Angela’s VOP
Aku sedang duduk di kursi di belakang meja kerjaku dengan rasa penasaran memenuhi pikiranku. Aku terus bertanya pada diriku mengapa mantel bosku bisa ada padaku.
Pagi tadi saat aku mengembalikan mantel bosku kepada Carson, aku bertanya tentang hal ini kepadanya. Dia tidak mengatakan apapun dan hanya mencoba tersenyum kepadaku. Aku semakin merasa penasaran melihat kesedihan di matanya.
Aku menoleh ke pintu ruang kerja bosku saat itu terbuka dan aku melihat Carson berjalan keluar dari dalam ruangan dan berdiri di dekatku. “Angela, Vincent ingin bertemu denganmu sekarang,” katanya sambil menatap mataku.Aku terdiam dengan jantung berdebar ketakutan. Aku takut dan aku tidak mau bertemu dengan bosku, tetapi aku tidak berani melawan perintahnya dan hanya bisa patuh.
Aku lalu mengangguk kepada Carson dan memaksa diriku untuk berdiri dari kursiku. Aku berjalan ke ruang kerja bosku dan mengetuk pintu.“Masuk,” kata bosku.Aku
Aku menenangkan diri setelah berada di ruang perpustakaan. Aku akan bersembunyi di sini sampai pesta selesai. Bosku sangat marah kepadaku. Aku tidak boleh membiarkan dia melihatku bersama dengan Stefan lagi.Aku melihat ke sekeliling ruangan. Aku sangat merindukan ruangan ini. Ketika aku tinggal di sini, setiap malam aku selalu datang ke ruangan ini untuk membaca buku sebelum aku tidur. Aku melangkahkan kakiku dan berdiri di depan rak buku. Pintu ruangan tiba-tiba terbuka saat aku hendak mengambil buku. Aku berbalik. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat mataku melihat bosku masuk kedalam ruangan dan mengunci pintu. Aku menatapnya ketakutan dengan mulut tertutup rapat saat dia berjalan mendekat dan berdiri di depanku. Dia menyelipkan tangannya di belakang leherku dan mencengkram wajahku dengan matanya yang marah tertuju ke mataku.“Kamu benar-benar seorang pelacur! Kamu membiarkan pria itu menyentuhmu dengan mudahnya. Aku akan menghukummu dengan
Dua minggu telah berlalu sejak hari itu. Aku sudah berhenti dari pekerjaanku dan sekarang aku bekerja di galeri milik Stefan. Stefan sangat baik kepadaku. Dia memberiku tempat tinggal, pekerjaan, dan dia juga membelikan aku banyak pakaian. Dia sangat memperhatikanku dan memperlakukanku dengan begitu lembut. Dia selalu membuatku tertawa dengan leluconnya. Aku merasa sangat bahagia dan aman bersamanya. Aku terus berusaha untuk melupakan bosku, tapi aku tidak bisa. Aku menangis diam-diam setiap malam di tempat tidurku, memikirkan dia. Aku membenci diriku karena aku tidak bisa membencinya setelah semua hal buruk yang telah dia lakukan padaku. Jika aku tahu bahwa cinta bisa membuat hati seseorang sangat menderita, maka aku tidak akan pernah ingin jatuh cinta untuk selamanya.******Aku sekarang sedang duduk sendirian di kursi di belakang meja resepsionis. Stefan sedang keluar untuk makan siang dengan teman lamanya dan rekan kerjaku sedang membeli mak
Aku sedang duduk di kursi di belakang meja resepsionis. Aku tidak bisa tidur semalam. Aku ketakutan memikirkan apa yang akan dilakukan bosku kepadaku. Aku memutuskan untuk menceritakan tentang bosku kepada Stefan saat kami makan malam malam ini.Aku melihat ke jam, sekarang sudah hampir pukul 9 pagi. Aku bertanya-tanya mengapa Beth terlambat bekerja hari ini. Aku lalu melihat Stefan sedang berjalan ke arahku dari ruang kerjanya dengan tergesa-gesa. Aku segera berdiri dari tempat dudukku dan menghampirinya. “Stefan, ada apa? Kenapa kamu terlihat panik?” tanyaku dengan khawatir.“Aku baru saja mendapat telepon. Ibuku, dia ada di rumah sakit sekarang.” Aku terkejut mendengar apa yang dia katakan. “Ya Tuhan! Apakah ibumu baik-baik saja?”“Aku tidak tahu. Aku akan pergi ke sana sekarang.” “Aku ikut denganmu.” Dia menjawabku dengan anggukan. Kami segera keluar dari galeri dan pergi ke rumah sakit dengan mobilnya.******
