Home / Romansa / Ex Toxic / Kesempatan emas menuju roma

Share

Kesempatan emas menuju roma

Author: BluishYe
last update Last Updated: 2023-02-13 16:01:16

Viona terbangun dengan wajah sebam, ia masih merasakan efek dari obat bius yang diberikan kepadanya semalam. Ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidur dan melihat ke sekitarnya, ia mengingat kejadian semalam yang membuatnya merasa sangat sedih dan tertekan. Ia mengingat bagaimana mantan pacarnya, Axel, membuatnya mabuk dan membawanya ke klub malam.

Viona merasa kotor, ia merasa seolah-olah dirinya hampir dilecehkan oleh Axel. Ia berusaha untuk menghapus pikiran-pikiran tersebut dan berfokus pada bagaimana ia bisa segera membersihkan dirinya dan memulai hari baru. Ia mandi dan berpakaian, ia berusaha untuk membuat dirinya merasa lebih baik dan siap untuk menghadapi hari.

Ia berjalan menuju dapur dan duduk di meja makan. Ia memandang keluar jendela dan berusaha memikirkan cara untuk melupakan semua ini. Tiba-tiba, ia memutuskan untuk menghapus semua media kontak untuk Axel. Ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kontak. Satu per satu, ia menghapus nomor telepon, akun media sosial, dan semua hal yang bisa membuat Axel bisa menghubunginya lagi.

Viona memutuskan untuk tidak membawa masalah dengan Axel ke dunia kerjanya. Ia ingin membuktikan bahwa ia adalah seorang profesional dan dapat mengatasi masalah pribadi dengan baik. Ia memiliki tujuan dan impian yang besar dan ia tidak ingin hal-hal seperti ini menghalangi jalannya. Ia bertekad untuk tidak terjebak dalam masalah dengan Axel dan mengabaikan semua perasaan buruk yang ia miliki.

***

Viona adalah seorang pekerja yang bekerja di sebuah perusahaan besar. Ia sangat dikenal oleh rekan kerjanya dan atasannya. Viona memiliki kepribadian yang ramah dan senang menolong orang lain, sehingga ia sangat populer di sekantor.

Viona memiliki wajah yang sangat cantik dan mempesona. Ia selalu tampil elegan dan rapi setiap hari. Ia selalu memperhatikan detail dan memastikan bahwa ia memperlihatkan wajah terbaiknya saat hadir di kantor. Beberapa orang bahkan mengagumi kecantikan wajah Viona.

Viona memiliki tugas yang sangat penting saat ada klien dari luar datang untuk melakukan presentasi. Ia bertugas sebagai presenter dan mempresentasikan produk dan layanan perusahaan kepada klien. Ia memiliki kemampuan berbicara yang baik dan sangat menguasai materi presentasi. Oleh karena itu, ia selalu dipilih untuk melakukan presentasi saat ada klien dari luar datang. Ia membuat presentasi yang menarik dan membuat klien merasa tertarik dengan produk dan layanan perusahaan.

Viona sedang sibuk mengerjakan presentasi terbarunya ketika ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Ia menoleh dan melihat seorang rekan kerjanya, Rina, berdiri di samping mejanya.

"Viona, bos ingin bicara denganmu," kata Rina. Viona mengangguk dan bergegas mengikuti Rina. Saat mereka berjalan menuju ruang bos, Rina memandang Viona dengan pandangan penuh kagum.

"Kau selalu saja mencengangkan, Viona. Bagaimana kau bisa membuat presentasi yang sangat mengagumkan?" tanya Rina. "Terima kasih, Rina. Sama-sama saja, kita bekerja keras untuk mencapai target perusahaan," jawab Viona sopan.

Rina tersenyum. "Ya, memang. Tapi kau benar-benar spesial, Viona. Kau telah menaikkan profit perusahaan dengan presentasi-presentasimu. Aku benar-benar ingin menjadi sepertimu." Viona tersenyum ramah. "Terima kasih, Rina. Tapi kita semua bisa menjadi seperti ini jika kita bekerja keras dan memiliki tekad yang kuat." Mereka sampai di ruang bos dan Viona bergegas masuk untuk melaporkan tugas barunya. Namun, percakapan dengan Rina tadi membuatnya merasa bahagia dan memotivasi. Ia memang dikenal sebagai pekerja handal di kantor dan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

***

Viona duduk di meja kerjanya sambil membaca laporan terbarunya. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan Bosnya, Mr. Adit, masuk. Viona langsung berdiri dan menyambutnya.

"Viona, aku membutuhkanmu untuk mempersiapkan presentasi besok. Kita memiliki klien baru yang berasal dari perusahaan besar dan aku ingin kau yang menangani ini," ucap Bosnya.

Viona mengangguk setuju. "Baik, Bos. Siapkan saya dengan detail tugas dan presentasi apa yang harus saya siapkan."

"Klien ini bergerak di bidang teknologi dan mereka ingin melihat bagaimana kita bisa bekerjasama dengan mereka. Jadilah yang terbaik, Viona. Ini adalah kesempatan besar bagi perusahaan kita," ujar Bosnya.

