. Lebih baik dia menuju ke ruangan Duke Charles untuk menanyakan, apa ada sesuatu yang harus ia tangani?

Kesatria Lion memasuki ruangan itu, matanya tertuju pada sosok laki-laki yang tengah menyandarkan kepalanya ke sisi kursinya seraya menatap langit-langit. "Tuan, Duke."

"Apa ada sesuatu yang tuan Duke butuhkan?"

"Tidak ada, aku tidak membutuhkan apapun. Apa kamu sudah menemukan sesuatu?"

Kesatria Lion menunduk, setiap ia datang, pertanyaan itu tak pernah lepas dari mulut majikannya. Sudah lima tahun lamanya, majikannya belum yakin istri pertamanya meninggal. "Aku harus mencarinya, aku yakin dia masih hidup."

"Tapi kereta itu jatuh ke sungai tuan," ujarnya. Karena penyelidikannya, kereta nyonya Duchess di temukan di sungai, dan besar kemungkinan nyonya Duchess telah meninggal, meskipun jasadnya belum di temukan."

"Dimana Kimberly?" tanya Duke Charles tak melihat istrinya selama di rumah.

"Nyonya sedang menghadari pertemuan sosialitanya, Tuan Duke."

"Aaron?"

"Tuan muda murung tuan, semenjak ada seorang anak kecil yang menolak bermain dengannya."

"Siapa dia? anak dari bangsawan mana? beraninya menolak putra ku itu,"

"Saya tidak tahu, Tuan Duke. Saya akan mencari anak bangsawan mana, tapi tuan muda berpesan, saya tidak boleh melakukan apapun, tuan muda menegaskan, akan menghukum saya jika melakukan sesuatu pada anak asing itu."

Duke Charles mangut-mangut, semenjak kapan sikap Aaron berubah? ia merasa aneh dengan putranya itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ex Mr Duke   Aku menggenggam mu

    "Baginda," seru sang Kesatria.EhemKaisar Kairo berderhem, "Besok, aku mau ke kota, tapi tidak berpakaian formal, seperti rakyat biasa."Sang Kesatria malah melongo, semenjak kapan Kaisar Kairo berbicara panjang dan lebar. Laki-laki yang begitu dingin, super irit bicara pada istrinya. Kini berbicara panjang padanya."Kesatria Giovano!" sentak Kaisar Kairo."I-iya Baginda. Apa kamu mendengarkan ucapan ku?""I-iya Baginda, cepat siapkan dan lukisan Alice dan simpan di laci. Jangan sampai para istri ku tahu, o iya malam ini jadwal ku dengan siapa?""Selir Ketiga, Baginda," ujar Kesatria Giovano. Selama menikah dan menambah istri, Kaisar Kairo membuat sebuah jadwal dimana dia akan tinggal satu minggu dengan para istrinya secara bergelir, di mulai dari Permaisuri."Apa Baginda tertarik pada nona Alice?"Tanpa ragu sedikit pun. Kaisar Kairo tersenyum."Astagah!" Kesatria Giovano mengusap wajahnya secara kasar, majikannya tertarik pada anak yang baru berusia 6 tahun, mau taruh di mana waja

  • Ex Mr Duke   Menemukannya

    Malam harinya,Duke Charles dan Aaron di sambut dengan hangat di ruang makan itu. Kaisar Kairo begitu senang dengan sikap dinginnya Duke Charles dan tegasnya Duke Charles. Hal itu ilah yang paling dia sukai. Selesai makan malam, Duke Charles berdiri di depan jendela ruangan itu, ruangan tamu yang khusus untuknya. Sedangkan kamar Aaron berada di samping kamarnya, namun anak itu ingin tidur dengannya. Entahlah, mungkin karena merasa kurang nyaman."Sofia, bagaimana kabar mu? apa kamu masih mengingat ku. Ah iya, kamu pasti mengingat semua keburukan ku, kan."Duke Charles memijat pelipisnya, air matanya keluar merambat di pipinya. Ia begitu merasa kehilangan Sofia, seandainya ia bisa memutar waktu, ia akan mengatakan lebih dulu dan tidak melakukan hal bodoh."Baginda."Kaisar Kairo tersenyum, "Duduklah, Yang Mulia Duke." Kaisar Kairo menyodorkan sebuah Document. "Ini informasinya," ucapnya.Duke Charles membuka satu Ducument itu, mata dan bibirnya bergerak secara bersamaan, membaca setia

