Share

Bab 4. Kedatangan Selly

Retno sedang menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya. Tak adanya Amira di rumah itu, membuat Retno sedikit kerepotan dalam mengurus rumah. Padahal baru satu malam Amira pergi dari rumah itu. Namun, ia menikmatinya karena kepergian Amira adalah keinginannya. Toh nanti, ia bisa meminta Radit untuk menyewa pembantu.

Radit keluar dari kamarnya, ia baru saja selesai mandi dan bergegas menuju meja makan. Tak lama, Rania pun keluar dari kamarnya dan bersiap untuk sarapan.

"Pagi, Bang," sapa Rania, sembari menjatuhkan bobot tubuhnya pada kursi di samping Radit.

Radit hanya tersenyum menanggapi sapaan adiknya tersebut. 

"Hari ini, apa rencanamu, Dit?" tanya Retno sembari mengambilkan nasi untuk Radit.

"Radit mau mengurus perceraian, Bu," jawab Radit, ia menerima piring yang sudah berisi nasi yang diambilkan Retno.

"Bagus, Bang. Lebih cepat lebih baik," timpal Rania.

"Iya Ran." Radit berucap datar.

"Kira-kira kemana ya, perginya perempuan lacur itu?" tanya Rania sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Paling ke tempat salah satu selingkuhannya, Ran. Tapi, lebih baik tak usah dipikirkan, biarkan saja." Retno menjawab pertanyaan Rania.

"Amira di tempat Yudha." Radit berucap seketika.

"Uhuk uhuk!" Rania tersedak setelah mendengar ucapan Radit. "Yudha?" tanya Rania.

"Iya, Yudha teman kuliah Abang, yang dulu sering membantu tugas prakarya sekolahmu, waktu kamu es-em-a," jawab Radit.

Seketika ada binar bahagia di wajah Rania setelah mendengar nama Yudha. Dulu, Rania sangat menyukai Yudha, bisa dibilang Yudha adalah cinta pertama bagi Rania yang usianya masih remaja. Namun, karena merasa malu, Rania tak pernah mengatakan apa pun pada Yudha. Ia hanya sering meminta tolong pada Yudha untuk membantu mengerjakan tugas prakarya sekolah agar bisa berdekatan dengan teman Abangnya tersebut.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Retno penasaran.

"Tadi Yudha telepon. Dia memberi tahu, jika Amira berada di rumahnya. Aku gak nyangka aja, jika Amira akan ke sana. Mungkin selama ini, ia masih berhubungan dengan Yudha di belakangku," jelas Radit.

"Huh! Dasar ya, emang Amira tuh, perempuan gatel!" gerutu Rania, ia sangat kesal mengetahui Amira berada di rumah Yudha, meskipun ada rasa senang karena setelah sekian lama, ia kembali mengetahui kabar Yudha.

"Baguslah, kau akhirnya tahu yang sebenarnya. Memang, istrimu itu perempuan gak bener. Asal usulnya aja, gak jelas," timpal Retno.

Radit tak menanggapi, ia kembali fokus pada makanannya. 

Tak lama bel rumah berbunyi, Retno gegas beranjak dan membukakan pintu utama rumahnya.

"Tante Retno, ya ampun, Selly kangen," sapa seorang perempuan yang langsung memeluk Retno seketika.

"Selly?" Retno membalas pelukan Selly, ia merasa sangat senang kedatangan mantan pacar Radit tersebut.

"Ayo masuk. Radit ada di dalam, kami sedang sarapan. Kamu sekalian sarapan juga ya, Tante masak enak pagi ini," ajak Retno pada Selly.

