Beranda / Romansa / Ex Toxic / tipu daya dibalik klien

Share

tipu daya dibalik klien

Penulis: BluishYe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-13 00:53:31

Viona dan atasannya segera masuk ke dalam ruangan meeting. Semua hal yang dibutuhkan nanti sudah siap di dalam tas yang di bawanya. Viona menatap mantap pintu di depannya, sebuah kesempatan emas yang sangat berharga dan hari ini ia akan menunjukkan yang terbaik.

“Selamat pagi semuanya!” ujar Viona dengan bangga sembari membungkuk ke depan. Ia tidak melihat siapa saja yang ada di sana, pikirannya berisi banyak hal hingga ia susah untuk bergerak.

“Hahaha, aku tahu kau akan sesemangat ini,” ujar atasannya sembari menepuk pundaknya untuk menyadarkannya.

Viona langsung bangkit dan menyadari ruangan tersebut masih sepi, hanya ada dirinya dan bosnya saja di sini. Pipinya langsung memerah, ia terlalu menunjukkan ekspresi yang berlebihan, langsung saja ia mengekori bosnya saat ini yang masih tertawa atas kelakuannya.

“Ingat, klien kali ini itu sangat penting, jangan sampai kita gagal mendapatkannya,” ujar atasannya memberi tahu. Viona mengangguk mantap, ia akan berusaha semaksimal mungkin membawa klien berharga ini bekerja sama dengan perusahaannya.

***

Pintu terbuka menampilkan sosok klien emas kali ini. Dengan sigap Viona langsung memberikan salam kepada mereka yang baru saja sampai.

“Wah, akhirnya kalian datang juga.” Viona langsung mengekori atasannya untuk memberikan sambutan. Belum ia lihat orang tersebut dan hanya ada beberapa penjaganya saja, hingga ia melihat di belakang seorang laki-laki dengan jas hitam elegan.

“Wahh, selamat pagi pak Armand,” Viona yang mendengarnya langsung terdiam. Wajah ini tidak asing baginya dan orang ini adalah orang penting dalam hidupnya.

Viona berusaha bersikap biasa saja seolah tidak mengenalnya meski beberapa kali ia mencuri pandangan. Kegugupannya makin bertambah saat tahu akan ada masalah pribadi yang masuk dalam pekerjaannya kali ini.

Viona memaparkan presentasi yang dia siapkan dengan matang. Armand tampak serius mendengarkan penjelasan Viona dan kadang-kadang memberikan pertanyaan yang membuat Viona harus berpikir cepat. Meskipun Viona sedikit gugup, dia berhasil menyelesaikan presentasinya dengan baik.

Armand kemudian memandang Viona dengan tajam, "Bisakah kamu memberikan ide bagaimana kita bisa meningkatkan penjualan produk kami secara signifikan dalam 6 bulan ke depan?"

Viona terkejut mendengar pertanyaan Armand yang langsung, tapi dia segera mengambil napas dalam-dalam dan menjawab dengan hati-hati, "Saya pikir, untuk meningkatkan penjualan produk Anda, kami bisa meningkatkan visibilitas produk melalui kampanye pemasaran yang lebih agresif di media sosial dan situs web, serta melibatkan influencer di bidang yang sesuai dengan produk kami."

Armand mengangguk, "Bagus, ide yang menarik. Saya akan membicarakannya dengan tim marketing kami dan melihat apakah bisa dilakukan. Terima kasih atas jawaban Anda, Viona."

Viona tersenyum lega saat melihat Armand mengangguk. Dia merasa lega karena bisa menjawab pertanyaan sulit dari klien perusahaan dengan baik.

Armand menatap Viona dengan tajam, "Bagaimana saya bisa yakin bahwa presentasi Anda benar-benar mencerminkan kemampuan perusahaan Anda?"

