Terkadang, orang memang bersikap berlebihan
karena merasa dia adalah yang paling kehilangan.~Fall in love again~Aduh, stevie lupa menanyakan tentang breaking news yang tadi dibicarakan salsa. Dia selalu saja lupa menanyakan sesuatu yang sempat dia pikirkan saat sudah bersama dengan salsa. Jangankan salsa, dua juga akan lupa saat sudah keasyikan berbicara.
Tapi biasanya salsa hanya mencari alasan agar bisa bertanya tentang hal lain. Seperti saat dia menanyakan tentang kevin tadi. Stevie memang sudah hafal kebiasaan sahabatnya itu.
Stevie meletakkan tas nya dan mulai melihat beberapa laporan yang terletak di atas meja kerja nya. Mari lupakan sejenak tentang dunia gosip dan mulai bekerja untuk mengumpulkan cuan, agar dia bisa makan kue setiap hari.
Beberapa saat kemudian
Tok tok tok. Terdengar suara ketukan di pintu ruangan stevie
“Masuk” kata stevie Mempersilahkan"Vie" panggil mba irene - c
"Huffh. Mba juga maunya gitu. Tapi adik mba itu enggak mau tinggal di rumah papa, dia punya rumah sendiri sih." Ucap mba irene"Udah sejak lama juga dia tinggal sendiri. Bahkan dia enggak mau ketemu sama mba kecuali buat meeting" kata mba irene.Ada pancaran sendu dalam matanya saat menjelaskan itu pada stevieStevie hanya mengangguk perlahan."Dia pasti mandiri banget." Kata stevie"Pasti dong. Dia bukan adik kecil mba yang dulu lagi!" Jawab mba irene"Bahkan dia udah tinggi banget. Irene bisa dikira adiknya jika mereka berjalan bersama.Stevie paham. Pantasan dia hanya sering bertemu mba irene, mama dan papanya yang sekaligus direktur perusahaan tempat stevie bekerja ini.Tetapi di rumah mereka juga tidak ada foto keluarga lengkap. Makanya stevie juga belum pernah melihat wajah adik nya mba irene."Tapi bisa sekalian kan ketemu mas rio ?" kata stevie mengalihkan pembicaraan.Dia mencoba mencairkan suas
~sesampainya di mobil~"Kayaknya adik mba itu seumuran kamu deh" kata mba irene membuka pembicaraan"Iyakah mba ?"Mereka sudah sering bertemu jadi tidak ada kecanggungan diantara mereka."Iya. Udah S2 4 tahun yang lalu" kata mba ireneStevie memilih untuk mendengarkan saja."Cuman yah gitu. Disuruh sama papa buat ngurus perusahaan di Amerika" lanjutnya"Mba berdua aja sama adik mba ?" Tanya stevieTolong jangan salahkan rasa kepo nya ini. Dia hanya ingin tahu, itu saja."Iya. Berdua aja, makanya jarang ketemu, mba keseringan ikut sama mama papa, dan adik mba itu terbiasa ditinggal sendiri" jawab mba ireneStevie bisa melihat rasa sayang yang di tunjukkan mba irene saat sedang berbicara kepada nya."Mba sayang banget sama adik mba ?" tanya stevie mengutarakan pikiran nya"Kalau itu enggak perlu ditanya vie, sa
~sesampainya di mobil~"Kayaknya adik mba itu seumuran kamu deh" kata mba irene membuka pembicaraan"Iyakah mba ?"Mereka sudah sering bertemu jadi tidak ada kecanggungan diantara mereka."Iya. Udah S2 4 tahun yang lalu" kata mba ireneStevie memilih untuk mendengarkan saja."Cuman yah gitu. Disuruh sama papa buat ngurus perusahaan di Amerika" lanjutnya"Mba berdua aja sama adik mba ?" Tanya stevieTolong jangan salahkan rasa kepo nya ini. Dia hanya ingin tahu, itu saja."Iya. Berdua aja, makanya jarang ketemu, mba keseringan ikut sama mama papa, dan adik mba itu terbiasa ditinggal sendiri" jawab mba ireneStevie bisa melihat rasa sayang yang di tunjukkan mba irene saat sedang berbicara kepada nya."Mba sayang banget sama adik mba ?" tanya stevie mengutarakan pikiran nya"Kalau itu enggak perlu ditanya vie, sa
Kalau awalnya modus, seterusnya pasti akan begitu~Fall In Love Again~Tak perlu waktu lama untuk sampai ke kafe yang dimaksud, hanya sekitar 30 menit."Mba masuk duluan aja yah, enggak sabar pengen ketemu sama si curut" kata mba irene“Sekalian sama mas rio nya juga kan mba ?” tanya stevie. Dia memang suka jahil dan sering mengganggu irene seperti itu“Apaan deh” ucap mba irene“Duluan yah vie” lanjut nyaStevie mengangguk."Oke mba. Mobilnya aku parkirin dulu" kata stevieMereka kesana menggunakan mobil milik irene, dengan stevie yang menyetir. Entahlah, katanya stevie lebih mahir dalam hal menyetir.Padahal biasa saja menurutnya.5 menit kemudian stevie sudah menyusul kedalam.Saat sedang mencari keberadaan mba irene, dia tanpa sengaja ditabrak oleh seseorang. Entah lah senga