Viona tersenyum. "Saya akan berusaha yang terbaik, Bos. Terima kasih sudah mempercayakan tugas ini pada saya."

Bosnya tersenyum. "Saya yakin kau bisa melakukannya, Viona. Sekarang, aku harus pergi. Tugas lain menunggu."

Viona kembali duduk dan mulai mempersiapkan presentasi terbarunya. Ia merasa sangat senang karena diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Ia yakin akan bisa membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi.

Viona memasuki tempat kerjanya dengan langkah yang cepat dan penuh semangat. Ia baru saja diterima tugas baru dari bosnya dan merasa sangat bahagia. Ia berpikir bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk menunjukkan kemampuannya dan menaikkan profit perusahaan lagi.

Saat ia sampai di meja kerjanya, ia ditemui oleh Rina, rekan kerjanya. "Viona, kamu terlihat sangat bahagia hari ini," kata Rina sambil tersenyum.

Viona membalas senyumannya dan menjawab, "Ya, aku baru saja diterima tugas baru dari bosku. Aku akan mempersiapkan presentasi untuk klien terbaru dari perusahaan besar."

Rina terlihat sangat senang. "Wah, itu luar biasa! Kamu benar-benar meningkatkan performa perusahaan. Aku benar-benar kagum padamu."

Viona tersenyum kecut. "Terima kasih, Rina. Tapi ini semua berkat kerja keras dan dukunganmu."

Rina memegang bahu Viona. "Kamu memang hebat, Viona. Aku sangat yakin bahwa kamu akan membawakan presentasi yang sangat bagus. Aku akan selalu ada di sampingmu untuk memberikan dukungan."

Viona merasa sangat terharu dengan ucapan Rina. Ia merasa sangat beruntung memiliki rekan kerja seperti Rina yang selalu ada untuk menyemangatinya. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat presentasi terbaik yang pernah ia lakukan dan membuktikan kepada semua bahwa ia memang pekerja yang handal dan berbakat.

Viona langsung duduk di kursinya dan segera memulai tugas barunya. Ia membuka laptopnya dan mengeluarkan semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat presentasi. Ia merasa sangat fokus dan ingin mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

Saat Rina masuk ke ruangan, ia terlihat sangat kaget melihat Viona masih duduk di depan laptopnya. "Viona, kenapa kamu masih disini? Apa kamu tidak makan siang? Sudah sore!" kata Rina.

Viona membalikkan pandangannya dan tersenyum kecil. "Aku tidak punya waktu, Rina. Tugasku sangat penting dan aku harus selesai secepat mungkin." jawab Viona.

Rina menganggukkan kepalanya dan memahami.

"Baiklah, aku akan membiarkanmu bekerja. Tapi jangan terlalu membebani diri, ya." kata Rina dengan senyumnya.

Viona kembali ke pekerjaannya dan tidak beranjak dari kursinya hingga malam hari. Ia sangat lega ketika pekerjaannya selesai dan dia merasa sangat puas dengan hasilnya. Namun, perutnya sudah sangat keroncongan dan dia merasa sangat lapar. Ia bergegas keluar dari kantor dan memutuskan untuk makan malam di restoran terdekat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ex Toxic   Sumber Masalah

    Viona masih berdiri di tempatnya, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Tatapan kosongnya tertuju pada pintu ruang UGD tempat Armand tadi masuk. Ia masih terbayang ekspresi khawatir di wajah Armand saat mereka saling pandang, seolah-olah dia ingin berkata sesuatu.Namun, pemikirannya terganggu saat seseorang mendekatinya. Ia memalingkan pandangan dan melihat seorang pria muda dengan wajah familiar. Pria itu mengenali Viona dan tersenyum."Viona, bukan? Perkenalkan saya Adrian, karyawan Pak Armand" tanya pria tersebut, dan Viona mengangguk, mengenali namanya sebagai Adrian."Iya, betul. Apa kabar, Adrian?" jawab Viona dengan senyum tipis.Adrian mengangguk, tetapi ekspresinya terlihat cemas. "Saya ingin minta maaf jika saya tadi terlihat agak panik. Saya hanya kaget melihat Armand."Viona mencoba untuk memahami situasi. "Tidak apa-apa, Adrian. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi dengan Armand? Mengapa sampai dia bisa pingsan seperti itu?"Ad

  • Ex Toxic   Beban Pikiran

    Beberapa saat kemudian, Armand perlahan-lahan membuka matanya. Ia merasa terbaring di tempat tidur kamarnya, merasa masih sangat lemah. Matanya melirik sekitar, mencari tahu apakah ada yang di sekitarnya.Namun, kamarnya kosong. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya cahaya matahari yang redup masuk melalui jendela, menyoroti keadaan kamarnya yang sepi.Armand merasa bingung. Bagaimana dia bisa tiba-tiba pingsan dan berakhir di sini? Apa yang terjadi padanya?Dengan susah payah, Armand meraih ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur. Ia meraihnya dengan tangan gemetar, dan melihat layar ponsel yang memancarkan cahaya terang. Berita tentang insiden di kantor dan cerita palsu yang melibatkan Viona dan Axel menarik perhatiannya. Armand merasa campur aduk, tidak percaya bahwa hal semacam ini bisa terjadi.Saat ia merenungkan berita itu, tiba-tiba ia merasakan pusing yang semakin hebat. Pandangannya menjadi semakin kabur, dan tubuhnya terasa panas. Ia