Viona merasa jantungnya berdebar kencang, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Saya bisa memastikan bahwa presentasi ini telah melalui proses yang ketat dan sesuai dengan data dan fakta yang kami dapatkan dari sumber terpercaya," jawabnya dengan mantap.

Armand tersenyum sinis, "Bagus. Tapi saya rasa, sebagai klien, saya berhak mengetahui lebih dalam tentang perusahaan Anda. Bagaimana dengan tur perusahaan, saya bisa melihat langsung bagaimana perusahaan Anda bekerja?"

Viona tersentak sedikit, tidak siap dengan permintaan itu. Namun, ia tidak ingin mengecewakan klien mereka. "Tentu, saya akan mengatur jadwal tur perusahaan untuk Anda dan tim Anda. Kami akan memberikan yang terbaik untuk memberikan gambaran lengkap tentang perusahaan kami."

Armand mengangguk, "Baiklah, saya akan menunggu jadwal itu. Saya berharap tidak akan kecewa setelah saya melihat langsung perusahaan Anda."

Viona tersenyum, "Saya akan memastikan bahwa Anda tidak akan kecewa, Pak Armand."

Armand melanjutkan, "Bagaimana jika kamu menghadapi masalah pribadi saat melaksanakan proyek ini? Apakah kamu bisa tetap fokus pada pekerjaan?"

Viona tersenyum, "Saya yakin saya dapat memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan. Saya selalu mengutamakan kinerja saya dalam pekerjaan dan tidak akan membiarkan masalah pribadi mengganggu proyek ini."

Armand mengangguk, "Bagus, saya senang mendengarnya. Saya percaya kamu bisa menangani proyek ini dengan baik. Selamat, kamu berhasil mendapatkan proyek ini."

Viona merasa lega dan senang mendapatkan kepercayaan dari Armand. "Terima kasih, saya akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam proyek ini."

Armand tersenyum, "Saya tidak meragukan itu. Sekali lagi, selamat." Mereka berjabat tangan dan Viona meninggalkan ruangan itu dengan perasaan senang dan bangga dengan dirinya sendiri.

Setelah presentasi berakhir, Viona dihadapkan pada bosnya yang memberikan pujian atas kerja kerasnya. "Viona, presentasimu tadi luar biasa. Armand terlihat sangat terkesan dengan ide-ide yang kamu sampaikan," ujar bosnya dengan senyum lebar.

Viona merasa sangat bangga dengan hasil kerjanya. "Terima kasih, pak. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan kita dan untuk klien kita," jawab Viona dengan penuh semangat.

"Kamu benar-benar membawa keberuntungan bagi perusahaan kita, Viona. Armand tertarik untuk menjalin kerjasama jangka panjang dengan kita," kata bosnya dengan nada yang semakin antusias.

Viona merasa senang mendengarnya. "Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk memastikan bahwa kerjasama tersebut akan berjalan dengan lancar," ucap Viona dengan semangat.

Bosnya memberikan tepukan dan senyum apresiasi pada Viona. "Saya tahu kamu bisa melakukannya dengan baik, Viona. Teruskan kerja kerasmu dan kamu pasti akan berhasil dalam kariermu di perusahaan ini," ujar bosnya sambil menggandeng tangan Viona dengan hangat.

Viona merasa semakin termotivasi untuk terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

"Terima kasih banyak, pak. Saya akan terus berusaha menjadi yang terbaik untuk perusahaan ini," kata Viona dengan mantap.

Viona tidak langsung pulang karena ia harus membereskan berkas-berkas setelah rapat tadi, wajahnya menampilkan senyum merekah yang begitu indah. Hatinya kali ini sedang berbahagia dan hari ini adalah hari paling gembira baginya.

Setelah tak lupa viona menutup pintu tersebut dan segera memberikannya kepada satpam kantor, ia bergerak riang dengan hati yang berbunga-bunga.

