Duke Charles Seorang Duke yang dingin dan kejam.Selama menikah, mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya,hingga sebuah kejadian Dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya,Sofia Setelah kepergian Istrinya ia bertekad akan mencari istrinya,namun hasilnya nihil ................................. Sofia istri yang sangat mencintai suaminya.Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke
Lihat lebih banyakKota Neuschwanstein Castle , sebuah kota yang terletak di perbatasan Kekaisaran Ronaldo Alexander dan Kekaisaran Adrien. Kota yang terkenal sangat indah, penginapan yang berlantai dua dan Luas, Penginapan Moonlight. Penginapan yang sangat memanjakan para bangsawan yang menginap, ada Restauran dengan berbagai macam hidangan, toko gaun yang terkenal, menjual bahan sutera yang sangat berkualitas dan modelnya tidak kalah menarik, hingga para bangsawan berbondong-bondong mendatangi toko itu, toko yang sangat terkenal di kedua Kekaisaran itu.
Tak hanya itu, Penginapan Moonlight menyediakan rumah kaca yang lumayan luas itu bersantai sekaligus menyediakan kue cokelat dan berbagai macam jus serta menyediakan toko bunga.Kota Neuschwanstein Castle juga terkenal tanah yang sangat subur, bagus untuk memanen berbagai macam sayuran.Sehingga rata-rata penduduk di sana seorang bercocok tanam."Ibu," sapa seorang anak laki-laki, memakai kemeja warna hitam dan tuxedo berwarna gold. Kedua tangannya di masukkan ke kedua saku celana pendeknya selutut. Matanya menatap hamparan ladang ubi ungu milik sang ibu. Ladang itu cukup luas, di bagi tiga macam tanaman ubi ungu, wortel dan jagung. Ibunya berkerja keras, padahal sudah ada pelayan."Iya, sayang."Wanita itu tersenyum, ia memanen ubi ungunya dengan tangannya sendiri. Peluh keringat membasahi dahinya, ia mengusap buliran keringat yang berjatuhan itu. Sementara pelayan lainnya melanjutkan kembali pekerjaannya.Laki-laki yang di sapa dengan tuan muda Williams itu langsung duduk di hamparan rumput hijau dengan menyandarkan tubuh kecilnya di bawah pohon rindang itu. "Sebaiknya Ibu istirahat, sudah banyak pelayan yang melakukannya, Ibu."Wanita itu tersenyum, ia ikut duduk di samping putra pertamanya. "Apa kamu tidak ingin ke kota?"Anak kecil itu menoleh dan tersenyum kecut. Dia memang suka dengan tempat keduanya, di Kota Neuschwanstein Castle ini. Ibunya menjalani sebuah bisnis. Awalnya hanya sebuah toko kecil yang menjual gaun, namun seiringnya waktu toko gaun milik ibunya melebar, banyak wanita bangsawan yang memesannya, hingga sampai saat ini, toko itu menyebar di kota Neuschwanstein Castle . Bisnis miliki ibunya berkerja sama dengan penginapan Moonlight dan pemilik penginapan itu adalah orang yang menolong ibunya sewaktu pingsan di tengah jalan. Dia tidak tahu persis ceritanya, ibunya hanya mengatakan ayahnya telah meninggal."Apa kamu merindukan rumah kita?" tanya Sofia. Matanya menengadah ke langit, masih ia rasakan. Dulu, ia seorang mahasiswa di salah satu Universitas Amerika. Ayahnya berasal dari Inggris, ibunya berasal dari India. Kedua orang tuanya telah meninggal akibat sebuah kecelakaan. Ia hidup sendiri, di asuh oleh pamannya dan setelah lulus kuliah, ia mendirikan sebuah butik.Saat itu, ia pulang larut malam karena pesanan gaun pernikahan sangat banyak, dan siapa sangka, kejadian naas menimpa dirinya. Tubuhnya pun menjelajah, yang lebih mengejutkannya lagi. Ia menggantikan tubuh Sofia yang sedang koma sehabis melahirkan. Mengejutkan bukan, sudah pasti ia terkejut, tidak ingin menerima. Pacar saja ia