Share

Bab 23

Membuang napas kasar, Mahira menyungging ranselnya di bahu. Perempuan itu mulai melangkah. Namun, langkah itu seketika terhenti saat tiba-tiba saja tanah pijakan Mahira dihujani peluru.

Terkejut, panik, tetapi Mahira hanya bisa mematung dengan mata tertutup. Napasnya menderu, tubuh perempuan itu gemetar hebat. Mahira menangis membayangkan kakinya akan segera putus akibat tembakan peluru-peluru itu.

Tembakan-tembakan itu akhirnya berhenti. Mahira sesenggukkan ketika membuka mata untuk memeriksa kakinya. Tangisnya pecah saat mendapati kedua kaki masih utuh.

Usai mengusapi kedua kaki, Mahira mendongak. Ia menengok ke arah belakang, ke arah datangnya peluru-peluru tadi. Lalu, tangisnya terjeda untuk beberapa saat.

Pikir Mahira, yang melakukan hal kejam ini adalah penjahat yang masih mengincar dirinya. Namun, dugaan itu salah. Yang menembaki Mahira adalah Riga.

Saat mata mereka bertemu, sama seperti ketika pertama kali pria itu menembak lengannya, Riga tampak luar biasa santai. Tak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status