Viona dan Armand berpapasan di koridor kantor, dan Armand berhenti di depan Viona. "Halo, Viona," sapa Armand. Hati viona berhenti seketika, ia takut bahwa orang ini akan membahas masalah malam sebelumnya dan bisa merusak citranya di hadapan orang-orang.

Viona mengangguk sopan, "Halo, Pak Armand. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Viona mencoba menjawab dengan tenang. Ia harus bersikap profesional, apalagi di depannya ini adalah klien yang baru saja kerja sama dengan perusahaan tempat kerjanya.

Armand tersenyum tipis, "Saya hanya ingin memberitahukan bahwa saya tidak memberikan kesempatan dengan mudah. Saya ingin melihat kinerja Anda lebih lanjut sebelum saya benar-benar memberikan proyek besar kepada Anda dan perusahaan Anda."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ex Toxic   Sumber Masalah

    Viona masih berdiri di tempatnya, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Tatapan kosongnya tertuju pada pintu ruang UGD tempat Armand tadi masuk. Ia masih terbayang ekspresi khawatir di wajah Armand saat mereka saling pandang, seolah-olah dia ingin berkata sesuatu.Namun, pemikirannya terganggu saat seseorang mendekatinya. Ia memalingkan pandangan dan melihat seorang pria muda dengan wajah familiar. Pria itu mengenali Viona dan tersenyum."Viona, bukan? Perkenalkan saya Adrian, karyawan Pak Armand" tanya pria tersebut, dan Viona mengangguk, mengenali namanya sebagai Adrian."Iya, betul. Apa kabar, Adrian?" jawab Viona dengan senyum tipis.Adrian mengangguk, tetapi ekspresinya terlihat cemas. "Saya ingin minta maaf jika saya tadi terlihat agak panik. Saya hanya kaget melihat Armand."Viona mencoba untuk memahami situasi. "Tidak apa-apa, Adrian. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi dengan Armand? Mengapa sampai dia bisa pingsan seperti itu?"Ad

  • Ex Toxic   Beban Pikiran

    Beberapa saat kemudian, Armand perlahan-lahan membuka matanya. Ia merasa terbaring di tempat tidur kamarnya, merasa masih sangat lemah. Matanya melirik sekitar, mencari tahu apakah ada yang di sekitarnya.Namun, kamarnya kosong. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya cahaya matahari yang redup masuk melalui jendela, menyoroti keadaan kamarnya yang sepi.Armand merasa bingung. Bagaimana dia bisa tiba-tiba pingsan dan berakhir di sini? Apa yang terjadi padanya?Dengan susah payah, Armand meraih ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur. Ia meraihnya dengan tangan gemetar, dan melihat layar ponsel yang memancarkan cahaya terang. Berita tentang insiden di kantor dan cerita palsu yang melibatkan Viona dan Axel menarik perhatiannya. Armand merasa campur aduk, tidak percaya bahwa hal semacam ini bisa terjadi.Saat ia merenungkan berita itu, tiba-tiba ia merasakan pusing yang semakin hebat. Pandangannya menjadi semakin kabur, dan tubuhnya terasa panas. Ia

  • Ex Toxic   Beralih Tangan

    Pak Agus meletakkan tumpukan berita di depan Viona, termasuk yang berisi cerita palsu tentang kejadian di kantor mereka. "Aku yakin kamu sudah melihat berita ini."Viona mengangguk lagi, mencoba untuk tetap tenang meskipun perasaannya makin tegang. "Ya, Pak. Saya melihatnya."Pak Agus menatap Viona dengan tajam, dan Viona merasa seolah-olah ia tengah diuji. "Apakah kamu tahu sesuatu tentang ini, Viona? Apakah kamu terlibat dalam cerita ini?"Viona terkejut dengan pertanyaan tersebut. Tatapannya berpindah-pindah, mencari kata-kata yang tepat. "Tidak, Pak. Saya sama sekali tidak terlibat dalam ini. Saya tidak tahu darimana cerita itu berasal."Pak Agus menghela nafas panjang, matanya menatap tajam Viona. "Viona, saya sudah mencoba memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan beberapa kali. Tapi sepertinya situasi ini semakin berlarut-larut dan mempengaruhi nama baik perusahaan."Viona terdiam, merasa keringat dingin mulai mengalir di punggungnya. "Pak A