  • Ex Toxic   Beralih Tangan

    Pak Agus meletakkan tumpukan berita di depan Viona, termasuk yang berisi cerita palsu tentang kejadian di kantor mereka. "Aku yakin kamu sudah melihat berita ini."Viona mengangguk lagi, mencoba untuk tetap tenang meskipun perasaannya makin tegang. "Ya, Pak. Saya melihatnya."Pak Agus menatap Viona dengan tajam, dan Viona merasa seolah-olah ia tengah diuji. "Apakah kamu tahu sesuatu tentang ini, Viona? Apakah kamu terlibat dalam cerita ini?"Viona terkejut dengan pertanyaan tersebut. Tatapannya berpindah-pindah, mencari kata-kata yang tepat. "Tidak, Pak. Saya sama sekali tidak terlibat dalam ini. Saya tidak tahu darimana cerita itu berasal."Pak Agus menghela nafas panjang, matanya menatap tajam Viona. "Viona, saya sudah mencoba memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan beberapa kali. Tapi sepertinya situasi ini semakin berlarut-larut dan mempengaruhi nama baik perusahaan."Viona terdiam, merasa keringat dingin mulai mengalir di punggungnya. "Pak A

  • Ex Toxic   Berita Viral

    Axel merasa tekanan semakin bertambah saat wartawan mulai mendekat. Dalam sekali gerakan, Axel dan Dila harus menjalankan perannya dengan baik atau rencana busuk mereka akan jatuh ke dalam kekacauan. Dalam perasaan khawatir dan panik, mereka mendekati wartawan yang menanti dengan penuh minat."Maaf, apakah kami dapat memberikan sedikit klarifikasi mengenai kejadian saat itu?" tanya wartawan tersebut.Axel tersenyum tipis, berbicara dengan nada yang tenang dan meyakinkan. "Tentu saja. Kami sepertinya memiliki kesalahpahaman besar tentang kejadian sebelumnya."Dila mengangguk setuju, berusaha memperlihatkan ekspresi kaget dan terkejut. "Benar, kami sebenarnya sedang membahas proyek kita yang berlangsung dengan sangat sibuk. Tidak sengaja melewati depan kamar mandi, kami melihat Viona dan Armand masuk bersamaan, tetapi kami tidak punya niat untuk mengintip atau sejenisnya."Dila mengangguk, berusaha memainkan perannya dengan baik. "Kami hanya melihat sekilas

  • Ex Toxic   Semua Demi Judi

    Armand memasuki rumahnya dengan langkah hati-hati, masih merasakan sedikit kelemahan setelah perjalanan. Ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan air hangat mengalir menenangkan tubuhnya. Tetapi meskipun air hangat itu menyentuh kulitnya, kekhawatiran dan pemikiran yang berputar di kepalanya tidak begitu saja hilang.Dengan handuk di tangan, ia duduk di tepi tempat tidur dan memandang ke luar jendela. Langit senja menggambarkan warna-warna yang hangat, tapi dalam hatinya, ada rasa gelisah yang belum reda. Ia tahu ada banyak tanggung jawab yang menanti di depan, dan pemikiran tentang tugas-tugas yang harus dihadapinya mulai mengganggu pikirannya.Seiring mata Armand mulai terpejam, ia merenungkan tentang hubungannya dengan Pak Budi, sopir setianya. Bagaimana kesetiaan dan perhatian Pak Budi telah memberikan kenyamanan selama perjalanan. Itu mengingatkannya bahwa di tengah hiruk-pikuk tugas dan tanggung jawab, ada juga manusia-manusia baik yang me

  • Ex Toxic   Pusing Tujuh Keliling

    Viona duduk di meja kerjanya, sambil menatap layar laptopnya dengan wajah tegang. Beberapa berita di media sosial masih membicarakan tentang peristiwa sebelumnya dan mencampuradukkan fakta dengan spekulasi. Ia melihat banyak komentar yang mencela Armand, mengaitkan dirinya dengan permasalahan yang tidak ada kaitannya sama sekali. Rasa bersalah dan prihatin muncul dalam diri Viona.Sambil menggigit bibirnya, Viona memutuskan untuk memberanikan diri dan menulis komentar di salah satu artikel yang menyinggung Armand."Maafkan saya, tetapi saya ingin mengklarifikasi bahwa Armand tidak ada kaitannya dengan masalah tersebut. Mari kita hormati privasi dan fokus pada hal-hal yang lebih positif," tulis Viona dengan hati-hati.Tak lama setelah komentarnya terkirim, beberapa komentar positif mulai muncul dari netizen yang mendukung pandangan Viona. Namun, ada juga yang tetap skeptis dan masih mempertanyakan keterlibatan Armand.***Armand duduk di meja kerjan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status