Share

28. Keputusasaan

Nadya menoleh ke samping saat menyadari Ali menggedor pintu mobil, berupaya membuka dari luar.

Sopir taksi memandang Nadya, mencari kejelasan. Kemudian menyalakan mesin mobil setelah mendengar Nadya memerintahnya, “Jalan, Pak!”

Nadya tahu Ali pasti akan mengejar tapi tidak untuk sekarang. Dia butuh menenangkan diri agar bisa berpikir jernih tentang tindakan apa yang akan dia ambil selanjutnya. Ada bayi, dan Nadya tak ingin orang mengira anak dalam kandungannya adalah milik Ali.

“Kemana, Mbak?” tanya sopir taksi itu.

“Antar saya ke Tegalsari, Bapak.”

“Baik.”

Nadya kembali memandang ke layar ponsel di tangan saat sekali lagi terdengar dering panjang. Kali ini bukan Ali, melainkan Pramono.

Melihat nama suaminya muncul di sana, entah bagaimana hatinya terasa hangat. Hangat karena menyadari tindakannya sudah benar.

Nadya buru-buru menggeser tombol hijau lalu terdengar sapaan dari ujung sana.

“Hai, Dek. Lagi apa?” tanya Pram dari ujung sana.

Mengabaikan sosok Ali yang tertinggal ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status