  • Ex Toxic   Berita Viral

    Axel merasa tekanan semakin bertambah saat wartawan mulai mendekat. Dalam sekali gerakan, Axel dan Dila harus menjalankan perannya dengan baik atau rencana busuk mereka akan jatuh ke dalam kekacauan. Dalam perasaan khawatir dan panik, mereka mendekati wartawan yang menanti dengan penuh minat."Maaf, apakah kami dapat memberikan sedikit klarifikasi mengenai kejadian saat itu?" tanya wartawan tersebut.Axel tersenyum tipis, berbicara dengan nada yang tenang dan meyakinkan. "Tentu saja. Kami sepertinya memiliki kesalahpahaman besar tentang kejadian sebelumnya."Dila mengangguk setuju, berusaha memperlihatkan ekspresi kaget dan terkejut. "Benar, kami sebenarnya sedang membahas proyek kita yang berlangsung dengan sangat sibuk. Tidak sengaja melewati depan kamar mandi, kami melihat Viona dan Armand masuk bersamaan, tetapi kami tidak punya niat untuk mengintip atau sejenisnya."Dila mengangguk, berusaha memainkan perannya dengan baik. "Kami hanya melihat sekilas

  • Ex Toxic   Semua Demi Judi

    Armand memasuki rumahnya dengan langkah hati-hati, masih merasakan sedikit kelemahan setelah perjalanan. Ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan air hangat mengalir menenangkan tubuhnya. Tetapi meskipun air hangat itu menyentuh kulitnya, kekhawatiran dan pemikiran yang berputar di kepalanya tidak begitu saja hilang.Dengan handuk di tangan, ia duduk di tepi tempat tidur dan memandang ke luar jendela. Langit senja menggambarkan warna-warna yang hangat, tapi dalam hatinya, ada rasa gelisah yang belum reda. Ia tahu ada banyak tanggung jawab yang menanti di depan, dan pemikiran tentang tugas-tugas yang harus dihadapinya mulai mengganggu pikirannya.Seiring mata Armand mulai terpejam, ia merenungkan tentang hubungannya dengan Pak Budi, sopir setianya. Bagaimana kesetiaan dan perhatian Pak Budi telah memberikan kenyamanan selama perjalanan. Itu mengingatkannya bahwa di tengah hiruk-pikuk tugas dan tanggung jawab, ada juga manusia-manusia baik yang me

  • Ex Toxic   Pusing Tujuh Keliling

    Viona duduk di meja kerjanya, sambil menatap layar laptopnya dengan wajah tegang. Beberapa berita di media sosial masih membicarakan tentang peristiwa sebelumnya dan mencampuradukkan fakta dengan spekulasi. Ia melihat banyak komentar yang mencela Armand, mengaitkan dirinya dengan permasalahan yang tidak ada kaitannya sama sekali. Rasa bersalah dan prihatin muncul dalam diri Viona.Sambil menggigit bibirnya, Viona memutuskan untuk memberanikan diri dan menulis komentar di salah satu artikel yang menyinggung Armand."Maafkan saya, tetapi saya ingin mengklarifikasi bahwa Armand tidak ada kaitannya dengan masalah tersebut. Mari kita hormati privasi dan fokus pada hal-hal yang lebih positif," tulis Viona dengan hati-hati.Tak lama setelah komentarnya terkirim, beberapa komentar positif mulai muncul dari netizen yang mendukung pandangan Viona. Namun, ada juga yang tetap skeptis dan masih mempertanyakan keterlibatan Armand.***Armand duduk di meja kerjan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status