Share

Fall In Love
Fall In Love
Author: Arasya Aquanthe

1

HAPPY READING

Author Pov

"Ka, nanti Aku pulangnya sendiri ya."

Aska menghentikan kegiatan bermain pada ponsel nya saat mendengar permintaan Pacarnya.

"Kenapa?" tanya Aska dengan kerutan di kening.

"Emm--" Alfa tampak susah mencari kata-kata, percayalah kalau seandainya alasan yang diutaraan cewek ini tidak masuk akal. Jangan harap hal itu akan disetujui oleh Aska.

"Aku mau pergi sama temen aku," ucap Alfa hati-hati

"Kemana?"

"Belum tau, liat aja nanti. Boleh kan?"

"Cewek atau cowok?"

"Cowoklah. Kamu kan tau sendiri, temen aku cuma Adit doang,"

Aska tampak menimbang-nimbang, memang dia tau pasti pacarnya satu ini cuma bergaul dengan satu teman saja. Sebenarnya, Aska tidak masalah Alfa mau berteman dengan siapa saja. Selama gadis ini bisa menjaga kepercayaan yang di berikan Aska. Hanya saja mau sebagaimana pun dia percaya pada Alfa, tapi tetap saja ada sedikit rasa kawatir yang menggalir ditubuhnya.

"Emangnya kamu nggak bisa gitu pergi sama temen cewek kamu yang lain?"

"Ck, ayolah ka! Temen cewek mah banyak mukanya, males aku tu berurusan sama orang kek gitu. Boleh ya? Lagian juga aku udah lama nggak jalan sama Adit."

"Tapi kabarin aku terus. Awas lupa"

"Iya, sip." ucap Alfa sambil menganjungkan tangannya seolah hormat pada Aska. "Baik deh, jadi tambah suka," ucap Alfa sambil tersenyum.

*****

"Aduh fa, elo sebenernya mau ngajak gue kemana sih? Ya Allah, dari tadi perasaan nggak selesai-selesai." ucap Adit mengeluh.

Bagaimana Adit tidak menggeluh, Alfa dengan semena-mena memaksanya keluar dari kamar indahnya, lalu mengajaknya jalan jauh kek gini. Nyebelin banget kan punya temen seperti Alfa?.

"Apaan sih dit? Lebay banget perasaan. Baru juga keliling mall doang, elo udah banyak bacot kek kambing congkek."

"BARU LO BILANG?" teriak Adit habis kesabaran "ELO UDAH JALAN DARI JAM 19:00 TADI BEGO. DAN SEKARANG UDAH JAM 22:15 DAN ELO DENGAN TEGANYA SAMA SEKALI BELUM ADA NGASI GUE WAKTU BUAT DUDUK UNTUK SEKEDAR ISTIRAHAT!" teriak Adit menggeluarkan semua unek-uneknya.

"Bacot ah. Elo kan cowok, masa gitu aja capek,"

"Alfa sarap, elo pikir cowok bukan manusia ha? Nggak punya rasa capek? Tau ah capek ngomong sama orang yang begonya udah stadium akhir kek elo." ucap Adit lelah.

"Ya udah, dari pada elo capek-capek ngebacot mending kita keliling aja lagi. Ayok!"

Astaga, dosa apa yang telah diperbuat Adit dimasa lalu hingga dapat temen yang bangsatnya sudah over modelan Alfa gini, dia sungguh lelah, sumpah. Tapi endingnya dengan berat hati Adit hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Alfa untuk keliling mall. Entah setan apa yang merasuki gadis ini sehingga begitu tega menyiksa fisiknya tanpa ampun seperti ini.

Dan dari pada dia mati babak belur karena pacar ni cewek, lebih baik dia menurut saja. Aska bukan tipe orang yang akan memaafkan begitu saja kalau mendapati pacarnya menagis untuk alasan apapun. Sekalipun itu alasan yang paling tidak masuk akal sama sekali.

Bagi Aska, Alfa lah orang paling benar sedunia. Tidak perduli jika seandainya seluruh dunia menggatakan kalau Alfa salah, maka Aska lah satu-satunya orang yang akan mengatakan kalau itu benar. Bahkan, jika seluruh dunia berbalik arah melawan Alfa. Maka, Aska akan berpaling dari seluruh dunia untuk mencintai Alfa.

Jadi dari sini bisa kalian pikirkan, seberapa besar cinta Aska selaku ketua osis serta pentolan sekolah kepada gadis bernama Alfa? Gadis pembuat onar serta langganan guru Bk

*****

Hal yang paling menyebalkan dalam sekolah adalah kalau tiba-tiba ada ulangan mendadak. Belum lagi elo sama sekali nggak ada baca buku, dan yang tambah lebih menyebalkan lagi adalah kalau ulangan nya itu adalah pelajaran yang paling elo benci 'matematika'.

9 dari 10 siswa maupun siswi pasti membenci pelajaran ini. Bukan hanya bikin pusing, tapi juga dengan fakta kalau guru mata pelajaran matematika adalah guru yang paling di takuti di sekolah atau lebih sering disebut-sebut sebagai guru killer. Siapa lagi kalau bukan Buk Siffa.

Tapi jangan salah guys, dengan badan langsing, tinggi, putih, mulus, kulit glowing di tambah lagi kalau tu guru masih singel. Tapi dibalik itu semua bahh garangnya nih ngalahin singa yang baru lahiran.

Buk guru cantik satu ini juga salah satu juara taekwondo saat masih kuliah, jangan coba-coba kalau kalian tidak ingin merasakan bagaimana rasanya patah tulang.