Selly mengangguk lalu tersenyum, binar bahagia terpancar jelas dari raut wajahnya. Sebenarnya Selly sering ke rumah ini untuk bertemu dengan Radit, tetapi Radit selalu sibuk bekerja dan sering keluar kota. Ia hanya bertemu dengan Retno dan Rania serta Amira yang sibuk mengurus bayi. Jikalau pun saat Radit di rumah, waktunya sering dihabiskan bersama Amira dan mengabaikan keberadaan Selly. Hal itu, membuat Selly merasa cemburu pada Amira. Namun, kali ini, Selly diberi kabar oleh Retno tentang kejadian yang menimpa Amira semalam. Dengan semangat, Selly gegas ke rumah Retno untuk kembali mendekati Radit.

Sesampainya di meja makan, Retno mempersilahkan Selly untuk duduk tepat berhadapan dengan Radit. Terlihat Radit dan Rania sedang menikmati sarapannya.

"Kak Selly, sarapan Kak. Lama banget baru main ke rumah, sibuk ya?" Rania langsung menyapa Selly dan bertanya padanya.

"Iya, Ran. Kakak sibuk banyak urusan di kantor. Maka dari itu, Kakak baru sempat ke sini," jawab Selly, ia melirik Radit yang terlihat cuek dengan keberadaannya.

"Sudah, makan dulu. Nanti ngobrol lagi," ucap Retno sembari mengambilkan nasi untuk Selly.

Selly menatap Radit yang sama sekali tak menoleh padanya. Ia pun memberanikan diri untuk menyapa Radit.

"Hai Dit, apa kabar?" tanya Selly.

"Baik." Radit menjawab tanpa menoleh pada Selly, hal itu membuat Selly merasa canggung.

"Aku turut prihatin ya, Dit. Atas kejadian yang menimpamu dan Amira. Aku sama sekali tak menyangka jika Amira tega berbuat seperti itu," ujar Selly berusaha mencari simpati Radit.

Radit tak menjawab, ia tetap asik menikmati sarapannya.

"Kak Selly tahu tidak, Amira itu sekarang berada di rumah Kak Yudha," timpal Rania saat dilihatnya Radit tak merespon perkataan Selly.

"Yudha?" Selly memicingkan matanya.

"Iya, ternyata Amira masih berhubungan dengan Kak Yudha di belakang Bang Radit, ih bener- bener wanita gatel. Untunglah Abangku sadar, hari ini juga Bang Radit akan mengurus perceraiannya dengan Amira, ya kan' Bang?" Rania mencolek lengan Radit.

"Ih Kakak beneran gak nyangka, dulu kan, Yudha saingan berat Abangmu, Ran," ucap Selly.

"Iya Kak. Gara-gara itu, hubungan Kak Yudha dan Bang Radit jadi retak. Ternyata selama ini, Bang Radit salah menilai perempuan. Kelihatannya alim, tetapi ternyata seorang pezin*, wanita murahan. Gemilang juga, bisa jadi bukan anak Bang Radit," ujar Rania.

"Jadi, Gemilang bukan anak Radit?" tanya Selly penasaran.

Rania hanya mengendikkan bahunya. Sementara, Radit langsung menghentikan sarapannya, ia malah melengos pergi beranjak dari ruang makan langsung masuk ke kamar. Hal itu membuat Rania dan Retno merasa tak enak pada Selly, sepertinya Radit tak suka dengan kehadiran Selly.

"Kamu jangan ambil hati sikap Radit, ya Sell? Dia memang begitu, tetapi nanti juga pasti dia akan berubah," ucap Retno pada Selly.

"Gak papa kok Tan, mungkin Radit masih belum menerima kenyataan," kata Selly tenang, meskipun ada nyeri di hatinya dengan sikap Radit padanya.

Mereka kembali melanjutkan sarapan sambil sesekali bergosip mengenai hubungan Radit dan Amira. Ada rasa bahagia di hati Selly, setelah tahu hal yang menimpa Amira. Kesempatannya untuk mendapatkan Radit, kembali terbuka untuknya.