tidak punya, selama menjadi Mahasiswa, ia hanya fokus belajar dan belajar, setelah itu bekerja. Tidak ada yang lebih penting dari pada itu.Semenjak hidupnya berada di negeri asing ini, ia pun menerima keadaan dan mencoba bangkit, rasa sayangnya melihat dua anak kembar yang berbeda identik itu menumbuhkan cinta di hatinya. Dia menerimanya lapang dada setelah mengingat semua perlakuan suami dari pemilik asli tubuhnya, Duke Charles RodriguezLaki-laki yang sangat dingin dan kejam, terkenal dewa perang dari Kekaisaran Adrien. Laki-laki itu tidak pernah menghargai Sofia selama menjadi istrinya, sebuah kejadian yang membuatnya sakit hati. Ingatan. milik tubuh ini di bawa oleh suruhan Duke Charles untuk di bunuh karena Duke Charles akan menikahi kekasihnya, Kimberly. Beruntungnya pemilik tubuh ini berhasil kabur. Dengan matanya sendiri, Duke Charles membawakan sebuah sup, entah apa yang terjadi, tiba-tiba tubuh ini sudah ada di jalan. Ia mendengarkan semuanya, pembunuh bayaran itu mengaku di suruh oleh Duke Charles."Baginda," seru sang Kesatria.EhemKaisar Kairo berderhem, "Besok, aku mau ke kota, tapi tidak berpakaian formal, seperti rakyat biasa."Sang Kesatria malah melongo, semenjak kapan Kaisar Kairo berbicara panjang dan lebar. Laki-laki yang begitu dingin, super irit bicara pada istrinya. Kini berbicara panjang padanya."Kesatria Giovano!" sentak Kaisar Kairo."I-iya Baginda. Apa kamu mendengarkan ucapan ku?""I-iya Baginda, cepat siapkan dan lukisan Alice dan simpan di laci. Jangan sampai para istri ku tahu, o iya malam ini jadwal ku dengan siapa?""Selir Ketiga, Baginda," ujar Kesatria Giovano. Selama menikah dan menambah istri, Kaisar Kairo membuat sebuah jadwal dimana dia akan tinggal satu minggu dengan para istrinya secara bergelir, di mulai dari Permaisuri."Apa Baginda tertarik pada nona Alice?"Tanpa ragu sedikit pun. Kaisar Kairo tersenyum."Astagah!" Kesatria Giovano mengusap wajahnya secara kasar, majikannya tertarik pada anak yang baru berusia 6 tahun, mau taruh di mana waja
Malam harinya,Duke Charles dan Aaron di sambut dengan hangat di ruang makan itu. Kaisar Kairo begitu senang dengan sikap dinginnya Duke Charles dan tegasnya Duke Charles. Hal itu ilah yang paling dia sukai. Selesai makan malam, Duke Charles berdiri di depan jendela ruangan itu, ruangan tamu yang khusus untuknya. Sedangkan kamar Aaron berada di samping kamarnya, namun anak itu ingin tidur dengannya. Entahlah, mungkin karena merasa kurang nyaman."Sofia, bagaimana kabar mu? apa kamu masih mengingat ku. Ah iya, kamu pasti mengingat semua keburukan ku, kan."Duke Charles memijat pelipisnya, air matanya keluar merambat di pipinya. Ia begitu merasa kehilangan Sofia, seandainya ia bisa memutar waktu, ia akan mengatakan lebih dulu dan tidak melakukan hal bodoh."Baginda."Kaisar Kairo tersenyum, "Duduklah, Yang Mulia Duke." Kaisar Kairo menyodorkan sebuah Document. "Ini informasinya," ucapnya.Duke Charles membuka satu Ducument itu, mata dan bibirnya bergerak secara bersamaan, membaca setia
Ke esokan harinya.Seperti hari-hari biasa, Sofia, Wiliams dan Alice sarapan bersama di selangi obrolan hangat. Selama bertahun-tahun hanya ada mereka, tidak ada sosok seorang ayah yang menjaga mereka. Sofia berusaha keras membuat putra dan putrinya tidak pernah kekurangan kasih sayang, tiap akhir pekan. Mereka akan berkumpul bersama, menciptakan sebuah kenangan, duduk di santai beralas kain di atas rumput, memandang hamparan bunga di temani dengan roti dan selai, serta camilan lainnya."Ibu, Williams dan Alice keluar, kami akan berkunjung ke rumah Viscountess Letizia.""Kalian akan mengunjungi putri Viscountess Letizia.""Iya,""Ya sudah, ibu akan ke toko. Kalian hati-hati ya sayang," Sofia mengucap dahi Alice dan Williams. Kemudian keluar di ekori oleh pelayan Nia."Kak, apa Duke akan mengejar kita ke sini?"Williams menaikkan kedua bahunya. "Mungkin, tapi kita tak perlu takut pada mereka. Sudah cukup penderitaan ibu, apa kamu merindukannya?"Alice diam, setiap harinya ia memang m