"Njir banget sih, gue belum ada baca buku lagi," ucap Adit gusar. Dia melirik bangku disebrangnya, siapa lagi kalau bukan Alfa.

"Woy, malah molor lagi ni bocah. Nggak takut digantung elo?" ucap Adit sedikit keras sambil menimpuk muka Alfa dengan gulungan kertas

"Apaan sih dit, kepo banget deh."

"Ehh dasar maimunah. Elo nggak liat tu buk Siffa udah di depan," ucap Adit kesal. Alfa ini memang suka semena-mena pada dirinya, udah ditolong bukannya ngucap makasih malah nyebelin.

"ALFA ADIT NGAPAIN KALIAN BISIK-BISIK GITU?" bentak buk Siffa keras dari depan.

"Emm anu buk..."

"Anu kamu kenapa? Ngomong yang bener."

Seisi kelas pecah dengan tawa sangat mendengar ucapan buk Siffa, walau galak tapi guru satu ini juga bisa humor jadi ya takut tapi seru gitu lah.

"Bukan gitu buk, tapi..."

"Sudah diam, awas kalau kalian sekali lagi berisik. Kalian berdua ulangan dilapangan sambil hormat bendera." ucap buk Siffa tegas.

Adit langsung diam saat mendengar ancaman buk Siffa, berabe entar kalau dia dihukum ditenggah lapangan. Hilang ding imej lelaki idaman kelas XI ips 7.

Ulangan berlangsung dengan tenang, kelas XI ips 7 yang selalu berisik dan tidak dapat tenang mendadak seperti kuburan, alias sangat sunyi. Bahkan mungkin nyamuk yang terbang bisa terdengar suaranya.

Bagaimana tidak, penggawasnya buk Siffa sang juara taekwondo. Berabe entar kalau ada yang berani berisik, keluar dari kelas langsung masuk rumah sakit

"Baiklah waktu sudah habis. Jadi selesai tidak selesai silahkan di antar dan saya harap nilai kalian memuaskan semua. Jika tidak siap-siap saja mendapat hadiah istimewa dari saya." ucap buk Siffa tegas.

Seluruh siswa termasuk Alfa mengantar tugasnya ke depan. Alfa berjalan lesu sambil membawa kertas jawabannya "alamat hancur ini mah nilai gue, belajar kagak, selesai juga kagak." gumam Alfa pasrah, pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti. Guru cantik satu ini pasti tidak akan membebaskan dia kali ini.

Nasib.

*****

"Cewek elo," ucap Dimas sambil menunjuk kepintu kantin

Alfa datang dengan wajah ditekuk, berjalan lesu ke arah meja Aska dan kedua temannya Bara dan Dimas.

"Kenapa?"

"Lagi kezel!" ucap Alfa sambil meminum habis teh es milik Aska

"Ya ampun buk negara, elo haus apa rakus?" tanya Bara sambil geleng-geleng kepala.

"Aska Bara tuh," rengek Alfa manja. Bukan rahasia lagi, Alfa memang sangat manja jika dengan Aska. Apa lagi kalau suasana hatinya sedang buruk seperti sekarang ini, maka sifat manjanya akan langsung keluar.

Aska menatap Bara tajam, memerintahkan lelaki itu untuk diam dan tidak mengusik pacarnya.

"Astaga dasar cewek pms, gitu aja ngadu." ucap Bara pelan

"ASKA!" rengek Alfa sambil mengoyang-goyangkan lengan Aska.

Nah jika Alfa sudah dalam mode manja dan sangat sensitif pasti suasana hatinya sangat-sangat sedang tidak bagus. Pasti ada sesuatu yang mengusik gadis ini, dan sebentar lagi pasti...

"Hiks hiks hiks." Alfa menagis sambil membenamkan kepalanya pada dada Aska. Bara yang melihat itu langsung melotot kaget

"Astaga ka sumpah bukan gue. Dia nagis sendiri tuh." ucap Bara langsung, takut kalau tiba-tiba entar wajah mulusnya babak belur dibantai Aska, karena membuat kekasihnya menagis.

"Mampus elo, cari masalah lagi," ucap Dimas dan tertawa ngakak melihat Bara yang tampak ketakutan.

"Nyebelin banget sih elo jadi temen, bantuin elah. Napa lagi ni bocah nangis. Gue nggak ada ngapa-ngapain perasaan."

Celotehan Bara dan Dimas lah yang dari tadi tidak berhenti, tentu saja hal itu membuat Aska jenggah.

"Diem!"

Seketika Bara dan Dimas langsung tutup mulut mendengar ucapan Aska, bisa mati di bantai mereka kalau ngelawan.

Aska memfokuskan pandangannya pada Alfa, mengelus rambut Alfa pelan. Badan Alfa bergetar menandakan jika gadis ini benar-benar serius menagis.

"Hey kenapa?"tanya Aska pelan.

"Alfa."

Alfa masih saya membenamkan wajahnya di dada Aska, sama sekali tidak ada niatan untuk menyudahi itu dalam waktu singkat. Entah apa yang terjadi sampai gadis ini menagis seperti itu, pasti ada sesuatu yang membuat gadis ini sedih.

Pacarnya satu ini bukan jenis gadis yang akan menagis begitu saja kalau masalahnya tidak terlalu besar. Aska tentu saja kawatir kalau Alfa sampai menagis seperti ini.

Sebenarnya ada apa?

Hola hola selamat datang di cerita baru

kasi comen and saran dong makasih

See you next time

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status