  • Ex Mr Duke   Kekaisaran Kairo

    Ke esokan harinya.Seperti hari-hari biasa, Sofia, Wiliams dan Alice sarapan bersama di selangi obrolan hangat. Selama bertahun-tahun hanya ada mereka, tidak ada sosok seorang ayah yang menjaga mereka. Sofia berusaha keras membuat putra dan putrinya tidak pernah kekurangan kasih sayang, tiap akhir pekan. Mereka akan berkumpul bersama, menciptakan sebuah kenangan, duduk di santai beralas kain di atas rumput, memandang hamparan bunga di temani dengan roti dan selai, serta camilan lainnya."Ibu, Williams dan Alice keluar, kami akan berkunjung ke rumah Viscountess Letizia.""Kalian akan mengunjungi putri Viscountess Letizia.""Iya,""Ya sudah, ibu akan ke toko. Kalian hati-hati ya sayang," Sofia mengucap dahi Alice dan Williams. Kemudian keluar di ekori oleh pelayan Nia."Kak, apa Duke akan mengejar kita ke sini?"Williams menaikkan kedua bahunya. "Mungkin, tapi kita tak perlu takut pada mereka. Sudah cukup penderitaan ibu, apa kamu merindukannya?"Alice diam, setiap harinya ia memang m

  • Ex Mr Duke   Air mata

    "Tidak Aaron, tunggulah di sini. Aku akan membawanya pulang. Anggaplah dia seperti ibu mu, Aaron."Aaron menunduk, ia tidak yakin jika Sofia mau dengannya atau mau menerimanya. la menarik satu sudut bibirnya. "Ayah, apa Ayah yakin Duchess akan menerima ku?"Duke Charles mengangguk antusias seraya menghapus air matanya kembali. "Dia wanita yang baik, dia akan menerima mu. Dia wanita penyayang, Aaron," ujar Duke Charles meyakinkan hati Aaron. Ia tahu, Aaron sangat ragu."Ibu ku sudah menyakitinya Ayah.""Bukan hanya ibu mu, tapi aku juga, maka dari itu, kita harus bersama agar Duchess mau menerima kita.""Ijinkan aku ikut dengan ayah, aku juga ingin lebih dekat dengan Wiliams dan Alice."Duke Charles berdiri, ia menyodorkan tangannya dan Aaron pun menerima uluran tangan itu. "Ayo ayah,"Kedua pun bersiap-siap, Aaron tampak semangat, namun semangat itu masih menyisakan kekhawatiran, Williams dan Alice, ia yakin setelah mengetahui identitasnya. Kedua saudaranya itu akan sulit menerimanya

  • Ex Mr Duke   Masa lalu

    "Lion, bawa dia ke kamarnya dan perintahkan dua pengawal untuk menjaganya, pastikan wanita ini tidak bisa keluar tanpa seijin ku." Titah Duke Charles, Kesatria Lion memberikan hormat, lalu menarik tangan Kimberly."Duke, aku tidak ingin di kurung. Lepaskan aku!" Kimberly terus memberontak, namun usahanya sia-sia tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Kesatria Lion."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" Ketus Kimberly seraya menghentakkan lengannya dengan kasar. Kesatria Lion pun melepaskan lengannya dan berdiri bak patung.Dengan wajah dongkol, Kimberly menghentakkan kakinya, berjalan menjauhi Kesatria Lion.brakPintu bercat putih itu langsung tertutup rapat tepat di hadapan Kesatria Lion. Laki-laki berwajah gagah itu tak peduli, yang jelas, ia menjalankan perintah majikannya dengan benar. Matanya melirik ke kanan, menangkap sosok dua pengawal yang berjalan menghampirinya."Kalian pastikan, jangan sampai nyonya keluar selangkah pun.""Baik, Kesatria," jawab mereka serempak.Sedang

  • Ex Mr Duke   Perdebatan

    Kimberly merasa aneh, ia menoleh ke bawah. Melihat Aaron yang diam dan berdiri. Biasanya dimana ada Aaron, pasti ada Duke Charles, tapi kenapa ia tidak melihat Duke Charles.Kimberly kembali turun untuk menanyakan keberadaan Duke Charles. "Aaron!" Kimberly menghentikan langkah anak kecil yang melangkah menuju ke luar.Aaron, si bocah itu menahan kesal. Jauh dari hatinya, ia rindu pada sang ibu, tapi ibunya tidak mau melihatnya, buat apa ia mengemis rindu dan kasih sayangnya, sedangkan ia terus menerus di tekan menjadi kuat dan kuat, harus pintar, harus menjadi kebanggan Duke Charles. Kadang ia ingin meminta pada Tuhan, kenapa harus di lahirkan tanpa kasih sayang ibunya. Dengan hati dongkol, ia menoleh, menarik nafasnya untuk membuang kekesalannya."Iya Ibu,""Dimana Duke?"Dia saja tidak tahu, apa lagi ibunya yang tiap hari keluyuran dan keluyuran, malah sibuk bersenang-senang. "Aaron tidak tahu, tadi ayah keluar dan buru-buru."Kimberly menatap kesal. "Kamu gimana Aaron, sudah jelas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status