Home / Romansa / FWB (Friend with Bonus) / Bab 41 - Dasar Juan Brengsek!

Share

Bab 41 - Dasar Juan Brengsek!

Author: Nanasshi
last update Last Updated: 2025-08-16 09:58:22

"Tiga hari tanpa bertemu Alysa, gue masih merasa fine-fine aja. Gue bisa menjalani keseharian tanpa uring-uringan.

Tapi ketika Giva memutuskan buat balik ke rumah ibu, tiga hari gue menjadi tiga hari yang menyebalkan.

Aneh nggak sih kalau gue bilang bahwa gue kangen Giva?"

-Juan Dirangga Moelya-

****

Tidak ada asap, kalau tidak ada api. Perkelahian keduanya jelas memiliki sebab walau entah sebabnya apa; Giva pun tak mengerti. Kejadian itu terasa cepat sekali, dimulai dari Jay yang melemparkan botol heineken dan langsung mendaratkan sebuah pukulan di pipi Juan, lantas saling berbalas, keadaan menjadi chaos, suara jerit perempuan riuh hingga akhirnya para penjaga keamanan datang dan menghentikan semuanya.

"Lo nggak ikut pulang sama Jay tadi?" tanya Juan seraya menenggak heineken. Setelah penjaga keamanan melerai perkelahian mereka, tanpa aba dan tanpa kata, Jay memilih meninggalkan club. Laki-laki itu bahkan sama sekali tak memberikan Giva kesempatan untuk menanyakan keadaannya.

Giva m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 55 - Pelakunya ... Jordy?

    Giva mengangguk dan tersenyum lagi. "Iya, ganteng." Sesaat Giva hanya menatap Juan lekat. "Dan kata ibu, kamu suamiku. Beruntung ya aku, punya suami ganteng."Maka runtuh sudah pertahanan diri Juan. Ia mendekat pada ranjang Giva dan meraih tangan perempuan itu hanya untuk ia kecup dengan mata yang riuh basah. Juan tergugu dengan mengecup tangan Giva.Lama.Juan menangis dengan tangan Giva dalam genggamannya lama."Maafin aku ya, Givinyi. Seandainya aku bisa diandalkan untuk beresin semua hal ini sejak awal, kamu nggak akan kesakitan begini. Seandainya aku bisa jagain kamu, baik dulu maupun sekarang, kamu ... kamu nggak akan pernah mengalami ini."Juan benar-benar bersedih. Hatinya remuk rasanya. Ia jadi begitu merasa tak berguna, baik sebagai teman maupun sebagai suami. Juan orang terdekat Giva tapi disaat perempuan itu mengalami banyak hal menakutkan, lagi-lagi Juan kecolongan.Ia benar-benar tak berguna."Aku nggak ingat soal yang kamu bicarain," ujar Giva pelan. Sebelah tangannya y

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 54 - Giva Hilang Ingatan

    "Katanya, setiap musibah harus diambil hikmahnya. Kalau memang begitu, gue harus merasa tabah saat tahu bahwa Giva kehilangan ingatannya. Anggap saja, gue dan dia, memulai semuanya dari awal lagi. Meskipun hati kecil nggak bisa bohong, gue sedih karena Giva lupa soal gue yang seumur hidupnya membersamai dia tumbuh."-Juan Dirangga Moelya-***Kata dokter, jenis amnesia itu beragam. Ada anterograde, infantile, retrograde, dan TGA (Transient global amnesia). Begitulah dokter menjelaskannya secara rinci satu persatu, tanpa terkecuali. Sayangnya Juan yang saat itu masuk ke ruangan dokter bersama orang tua Giva, pikirannya terlalu kacau dan penuh. Sehingga yang mampir di kepalanya hanya sedikit."Giva mengalami amnesia pasca trauma yakni kondisi dimana seseorang kehilangan ingatan akibat cedera kepala yang tergolong parah. Amnesia ini biasanya terjadi setelah pasien mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera di kepala. Dan mereka akan mengalami kehilangan kesadaran atau koma dan setela

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 53 - Kecelakaan (bagian 2)

