Share

19. Tamu Tak Terduga

Mendengar suara panggilan, Nadya dan Ali terenyak. Keduanya memandang satu sama lain.

“Ibu, Mas,” bisik Nadya.

Ali tersenyum. Ditatapnya lekat perempuan dalam kuasanya itu. “Inilah salah satu hal yang kubilang kita hadapi bersama.” Lalu sebuah kecupan melayang di pipi Nadya. Rindu di hatinya belum juga lunas meski perempuan itu telah berada dalam dekapannya. Dalam pelukannya.

“Nad!” panggilan itu kembali terdengar diiringi ketukan di pintu. Nadya gusar.

Sebaliknya, Ali tak bergeming. Alih-alih berhenti, dia justru menjatuhkan diri, mengangkat Nadya ke atasnya.

Nadya mengernyit. Kedua tangannya ke depan, menahan. “Tapi, itu ibu, Mas, aku harus buka,” bisiknya lagi. Kecemasan tampak jelas di wajahnya.

Seperti tak ingin mendengar apa pun, Ali memejamkan mata. Kedua tangannya bergerak seirama. Nadya mendesis.

“Mas!” Nadya menggeram pelan, berharap Ali mendengarkan. “Aku harus buka pintu!”

Ali menghentikan gerakannya. “Lalu membiarkan ibumu tahu?” tanyanya menatap lekat wanita itu.
Bintu Ikhwani

Bijaklah dalam membaca cerita .... Cerita ini bukan untuk ditiru.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status