Share

Bab 22

Mahira menoleh cepat ke arah pintu yang terbuka. Saat menemukan bahwa yang datang adalah Alex, air muka perempuan itu langsung berubah. Semakin keruh.

Ini hari kelima. Dan Mahira masih belum melihat Riga. Si bajingan itu menghilang sejak Mahira di rumah sakit.

"Bisakah tidak tunjukkan wajah sedih itu? Kau membuatku makin tak berdaya, Sayang." Alex menaruh buah-buahan yang dibawa ke atas meja.

Mahira tak menjawab. Perempuan itu menunduk, menatapi jemarinya sendiri. Ia merutuki diri.

Kenapa harus bersedih?

Mahira juga tidak tahu. Saat terbangun dan mendapat berita dari Alex soal janinnya yang tak bisa terselamatkan, Mahira merasa ingin sekali menangis. Perempuan itu merasa bersalah dan kehilangan.

Walau hadirnya janin itu lewat jalan yang tak pernah Mahira inginkan. Meski masa depan janin itu juga masih abu-abu. Namun, kehilangan ini sungguh melukai hati Mahira.

Namun, Mahira tak bisa menangis sejak ia tersadar. Karena kebingungan. Tak ada Riga di sana. Di hari pertama, bahkan sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status