“Jangan disini, please” ucap stevie pelan.Kenapa dia harus modus sekarang ? Ya tuhan, harus ditaruh dimana wajah stevie sekarang ?. Dia bahkan modus di depan atasan nya, apa yang akan mba irene pikirkan ?"Kenapa beib ? Santai aja. Aku kan ganteng, jadi nggak malu-maluin." Jelas batara dengan percaya diri.Stevie bisa melihat Mba irene dan mas rio terlihat penasaran tentang hal yang sedang mereka bicarakan. Semoga saja mereka memang tidak mendengarnya.Stevie hanya tersenyum kikuk dan berusaha menarik tangan nya yang sedang di genggam batara.Namun itu sia-sia saja. Cowok di depan nya ini memang tidak ingin melepaskan stevie sedikitpun.Matanya menatap stevie lama, dan stevie sangat tidak suka melihat seseorang menatapnya dengan pandangan seperti itu.Apalagi jika yang memandang nya sudah stevie hafal sifatnya. Apa lagi kalau bukan modus ?“Aishh, kenapa dia suka sekali modus di depan umum ?” batin stev
“Udah vie, kesana aja. Nanti ngambek lagi itu anak” kata mba irene yang bahkan tidak perlu bersusah payah untuk menyembunyikan tawa nya.“Beib. Apa perlu aku gendong kesini ?” tanya batara dengan tatapan serius nya. Walau mereka tidak terlalu saling mengenal satu sama lain. Tapi stevie tahu bahwa batara tidak pernah main-main dengan ucapan nya. Dia selalu saja melakukan apa yang dia inginkan bahkan di depan publik.Stevie bahkan merinding saat memikirkan jika batara akan menggendong nya di tempat itu.“Iyaa” ucap stevieDia berpindah tempat duduk begitupun dengan mas rio. Tak apalah, itu akan membuat mba irene dan mas rio semakin dekat.Saat sudah duduk disana, batara malah menarik kursi yang di duduki stevie agar semakin mendekat ke arahnya.Stevie yang di perlakukan seperti itu merasa kaget dan memandang batara dengan kesal. Namun yang dipandang hanya diam saja. Batara bahkan merangkul pinggang stevie ta
enggak bisa pergi disaat kamu lagi rapuh kayak gini.~Fall in love again~Setelah kepergian irene dan rio, batara segera mengajak stevie agar pergi dari sana. Itupun dengan mobil nya.“Masuk” kata bataraStevie tidak punya pilihan lain selain pergi dengan nya.Di dalam mobilStevie masih merasa kesal namun tidak tahu harus melakukan apa. Pria di sebelahnya ini juga tidak berbicara apapun sejak tadi.Akhirnya stevie memilih untuk memainkan ponsel nya di banding diam saja sembari menatap jalanan di depan.Mba irene : “vie, tolong in mba. Ini mba di gombalin sama rio”Satu pesan yang membuat stevie tertawa terbahak-bahak saat membacanya.Stevie : “nggak papa mba. Belajar sekalian supaya terbiasa”Bahkan stevie lebih terbahak-bahak lagi saat mengirimkan jawaban nya.Mba irene : “kalau kayak gini, hati mba bisa hilang vie, dari ta
Stevie mendiamkan pria itu dan menatap lurus saja kedepan. Sesekali hanya menatap jalan di samping nya.“Beib” panggil batara. Namun stevie masih saja mendiami nyaDia merasa jalanan di depan nya itu lebih indah di banding harus menatap batara yang sedang menyetir di sebelahnya.Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah mewah entah milik siapa. Stevie hanya menatap rumah itu dengan diam.“Turun beib” kata batara yang entah sejak kapan sudah membukakan pintu mobil untuk stevie.Stevie hanya mengikuti nya tanpa bertanya apapun. Walau dia sangat lah penasaran saat ini.“Siang tuan” sapa para pekerja disana dengan ramah sambil membungkuk. Batara tidak menjawab apapun dan berlalu begitu saja. Bahkan tidak juga mengatakan apapun pada stevie.“Siang nyonya” sapa mereka pada stevieEh. Stevie bingung mendengar nya.“Panggil aja stevie. Nggak perlu formal kayak gitu” ucap