"Tidak Aaron, tunggulah di sini. Aku akan membawanya pulang. Anggaplah dia seperti ibu mu, Aaron."Aaron menunduk, ia tidak yakin jika Sofia mau dengannya atau mau menerimanya. la menarik satu sudut bibirnya. "Ayah, apa Ayah yakin Duchess akan menerima ku?"Duke Charles mengangguk antusias seraya menghapus air matanya kembali. "Dia wanita yang baik, dia akan menerima mu. Dia wanita penyayang, Aaron," ujar Duke Charles meyakinkan hati Aaron. Ia tahu, Aaron sangat ragu."Ibu ku sudah menyakitinya Ayah.""Bukan hanya ibu mu, tapi aku juga, maka dari itu, kita harus bersama agar Duchess mau menerima kita.""Ijinkan aku ikut dengan ayah, aku juga ingin lebih dekat dengan Wiliams dan Alice."Duke Charles berdiri, ia menyodorkan tangannya dan Aaron pun menerima uluran tangan itu. "Ayo ayah,"Kedua pun bersiap-siap, Aaron tampak semangat, namun semangat itu masih menyisakan kekhawatiran, Williams dan Alice, ia yakin setelah mengetahui identitasnya. Kedua saudaranya itu akan sulit menerimanya
"Lion, bawa dia ke kamarnya dan perintahkan dua pengawal untuk menjaganya, pastikan wanita ini tidak bisa keluar tanpa seijin ku." Titah Duke Charles, Kesatria Lion memberikan hormat, lalu menarik tangan Kimberly."Duke, aku tidak ingin di kurung. Lepaskan aku!" Kimberly terus memberontak, namun usahanya sia-sia tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Kesatria Lion."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" Ketus Kimberly seraya menghentakkan lengannya dengan kasar. Kesatria Lion pun melepaskan lengannya dan berdiri bak patung.Dengan wajah dongkol, Kimberly menghentakkan kakinya, berjalan menjauhi Kesatria Lion.brakPintu bercat putih itu langsung tertutup rapat tepat di hadapan Kesatria Lion. Laki-laki berwajah gagah itu tak peduli, yang jelas, ia menjalankan perintah majikannya dengan benar. Matanya melirik ke kanan, menangkap sosok dua pengawal yang berjalan menghampirinya."Kalian pastikan, jangan sampai nyonya keluar selangkah pun.""Baik, Kesatria," jawab mereka serempak.Sedang
Kimberly merasa aneh, ia menoleh ke bawah. Melihat Aaron yang diam dan berdiri. Biasanya dimana ada Aaron, pasti ada Duke Charles, tapi kenapa ia tidak melihat Duke Charles.Kimberly kembali turun untuk menanyakan keberadaan Duke Charles. "Aaron!" Kimberly menghentikan langkah anak kecil yang melangkah menuju ke luar.Aaron, si bocah itu menahan kesal. Jauh dari hatinya, ia rindu pada sang ibu, tapi ibunya tidak mau melihatnya, buat apa ia mengemis rindu dan kasih sayangnya, sedangkan ia terus menerus di tekan menjadi kuat dan kuat, harus pintar, harus menjadi kebanggan Duke Charles. Kadang ia ingin meminta pada Tuhan, kenapa harus di lahirkan tanpa kasih sayang ibunya. Dengan hati dongkol, ia menoleh, menarik nafasnya untuk membuang kekesalannya."Iya Ibu,""Dimana Duke?"Dia saja tidak tahu, apa lagi ibunya yang tiap hari keluyuran dan keluyuran, malah sibuk bersenang-senang. "Aaron tidak tahu, tadi ayah keluar dan buru-buru."Kimberly menatap kesal. "Kamu gimana Aaron, sudah jelas
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen