Share

30. Kebohongan Demi Kebohongan (Bag. 2)

Nadya dan Dinar saling memandang sebelum sama-sama tertuju pada Tasya di lantai.

Nadya meletakkan cangkir di meja. “Dek, Uncle kan sibuk.”

Nadya mengucapkan itu di antara ragu pandangan yang mengarah kepada sang ibu. Dia merasa, perempuan yang wajahnya berubah dingin di sofa seperti ingin melihat kredibilitasnya sebagai wanita yang dipanggil mama. Bagaimana caranya akan menjawab bocah yang belum genap lima tahun itu seakan menjadi hal penting untuk diperlihatkan demi mendapat kepercayaan lagi.

Tasya mendengkus. “Papa sibuk. Uncle sibuk. Mama sibuk,” gerutu bocah itu.

Sadar putrinya kesepian, Nadya menghela napas perlahan untuk mengurai sensasi berat di dada. Dia menduga itu akibat rasa bersalahnya pada Tasya. Lalu sebuah ide tiba-tiba muncul. Ide untuk menenangkan Tasa seperti waktu itu. Sampai Ali datang dan mengacaukan segalanya.

“Hmm ... gimana kalau kita telepon papa?” usul perempuan muda berwajah lecek di sofa tamu.

Mendengar itu, seketika Tasya menoleh. Tampak binar di mata
Bintu Ikhwani

Bukan untuk ditiru, yaa ...

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status