Share

FOTO DI DOMPET USANG SUAMIKU
FOTO DI DOMPET USANG SUAMIKU
Penulis: NawankWulan

BAB 1

"Kamu sudah menikah dengan Bian berapa lama, Mbak?" tanya salah satu perempuan yang dikenalkan Mas Bian padaku sebagai teman kuliahnya kemarin siang.

"Alhamdulillah empat tahun, Mbak. Ini buah cinta kami. Irena. Berusia tiga tahun," balasku dengan senyum tipis.

Tiga perempuan yang tak lain teman kuliah Mas Bian itu pun sama-sama ternganga. Mereka saling pandang satu sama lain, seolah tak percaya dengan apa yang kukatakan.

Aku yang tak paham dengan kekagetan mereka pun berusaha mengeja kembali ucapanku. Tak ada yang salah. Aku hanya menjawab sekenanya. Sesuai pertanyaan salah satu dari mereka.

"Siapa nama anaknya, Mbak?" tanya yang lain. Perempuan dengan gamis motif bunga itu menatapku serius.

"Irena, Mbak. Irena Prameswari," balasku lagi.

Ketiga perempuan itu semakin tak percaya. Mereka kompak geleng-geleng kepala. Lirih kudengar salah satu diantara mereka bilang, "Gila Si Bian." Entah apa maksud ucapan itu, dari sisi mana dia menyebut suamiku gila? Jelas dalam kaca mataku, dia nyaris sempurna.

"Mbak tahu siapa Irena Prameswari?" Perempuan ketiga itu menatapku dengan mata berkaca-kaca. Entah karena apa.

Aku menggeleng pelan. Kulihat ketiga perempuan di hadapanku itu menitikkan air mata. Ada duka di wajah mereka. Namun, mereka hanya terdiam. Tak ada satu pun yang melanjutkan obrolan.

"Mbak harus tahu, Irena Prameswari adalah teman sekelas kami. Memang tak terlalu akrab, sebab dia tak mudah bergaul dengan orang lain. Namun kami bisa memastikan jika dia adalah mantan kekasih Bian. Kisah cinta mereka sudah menjadi rahasia umum, bahkan dulu mereka sempat dijuluki couple goals dan pasangan teromantis sekampus."

Mataku kembali mengembun saat mengingat cerita teman-teman kuliah Mas Bian kemarin. Kata-kata mereka terus terngiang di benak. Aku benar-benar tak menyangka jika Mas Bian tega memakai nama mantan kekasihnya untuk anak pertama kami. Irena Prameswari.

Arbian Bagaskara. Laki-laki yang bapak bilang akan memberikan cinta dan bahagia untuk hidupku, akan menciptakan senyum dan tawaku, akan menyembuhkan luka-lukaku sepertinya kini dia justru menciptakan luka yang baru.

Dulu bapak begitu meyakinkanku akan sosoknya hingga aku menyetujui perjodohan itu. Bapak selalu bilang jika laki-laki itu terlahir dari keluarga Om Feri dan Tante Arina yang hangat dan penuh cinta.

Jadi, kemungkinan besar dia akan mengikuti jejak almarhum papanya yang begitu mencintai sang mama. Namun, keyakinan bapak itu sepertinya tak berlaku untuk menantunya. Dia sepertinya akan mematahkan ungkapan lama yang selalu bilang jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Kini aku sadar, jika dia diam bukan karena penuh cinta dan kasih sayang seperti ucapan mama waktu itu. Namun, diamnya kini kutahu karena mungkin dia memang tak pernah ada rasa padaku. Sakit memang, tapi sepertinya aku harus menyadari jika ada nama perempuan lain di hatinya yang membuatnya sekaku itu padaku.

Aku tahu, Mas Bian memang bukan cinta pertamaku, tapi jujur aku sempat akan menjadikannya cinta terakhir dalam hidupku. Dia adalah malaikat tak bersayap yang sudah menyelamatkan keluargaku dari pandangan meremehkan orang-orang saat gagal menikah dengan Mas Reza dan aku berniat ingin menjadi istri terbaiknya sampai menutup usia.

Mengingat semuanya membuatku semakin sakit kepala. Aku benar-benar masih shock dan tak menyangka jika cerita itu kudengar di tahun keempat pernikahanku dengannya. Selama empat tahun belakangan, cintanya padaku benar-benar tak ada cacat dan nyaris sempurna. Dia bisa menutupi kisah lalunya serapat itu sampai aku tak mengira jika dia masih mengharapkan Irenanya kembali.

Mas Bian memang tak pernah mengatakan cinta, tak pernah romantis dan jarang bicara. Namun, perhatian dan tanggungjawabnya pada keluarga kupikir cukup membuktikan bahwa dia memang mencintai dunia kecilnya. Aku dan Irena.

Aku benar-benar terbuai dengan segala cinta yang dia punya. Cinta yang pada akhirnya menyelipkan luka di sana. Membuat air mataku luruh seketika. Rasanya aku tak ingin percaya dengan cerita masa lalunya, tapi ketiga perempuan itu telah bersumpah tak ada dusta dalam ceritanya.

"Irena adalah mantan kekasih Bian, Mbak. Mereka bahkan dijuluki pasangan teromantis saat di kampus dulu. Selama ini yang kutahu dia masih begitu mengharapkan Irena kembali. Aku tak tahu jika akhirnya dia memilih Mbak Dania sebagai pasangan hidupnya. Hanya saja saya nggak habis pikir mengapa dia begitu tega memberikan nama anaknya seperti nama mantan kekasihnya."

Tiap mengingat ucapan itu, dadaku kembali terasa sesak. Rasa sakit menjalar di seluruh sendi membuatku semakin sakit hati. Apakah cinta dan kasih sayang yang dia tunjukkan padaku selama empat tahun ini hanya sebuah sandiwara belaka?

Benarkah hingga detik ini Mas Bian tak pernah bisa melupakan mantan kekasihnya dan masih terus berusaha mencari jejaknya?

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ida Darwati
kasihan ni istri duh
goodnovel comment avatar
Maha Dewi
Bagus bangett
goodnovel comment avatar
Diah Ayuu
Bagusss bangettttttttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status