    Pagi ini mendung. Jakarta seperti bersedih, sibuk bermuram durja. Gerimis tipis sempat turun sejak subuh, meski setelah pukul 7 pagi, hanya hawa dinginnya yang tersisa. Dari jendela kamarnya, Juan menatap kesuraman itu dengan nanar. Seorang diri sebab ibunya baru saja pamit untuk menelepon Bi Sani di rumah. Mata berpredasi, ke seluruh ruangan, pada gorden putih, vas bunga dan wangi mawar berwarna merah, pada jam di dinding, lalu berakhir pada kakinya sendiri. Berwarna putih dan tak bisa bergerak. Sebelah kakinya patah, butuh beberapa bulan untuk bisa berjalan kembali normal. Butuh terapi yang lumayan panjang, pun butuh kesabaran seluas samudera dan tetap tenang. Ia bangkit. Terduduk dengan meringis menahan sakit. Ia dipaksa untuk tak bergerak, menikmati kesendirian itu di atas ranjang rumah sakitnya. Padahal, sejak ia kembali siuman dan sepenuhnya sadar, rasanya sudah puluhan atau ratusan kali ia menanyakan kondisi Giva. Hal yang menyedihkan adalah bahwa kedua orang tuanya

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 52 - Kecelakaan (bagian 1)

    "Ketakutan terbesar lo menjadi kenyataan Givinyi. Itulah sebabnya, lo harus berbicara yang baik-baik. Meski begitu, gue tetap bersyukur. Melihat lo kembali tersenyum saja sudah menjadi anugerah. Mungkin ini saatnya gue yang harus ngejar lo ugal-ugalan, kan?" -Juan Dirangga Moelya- *** Juan tidak pernah menyangka bahwa akan tiba masa di mana memandangi wajah Giva yang terlelap itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tarikan napasnya yang teratur, bulu matanya yang lentik dan panjang, gemeletak bunyi giginya yang beradu -entah bagaimana itu bisa terjadi- juga sesekali senyum yang menguar karena dibawa oleh igauan. Kalau waktu bisa diputar pada banyak hari di belakang, Juan akan meminta agar ia bisa menyadari perasaannya pada Giva jauh lebih cepat. Karena setelah pertemuannya dengan Alysa beberapa waktu lalu, Juan akhirnya me-rewind semua kenang dirinya dan Giva. Memperhitungkan apa yang dikatakan Alysa dan menemukan di sana sebuah fakta bahwa ... Juan memang selalu mengkhawatir

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 51 - Orang Jahat Yang Mengetuk Pintu

    Hari ini, Juan mendapati hal lain yang mengejutkan. Secara ajaib, Yulio telah memutuskan berhenti dari Kita Moelya sejak dua hari lalu. Kubikelnya telah kosong, tak bersisa apa-apa di sana. Saat Juan meminta alamat Yulio dari staf-nya, Giva yang saat itu nampak terpekur dengan pikiran riuh, menahan lengan Juan kala laki-laki itu hendak bergegas. "Lo mau kemana?" tanya Giva pada Juan. Sejenak, Juan mendapati raut khawatir dari wajah Giva. Sepertinya bukan takut Juan kenapa-kenapa, melainkan sebaliknya. Ia ingat bagaimana Jordy bisa berakhir seperti sekarang. Meringkuk bagaikan mayat hidup di rumah sakit. Giva ketakutan karena teror itu, memang. Namun Giva lebih takut kalau Juannya melakukan hal yang sama lagi. "Gue cuma mau ngecek Yulio ke rumahnya." "Jangan sendiri," sergah Giva. "Gue nggak mau lo gelap mata lagi." Juan tahu ini kantor, banyak pasang mata di sana. Bisik-bisik soal Juan yang mencari Yulio juga terdengar. Mereka memang hanya menerka-nerka perihal mengapa Yulio sa

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 50 - Orang Jahat Yang Mengetuk Pintu

    "Apa yang bakal gue lakuin andai pelaku teror itu ditemukan?Apa ya? Gue pukul sampai sekarat kaya dulu gue mukul Jordy?Atau gue langsung kasih aja ke polisi dan byar mereka buat bikin iitu jadi kenyataan tanpa mengotori angan?Entahlah. Gue masih belum kepikiran."-Juan Dirangga Moelya-***Kata mereka, jangan bicara kepada orang yang sedang jatuh cinta. Terlebih meminta pendapat, nasihat dan pandangan hidup. Karena orang jatuh cinta, selain menjadi tidak objektif -lewat pendapat bahwa tai kucing saja bisa jadi rasa cokelat- pun suka tiba-tiba menjadi filsuf yang proses merenungnya sudah 1000 tahun lamanya, mengalahkan Socrates hingga Ibnu Rusyd.Begitu pula yang dialami Shina. Ia sekarang seperti kena tulah karena berteman dengan orang yang sedang jatuh cinta. Kubikelnya sebelah kiri, rambut panjang dan baru saja melepas masa lajang.Betul.Temannya, Givanya Nantika Soekma itu sedang jatuh cinta. Tentu, pada suaminya sendiri Juan Dirangga Moelya. Namun bagi mereka yang tahu kisah k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status