Bosku dan aku sekarang sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju ke mansionnya. Kami berdua terdiam dalam keheningan. Aku terus melihat ke luar jendela kaca mobil. Air mata mengalir di pipiku dengan hatiku yang menangis sedih. Aku menyeka air mataku, berusaha berhenti menangis saat mobil memasuki pintu gerbang mansion dan parkir di depan pintu utama. Bosku dan aku kemudian turun dari mobil. Aku terkejut ketika mataku melihat mantan manajerku, Linda Blonde, sedang berdiri di samping kepala pelayan di dekat pintu.Mereka berdua tersenyum dan membungkuk dengan sopan kepada bosku saat kami berdiri di hadapan mereka.Linda kemudian mengalihkan pandangannya, menatap lurus ke mataku. “Angela, Senang bertemu denganmu lagi,” katanya sambil tersenyum jahat. Aku menatapnya dalam diam. Aku bertanya-tanya mengapa dia ada di sini. Bosku menoleh kepadaku, menatap mataku. “Mulai sekarang kamu akan bekerja sebagai pembantuku dan Linda akan men
Vincent sekarang sedang berada di ruang kerjanya di dalam mansion. Dia sedang duduk di kursi di belakang meja sambil mengepalkan telapak tangannya dalam kemarahan.Seseorang kemudian mengetuk pintu. "Masuk!” kata Vincent. Linda berjalan masuk ke dalam ruangan ketika pintu itu terbuka dan berdiri di depan mejanya. “Selamat pagi Pak. Apakah anda sedang mencari saya?” tanyanya dengan sopan. “Sudah kubilang jangan pernah menyakitinya! Beraninya kau menamparnya!” Vincent berteriak menatap wajah Linda sambil memukul meja.“Saya... saya minta maaf. Saya berjanji tidak akan melakukan itu lagi,” kata Linda, ketakutan.Vincent menatap matanya dengan amarah. “Tampar wajahmu seperti yang kau lakukan padanya,” katanya dengan suara berat. Linda terdiam dengan wajah pucatnya.“Lakukan sekarang! Atau aku yang akan menamparmu!” Linda memejamkan matanya dengan ketakutan saat Vincent membentaknya. Dia lalu menampar pipinya dengan keras sambil
Aku sedang duduk di kursi di dalam dapur. Sekarang sudah hampir jam 12 siang. Aku terus memikirkan tentang kejadian semalam. Aku sangat khawatir dengan bosku. Aku ingin menenami dia bersama dengan Carson di kamarnya tetapi Carson melarangku untuk melakukan itu. Dia menyuruhku untuk kembali ke kamarku setelah dia membalut luka di tangan bosku.Aku yakin bosku dan Carson sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku juga yakin kalau bosku berbohong kepadaku tentang Amanda. Bosku mengatakan kepadaku bahwa Amanda akan tinggal bersama dengannya, tetapi aku belum pernah melihatnya semenjak aku berada di tempat ini. Aku segera berdiri dari kursi. Aku ingin bertemu dengan bosku dan menanyakan semua ini padanya. Langkah kakiku terhenti saat Linda dan Mia masuk ke dalam ruangan dan berdiri menghadangku. Mia adalah seorang pelayan yang bekerja di sini.“Angela, kamu pergi bersamanya sekarang! Belikan makanan untukku,” kata Linda sambil menatap mataku.Aku t
Air mata terus mengalir di pipiku. Jantungku berdetak dengan cepat. Tubuhku gemetar, tangan dan kakiku terasa dingin. Ketakutan dan kesedihan memenuhi pikiranku. Aku sangat mengkhawatirkan bosku. Aku tidak bisa berpikir, aku hanya bisa menangis. Carson, yang sedang duduk di kursi di sebelahku, terus menatap ke ruang gawat darurat di depan kami dengan matanya yang penuh dengan air mata. Aku bisa merasakan kalau dia merasakan apa yang aku rasakan sekarang.Kami segera berdiri ketika pintu ruangan itu terbuka dan seorang dokter dengan perawat keluar dari dalam ruangan.“Dokter, bagaimana keadaannya? Tolong katakan padaku kalau dia baik-baik saja,” kataku dengan panik sambil memegang lengannya. “Kami telah melakukan apa yang bisa kami lakukan. Dia mengalami gegar otak di kepalanya. Dia dalam keadaan koma sekarang. Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu sampai dia tersadar,” kata dokter dengan prihatin. Dia dan perawat itu kemudian berjalan pergi, meni
Angela’s POV Sekarang sudah hampir jam 3 pagi. Aku tidak bisa tidur sama sekali. Tubuhku di sini, tetapi pikiranku ada pada bosku. Aku menyeka air mata di pipiku dan bangun dari tempat tidur. Aku ingin kembali ke bosku dan bersamanya di sisinya. ******Ketika aku membuka pintu ruangan kamar bosku, aku melihat Carson sedang tertidur di sofa. Bosku masih terbaring di ranjang dengan matanya tertutup.Carson tampak terkejut saat dia membuka matanya melihatku. Dia segera bangkit dari sofa dan berjalan mendekat dan berdiri di depanku. “Angela? Kenapa kamu di sini? Kamu seharusnya sedang beristirahat sekarang,” katanya dalam bisikan. “Aku tidak bisa tidur. Aku ingin berada di sini bersamanya,” jawabku.Dia memegang lenganku dan berkata, “Ayo kita bicara di luar.” Aku mengangguk padanya. Kami kemudian berjalan keluar ruangan dan duduk di kursi yang jauh dari ruangan itu. Carson menatapku dengan matanya yang sed