Radit menatap foto pernikahannya dengan Amira di ponselnya, begitupun dengan foto-foto dan video lucu Gemilang yang sudah mulai belajar merangkak. Rasa nyeri di hatinya semakin sakit, Radit sangat menyayangi Gemilang. Namun, ia meragukan darah dagingnya tersebut.

Bulir bening mengalir dari kedua netra Radit. Sebagai lelaki, ia begitu rapuh jika urusan perasaan, apalagi pengkhianatan yang dilakukan Amira sudah di luar batas menurutnya.

Radit bersiap-siap, ia mencari berkas-berkas yang dibutuhkan untuk urusan perceraiannya dengan Amira. Meskipun merasa berat, tetapi ia akan lebih sakit jika harus bersama Amira yang tubuhnya sudah dijamah lelaki lain selain dirinya. Radit tak bisa menerima itu semua. Maka dari itu, perpisahan adalah jalan terbaik menurutnya.

"Dit, mau kemana?"tanya Retno, saat dilihatnya Radit sudah rapi dan tengah bersiap pergi.

"Radit kan udah bilang, Bu. Radit mau urus perceraian," jawab Radit sembari memakai sepatu.

"Dit, bareng gue aja. Gue punya kenalan pengacara yang bisa bantu lo," tawar Selly, ia sedang duduk di ruang tamu bersama Retno. Sementara Rania sudah berangkat kuliah.

Radit tak menanggapi tawaran Selly. Ia sama sekali tak menganggap kehadiran Selly, baginya Selly dan Amira tak beda jauh karena sama-sama telah mengkhianatinya.

"Dit, ada baiknya kamu terima tawaran Selly. Kasihan dia, daritadi kamu cuekin terus. Apa salahnya kamu terima niat baik dia," ujar Retno.

" Gak, Bu. Makasih, Radit bisa sendiri," jawab Radit. Ia lalu memakai helm dan segera menaiki kuda besi miliknya, meninggalkan Retno dan Selly yang tak berhenti menatapnya sampai tak terlihat di ujung jalan.

"Radit belum bisa maafin Selly ternyata, Tan. Padahal Selly sudah berubah," ucap Selly sedih 

"Radit memang seperti itu, kamu yang sabar ya. Tante pasti akan bantu kamu supaya kembali lagi dengan Radit. Kamu lihat sendiri kan, rencana kita satu persatu mulai terlihat hasilnya?"

"Sebenarnya Selly lelah mengharapkan Radit lagi, Tan. Namun, Selly masih sangat mencintai Radit. Selly tak mau menikah selain dengan Radit, Tan." Selly merasa sedikit putus asa.

"Kamu tenang saja, pasti kamu bakalan nikah sama Radit. Sekarang, setidaknya Amira sudah tak di sisi Radit lagi. Nanti kita cari cara selanjutnya, ya." Retno mengukir senyuman di wajahnya untuk Selly agar wanita tersebut tetap mengharapkan Radit.

Selly mengangguk tenang, dukungan dari Retno dan Rania cukup membuatnya merasa optimis bisa mendapatkan Radit kembali. Radit, lelaki yang pernah disakiti olehnya dahulu, tetapi ia sadar cintanya begitu besar untuk Radit. Saat itu, ia hanya bosan dan jenuh dengan hubungan yang terlalu monoton dengan Radit sehingga ia selingkuh dengan lelaki lain. Namun, saat melihat Radit dan Amira bersama, Selly mulai sadar ia tak bisa kehilangan Radit.

Saat sadar, semua sudah terlambat. Radit pun menikah dengan Amira. Kesempatan untuknya kembali dengan Radit tertutup, tetapi Retno dan Rania selalu berusaha membuka kesempatan itu dengan membantunya merusak hubungan Radit dan Amira.

Sekarang, kesempatan itu terbuka lebar untuknya. Selly tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia akan berusaha membuat Radit kembali padanya.

***

Bersambung....

Jangan lupa follow, like dan komen ya...🥰🥰

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status